Bel pulang sudah berbunyi, Shena segera membereskan barang-barangnya. Dan ingin segera pulang.
"Shen, nanti malam gue nginap di rumah Lo ya," pinta Silvia.
"Loh, kenapa?"
"Gue ada masalah dikit, oke see you."
Shena hanya mengangguk pasrah. Walaupun dia tidak tahu Silvia ada masalah apa, toh Shena juga selalu kesepian jika di rumah sendirian.
Shena berjalan santai ke arah parkiran, dan menemukan Kaisar disana yang sudah duduk manis di motornya bersama anak-anak Ravens yang lain.
Shena segera menghindari dan mengeluarkan handphone dari dalam tas nya, Shena hanya ingin memesan taksi online. Seperti yang sudah gadis itu katakan, dia sangat benci di anggap lemah.
Kaisar merebut handphone Shena dan mengantongi nya, pria tanpa ekspresi itu segera menyodorkan helem ke arah shena. "Buruan gue nggak punya banyak waktu!"
"Gue gak butuh bantuan Lo!"
Kaisar menatap Shena dengan tajam membuat gadis berbandana putih itu bergidik ngeri. Shena memilih untuk mengalah kali ini dan menerima helem pemberian Kaisar.
Kaisar segera menyalakan mesin motornya dan meninggalkan area sekolah. Sesuai janji cowok itu pada Ayah Shena, Kaisar benar-benar mengantar Shena ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan perempuan itu. Kaisar dan Shena sudah sampai di area rumah sakit, Shena dengan cepat turun dari motor dan memberikan helem pemberian Kaisar.
"Makasih," katanya dan berlari kecil menjauh dari Kaisar.
Shena berhenti berlari ketika ia menoleh ke belakang dan melihat Kaisar yang pergi meninggalkan dirinya.
"Kemana dia?" tanya Shena dalam hati.
****
Kaisar memarkirkan motornya di halaman sebuah minimarket yang tak jauh dari area sekolah. Sebelum mengantar Shena ke rumah sakit, Kaisar dan anggota inti Ravens sudah membuat janji bahwa mereka akan berkumpul di area Visiona dan menghajar siapa pun yang berani mengganggu siswa dan siswi Visiona.
Kaisar berjalan sekitar 100 meter agar sampai di sebuah semak dekat SMA Visiona, karena disana lah semua teman-teman Kaisar bersembunyi.
"Aman?" tanya Kaisar.
Reno mengangkat tangan nya dan meletakkan nya di dahi, seolah memberi hormat. "Aman ketua," jawab nya.
Kaisar ikut bergabung bersama yang lain. Mereka menyalakan rokok mereka masing-masing sembari memantau siswa dan siswi Visiona yang masih sibuk dengan kegiatan ekstrakurikuler. Sebentar lagi mereka pasti akan pulang, dan Kaisar juga teman-teman nya tidak mau, hal buruk terjadi pada mereka.
"Lo ngantar Shena kemana?" Gery bertanya sembari menghisap tembakau terakhir yang berada di sela-sela jari nya.
"Lo juga tahu cewek lemah itu dari kecil sakit-sakitan."
Gery pun mengangguk. Dia juga sedikit mengingat kenangan dimana mereka bertiga sering mem-bully Shena dulu, namun sekarang cewek lemah itu menjelma menjadi perempuan tangguh, bahkan berani memenjarakan Gery dan teman-teman nya.
Semua anggota Ravens yang bersembunyi di balik semak menajamkan indera penglihatan juga pendengaran mereka. Dari jauh terlihat tiga siswi dengan seragam putih abu-abu dan jas biru tua tampak keluar dari gerbang Visiona, terlihat jelas dari wajah mereka, bahwa mereka kelihatan begitu lelah. Baru 30 meter meninggalkan halaman Visiona, mereka di hadang oleh 5 pria dengan seragam putih abu-abu dengan jas berwarna kuning, mereka adalah siswa dari SMA Airlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar 2019 [ SELESAI ]
Teen FictionIni tentang Elgafri Kaisar Hugo dan kisahnya sepanjang tahun 2019. Kaisar meninggalkan kota Surabaya, kota dimana ia tumbuh menjadi remaja sekarang ini. Kaisar pergi setelah ibu nya mengatakan akan menikah, Lagi. Catat LAGI! Kaisar pergi dari rumah...