56. Selamat kan Kaisar

536 30 0
                                    

Jakarta, 29 September 2019.

Shena baru bangun dari tidur nya, gadis itu merasa berat pada bagian kepala, mungkin, akibat dari ia menangis terus-terusan tadi. Shena menoleh ke samping, ia tidak menemukan Kaisar disana. Shena pun bangkit dari tempat tidur, dan melihat secarik kertas di atas meja.

Kalau Lo udah bangun, jangan kemana-mana! Tetap di kamar.
Demi gue.

-Kaisar.

Shena merasa ada yang aneh, dengan pesan yang Kaisar tulis, memang nya kemana cowok itu? Dan, apa yang terjadi. Padahal, Shena hanya tidur beberapa jam, tapi ada berapa kejadian yang ia lewatkan.

Shena berjalan ke arah pintu, dan ingin membuka nya. Namun, tidak bisa. Kaisar benar-benar mengunci Shena di dalam.

"Siapa pun yang ada di luar, tolong buka pintu nya!!" Teriak Shena dan berusaha menggedor-gedor pintu.

Alana sedang mengerjakan tugas di meja makan, gadis itu ingin memasak mie, namun dia bukan ahli nya. Biasanya, Aluna yang selalu menyiapkan, apapun yang Alana butuhkan. Alana tiba-tiba berhenti menulis, gadis itu mendongak dan menatap lantai atas. Dia seperti mendengar suara teriakan dan gedoran pintu. Alana segera berdiri dan berlari kecil ke arah lantai atas, hingga ia berdiri tepat di depan pintu kamar keramat, yakni kamar Kaisar.

Alana masih mendengar suara teriakan Shena, namun ia tidak tahu, kalau Shena yang berada di dalam sana. Dia seolah ragu untuk membuka nya, karena tidak ada satu pun orang di markas, yang berani masuk ke dalam kamar itu, selain Shena dan juga pemilik nya.

Alana mendekat ke arah pintu, dan melekatkan wajah nya di pintu itu. "Kak," panggil nya.

"Ya? Ini gue Shena, tolong siapapun yang ada di luar, buka pintu nya!"

Mendengar jeritan Shena, Alana segera memutar kunci yang tersangkut di pintu itu, dan pintu segera terbuka, memperlihatkan Shena dengan wajah panik nya.

"Mana semua orang?" Tanya Shena cepat.

Alana tidak tahu harus menjawab apa, bahkan dia sendiri pun tidak tahu, kemana pergi nya semua orang. "Kata bang Andra, bang Dewa diculik, Aluna juga. Jadi, dia nyusul bang Kaisar yang udah duluan ke sana," jelas Alana.

Shena benar-benar terkejut mendengarnya, dia ingin menyusul, tapi harus kemana. Shena bahkan tidak tahu kemana mereka pergi, dan dimana Dewa di culik.

****

Kaisar mengotak-atik layar handphone nya, di group Ravens, anggota malah terpecah menjadi dua. Sebagian mencari Aluna dan sebagian nya lagi menemui Kaisar, dengan berat hati, Kaisar memberikan alamat dimana Dewa di tahan, namun Kaisar masih belum tahu, kalau Talita dan Aluna, ikut di sandra disana.

Kaisar berdiri tak jauh dari gudang, tempat Dewa di tahan, cowok itu masih memantau pergerakan orang-orang yang berjaga disana, Kaisar tidak tahu, apa yang sebenarnya orang-orang ini mau. Kenapa mereka malah membuat penculikan seperti ini, apakah tidak ada cara lain.

Kaisar mengeluarkan satu pistol dari balik jaket nya, pistol itu ia dapat dari lemari peninggalan kakek nya, dulu kakek Kaisar merupakan seorang polisi. Kaisar tersenyum menatap pistol sang kakek, satu peninggalan yang sangat ia jaga, dan Kaisar berjanji, ia tidak akan mengotori pistol itu.

Beberapa orang yang menjaga di depan gerbang kelihatan nya mulai lengah, Kaisar berjalan hati-hati melewati semak-semak, hingga ia sampai di depan gerbang gudang, dimana Dewa di tahan.

"Dia datang rupanya." Dilon berjalan dari arah belakang, ternyata dia sudah menunggu Kaisar di depan gerbang, namun cowok itu bersembunyi di balik tembok.

Kaisar memegang pistol di dalam jaket nya, cowok itu tersenyum. Karena pistol itu masih berada di tempatnya.

"Jauh-jauh dari Surabaya ke Jakarta, kenapa Lo malah milih berhadapan dengan Wolves?" Dilon bersama teman-teman nya tertawa mengejek.

"Biasa bro, sok jago," sahut seseorang di balik punggung Dilon.

Dilon menoleh ke arah belakang dan lagi-lagi tersenyum mengejek. "Kayaknya nggak deh bro, bukan sok jago. Tapi, cari perhatian. Supaya semua orang di jakarta ini, muji-muji dia."

Kaisar ingin mengeluarkan pistol yang ia genggam dan menghabisi Dilon sekarang juga, namun gerakan cowok itu tertahan, ketika ia mengingat perkataan Shena beberapa hari yang lalu.

"Dilon sepupu gue, Kai. Dia masih bagian dalam keluarga Lewis, gue gak mau dia kenapa-kenapa."

"Gue gak akan lakuin apapun yang menyakiti perasaan perempuan kesayangan gue itu, kalo nggak, Lo pasti mati sekarang. Sayangnya, Shena sangat menyayangi setiap anggota keluarga Lewis," Gumam Kaisar pelan, dan tidak ada satupun orang yang mendengar nya.

Dari arah belakang Kaisar, seseorang datang dan dengan segera menodongkan pistol tepat ke arah kepala bagian belakang Kaisar. Dengan nafas yang sangat tenang, juga wajah tanpa ekspresi, Kaisar masih diam dengan posisi tegak, juga satu tangan yang ia masukkan ke dalam saku jaket. Bahkan, tatapan mata elang cowok itu tidak pernah lepas menatap Dilon dengan tajam.

"Gue kasih Lo dua pilihan, Bubarkan Ravens atau Mati!"

"Mati!" Jawab Kaisar cepat, tanpa berpikir panjang. Apalagi yang ia harapkan sekarang? Bahkan, Kaisar sudah mengabdikan sebagian dari hidup nya untuk Ravens, dan sebagian nya lagi untuk Shena.

Sebagian hidup Kaisar hanya untuk Shena, membuat perempuan kesayangan nya itu tersenyum, dan memastikan dia selalu bahagia. Shena, adalah satu bukti, pengorbanan besar yang Kaisar lakukan, rasa cinta nya pada Shena, tidak bisa ia ukur dengan apapun. Kaisar baru sadar, perkataan Gery malam itu, saat keduanya meminum kopi di pinggiran jalan, bukan tentang Gery, melainkan tentang Kaisar. Gery mengatakan dia sangat mencintai Shena, bahkan lebih dari yang orang ketahui, nyatanya perkataan itu lebih tepat, jika Kaisar berposisi disana. Dan, Gery memang benar. Kaisar sangat mencintai Shena.

"Sekali lagi, bubarkan Ravens atau Mati!"

"MATI!" Jawab Kaisar lantang, bersamaan dengan datang nya sebagian anggota Ravens, juga anak-anak dari tunas bangsa juga SMA negeri.

"Dilon." Randy ingin mendekat, hingga suara berat Dilon menghentikan langkah cowok itu.

"Gue bukan sahabat Lo, gue iblis! Berhenti disana, atau Lo juga bakal mati, bersamaan dengan cowok munafik ini!"

Jef ingin menolong Kaisar, namun posisi mereka yang sangat tidak tepat. Jef sungguh tidak rela, jika sahabat nya itu mati konyol sekarang juga.

Dengan gerakan cepat, Kaisar mengeluarkan pistol yang semula telah ia genggam, cowok itu mengarah kan pistol tepat di kening Dilon, hingga ujung pistol itu begitu lekat pada pelipis Dilon. "Kalau gue mati, setidaknya gue harus lihat mayat Lo, untuk terakhir kalinya."

"Shena bakal benci sama Lo selamanya, kalau dia tahu, Lo membunuh saudara nya," peringat Dilon dengan senyuman layak nya iblis.

"Shena juga bakal membenci Lo, kalau dia tahu, Lo adalah dalang di balik kematian pacar nya, orang yang sangat ia cintai," ujar Jef yang berdiri gak jauh dari Dilon.

"Gue gak peduli, kematian Kaisar adalah misi gue."

"Dan kematian Lo, adalah cita-cita Ravens!"

Ddduuarrr......

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang