09 : Falling In Love

212 25 5
                                    

"Kamu tidak pulang?" Dia merindukan cucunya.

"Maaf kek, teman-teman ku sudah membuat acara untukku. Tapi libur semester nanti aku pulang." Jelas Joss pada pria tua yang sudah lama tidak dia jumpai.

"Lamanya, Minggu depan gimana? Nanti kakek kirim bawahan kakek untuk menjemputmu."

Joss berpikir seraya menghentakkan jari telunjuknya pada pagar balkon kamarnya, dia berdiri di balkon sembari melihat langit malam.

"Pulanglah, kakek ingin melihatmu." Katanya lagi kini sudah semakin tua dan lemah tubuhnya.

"Baiklah. Tapi apa aku boleh membawa pacarku?"

"Kamu hobi main perempuan juga seperti papamu?" Dia khawatir cucunya seperti putra semata wayangnya.

"Tidak. Pacarku hanya satu kek. Tapi..." Joss menjeda perkataannya. Dia takut jantung kakeknya kenapa-kenapa pada saat dia berkata pacarnya itu bukan wanita melainkan pria.

"Tapi apa?" Penasaran dia dengan kelanjutan kalimat Joss yang menggantung.

"Tidak ada kek. Tapi aku bolehkan membawa pacarku? Aku ingin memperkenalkan dia pada kakek." Sepertinya dia memilih bicara secara langsung ketimbang melalui handphone.

"Apa kamu mau serius dengan dia sehingga kamu mau memperkenalkan dia pada kakek?" Dia senang cucunya punya pacar sehingga jika suatu hari dia meninggal cucunya tidak akan kesepian.

"Iya."

"Baiklah."

"Terima kasih banyak kakek..."

"Tidak masalah, lalu selamat ulang tahun cucu kesayangan ku!" Ucap dia membuat Joss tertawa.

"Belum kakek, ini masih jam 9 malam. Tanggalnya belum berganti." Tanggap Joss bahagia karena kakeknya selalu ingat dengan ulang tahunnya.

"Sengaja kakek katakan cepat supaya kamu tidak marah-marah ketika kakek mengucapkannya dini hari." Tahun kemarin Joss marah-marah, dia senang tapi dia tidak suka kakeknya berjaga semalam hanya untuk menunggu tanggal berganti.

"Hehehe, aku sayang kakek."

"Kadomu jemput sendiri, kakek tidak akan mengirimkannya." Dia senang kata sayang terlontar dari cucunya.

"Iya. Selamat malam kakek. Tidur yang nyenyak!" Setelahnya Joss menghubungi kekasihnya. Masuk tapi tidak diangkat. "Mungkin dia sudah tidur." Gumam Joss positif thinking lantas dia masukkan ponselnya kedalam kantong, dia tatap langit malam. "Semoga besok menjadi awal yang indah!" Monolognya tersenyum. Pribadinya kuat, pantang menyerah dan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Sekali cinta maka akan setia.

⏩⏩

Tok tok tok, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dia raih ponselnya tuk melihat jam berapa sekarang.

11:57 pm.

Terdengar helaan nafas, dia pikir Bright dan kawan-kawan datang bersama penghuni asrama lainnya tuk mengucapkan selamat ulang tahun pada dia.

Sembari bangun dari tempat tidurnya, dia cek pesan yang masuk. Siapa tahu kekasihnya mengirimkan pesan singkat, voice mail atau apapun itu.

Joss tersenyum getir.

Tok tok...

"Iya, sebentar!" Seru Joss terdengar serak khas orang bangun tidur. Dia berjalan dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna.

"Hoamh..." Joss menguap ketika membuka kunci pintu seraya mengusap-usap perutnya.

11:59 pm.

Cklekh.
Suara pintu terbuka.
Mata Joss mengerjap-ngerjap melihat Krit yang menatap fokus jam di pergelangan tangannya. Sepertinya Krit sedang menghitung waktu sembari memegang kue ulang tahun kecil dengan lilin yang menyala.

2MoonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang