Kaisar sudah bersiap di motor nya dengan Shena yang berdiri di samping cowok itu. Keduanya menatap kepergian Vidia, tidak jauh dari kepergian gadis itu terlihat Daniel yang menunduk sedih. Shena menarik ujung tas nya dengan sedih, apakah drama Vidia sudah berakhir.
"Ngomong-ngomong mereka ada masalah apa?" tanya Shena pelan.
"Bukan urusan kita," balas Kaisar acuh dan segera mengenakan helm nya. Shena senang bahkan sangat senang, Kaisar masih mengenakan helm yang telah Shena beri tanda, dengan nama Shena Amullya dan lambang kura-kura.
"Nanti malam Lo ada acara nggak?" tanya Shena.
Kaisar mengangguk. "Gue ada janji."
"Sama?"
"Ayo kita pulang!" Kaisar menurunkan pijakan kaki untuk Shena menaiki motor nya.
Kaisar kembali menoleh ke arah Shena yang hanya diam saja. "Se cinta itu lo sama sekolah ini, sampai Lo betah lama-lama, nggak mau pulang."
"Gue bukan nggak mau pulang, tapi Lo belum jawab pertanyaan gue."
Kaisar mengembuskan nafas kasar. "Nggak semua yang gue lakukan harus Lo tahu, dunia gue bukan cuma Lo doang."
"Tapi dunia gue cuma Lo, Kai," jawab Shena jujur.
Kaisar menyerah, Shena selalu punya cara membuat dirinya terlihat lemah. Bukan hanya terlihat, Kaisar memang selalu lemah ketika berhadapan dengan cewek bandana putih itu. "Gue ada janji sama Dilon."
"Berdua?"
"Bareng Gery."
"Buat berantem?" tanya Shena curiga.
"Kalau mereka mau berantem, ya ayok," jawab Kaisar enteng.
Shena mengecek seluruh jaket dan saku Kaisar. Shena tidak mau cowok itu akan membawa belati seperti kemarin, Shena memang sudah tahu dari Vidia bahwa Kaisar lah yang menyebabkan salah satu anggota Wolves masuk rumah sakit.
"Kalau gue minta Lo nggak usah pergi, Lo mau nggak?"
Dengan cepat Kaisar menggeleng. "Lagian kenapa kalau gue nemuin dia? Nggak ada yang salah. Lagi pula, ini masalah laki-laki Lo nggak perlu ikut campur."
Shena menunduk sedih. "Dari awal gue udah bilang, kalau Ravens hanya akan jadi sarang bencana. Lo semua laki-laki mudah tersulut emosi dan ujung-ujungnya tawuran, ini akibat nya."
"Gue janji, nggak akan ada satu pun lagi di antara anggota gue yang dirugikan," jawab Kaisar.
Shena menatap lekat netra hitam Kaisar. "Lo pernah janji kalau Lo akan menang di acara tujuh belas Agustus nanti, buktinya? Lo kalah kan."
Kaisar membuka lagi helm yang telah ia kenakan dan menatap Shena lebih dekat. "Lo buta? Anggota Lo sendiri yang menghancurkan semua rencana yang udah gue susun rapi. Apa Lo nggak sadar, kita nggak pernah kalah di pertandingan itu, kita kalah di rumah kita sendiri. Cuma anggota Lo itu yang tega meracuni siswa dari sekolah mereka sendiri, biar apa? Biar kita semua kalah. Dan Lo bilang gue ingkar janji."
"Intinya stop untuk melakukan kekerasan apapun lagi, Kai. Walau bagaimanapun, Dilon adalah saudara gue. Dia masih bagian dalam keluarga Lewis."
Kaisar geleng-geleng kepala mendengar penuturan Shena. "Lo egois, Lo hanya memikirkan keselamatan saudara Lo itu. Apa Lo mikir penderitaan yang di alami anak-anak olimpiade, anak-anak basket? Dan, gue."
Shena memeluk Kaisar sangat erat, tanpa sadar cewek itu juga menitikkan air mata, dan membasahi jaket kulit yang pemuda itu kenakan. "Gue nggak mau Lo kenapa-kenapa. Gue gak mau liat Lo luka-luka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar 2019 [ SELESAI ]
Novela JuvenilIni tentang Elgafri Kaisar Hugo dan kisahnya sepanjang tahun 2019. Kaisar meninggalkan kota Surabaya, kota dimana ia tumbuh menjadi remaja sekarang ini. Kaisar pergi setelah ibu nya mengatakan akan menikah, Lagi. Catat LAGI! Kaisar pergi dari rumah...