03 : Be Together

136 28 3
                                    

Joss mendribble bola basket lalu dia melompat setelah berhasil mengelak dari Ai, namun sayang... bukan Aiyaret namanya jika dia tidak bisa menggagalkan Slam dunk dari lawannya.

Joss mendengus kesal karena dia tidak jadi mencetak angka. Hari ini seperti biasa, club' basket kembali berlatih. Apalagi sebentar lagi ada pertandingan, auto rajin mereka latihan. Sebab mereka ingin mempertahankan juara bertahan mereka.

Sebenarnya hari ini Joss tidak kuliah, dia datang ke campus real hanya untuk mengikuti latihan sekalian menjemput Krit, kekasihnya.

"Yuk bisa yuukkk!" Seru Bright selaku anggota team Joss, mereka sudah tertinggal 3 angka dari team Ai. Ini hanya latihan biasa namun menjadi tidak biasa karena ada taruhannya. Yang kalah harus memakai pakaian sailor moon.

"Kak... Semangat!" Seru Pin berhasil membuat Joss terlonjak kaget ketika dia pikir pria manis itu kekasihnya sehingga bola yang ada di tangannya berhasil Pawat rebut tanpa usaha.

"Fokus Joss!" Max mengingatkan Joss sembari menepuk pundaknya.

"Jika sampai aku pakai kostum sailor moon gara-gara kamu, habis kamu..." Rutuk Max tidak bisa dia bayangkan dia beserta anggota team lainnya memakai kostum sailor moon. Fix, pasti horor!

"Cerewet ah!" Joss menanggapi setelah yakin kalau pria manis yang menyemangati Ai itu bukan kekasihnya melainkan kembaran kekasihnya.

Tiga menit kemudian...

"Fighting kak!" Seru Pin lagi pada Ai seorang, senyum indah dan semangatnya tuk Ai tidak pernah memudar dan itu tak pernah luput dari penglihatan Ping. Sudah sedari tadi dua orang ini memperhatikan Pin. Pin berdiri dibangku penonton paling depan. Sendiri. Dia bela-belain datang kesini walaupun jarak antara fakultasnya dengan lapangan basket cukup jauh.

Pin yang pada dasarnya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, bodoh amat dengan tatapan orang-orang pada dirinya. Dia anak orang kaya raya, sehingga orang-orang segan mendekatinya apalagi mengganggunya. Ditambah kembarannya yang dimata orang-orang bagaikan gunung es mematikan.

Bisa dihitung dengan jari orang yang berteman dengan Pin, kalau Krit nyaris tidak ada. Dan suatu keajaiban Joss bisa mendekati Krit.

Ai hanya tersenyum pada Pin dan senyumannya semakin mempesona kala dia melirik Ping. Sementara itu Joss, "Sialan!" Dia mengumpat kasar lantas dia minta time out guna membasahi kepalanya yang terasa panas.

Walaupun pria di luar lapangan itu bukan Krit, tapi tetap saja dia gagal fokus. Terlebih dia tahu pria yang kekasihnya sukai itu Ai. Namun Joss pura-pura tidak tahu. Pada intinya Joss gerah dengan Ai yang bisa menaklukkan hati si kembar.

Pin segera menghampiri Ai supaya dia bisa memberikan Ai air minum.

"Terima kasih!" Betapa lembutnya ucapan Ai kepada Ping, Pin bukannya kalah cepat hanya saja Ai mengabaikan Pin dan memilih Ping.

Tangan Pin bergerak lemah apalagi tatapannya pada Ai yang sedang bercanda kecil dengan Ping. Namun bukan Pin namanya jika dia menyerah.

"Kakak kenapa mengabaikan adek?" Ujar Pin selalu manja kepada Ai seraya menyeka keringat Ai dengan tisu tanpa permisi. Dan itu berhasil menarik atensi Ai dan Ping pada dia.

Ai tersenyum ramah sembari menahan tangan Pin, dia takut Ping cemburu.

"Abang bukannya mengabaikan adek, cuman Abang gak melihat adek..."

"Masak gak lihat, perasaan tubuh adek gak terlalu kecil... Kecilan dia malah!" Terang Pin sembari menunjuk Ping, dia tidak kenal tapi Ping tahu tentang Pin. Ai sering cerita tentang si kembar yang sangat dia sayangi namun hanya sebatas kasih sayang saudara, tidak lebih tidak kurang dan tidak cukup.

2MoonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang