64. hari yang cerah

457 27 0
                                    

Jakarta, 2 Oktober 2019.

Dewa terbangun ketika suara melengking Aluna, terdengar sangat menusuk pada gendang telinga nya. Cowok itu berjalan bermalas-malasan ke arah meja makan, dan ikut sarapan disana.

"Ngomong-ngomong, semalam Lo masuk ke kamar gue ya?" tanya Alana pada Aluna, dengan cepat Aluna menggeleng. Malam tadi ia merasa sangat lelah, dan langsung tertidur.

"Lo, Kak? Lo ada masuk kamar gue?"

Dewa pun menggeleng. "Nggak lah, yakali gue masuk. Gue masih waras kali."

"Terus siapa dong?" Alana heran.

"Memang kenapa?" Kini ibu Alana bersuara.

"Ada lima buku di meja belajar, dan itu buku olimpiade," jelas Alana.

"Dari Kaisar," ungkap Dewa, namun masih fokus menghabiskan sarapannya. "Semalam gue liat dia ke Gramedia, mungkin dia beli buku itu buat Lo."

"Dih, buat gue gak ada gitu?" tanya Aluna sedih.

"Emang Lo suka baca?" Kini Dewa balik bertanya.

"Nggak juga sih."

****

Shena sudah bersiap dengan seragam putih abu-abu juga jas kebesaran Visiona. Hari ini, mereka akan melangsungkan upacara, setelah nya akan ada ujian Tryout. Di markas Shena sarapan bersama Daniel, Gery, Jef. Kaisar belum datang, mungkin dia sarapan di rumah nya.

"Gimana persiapan kita untuk kejutan ulang tahun Kaisar?" tanya Jef.

Shena menggeleng. "Gue gak tahu mau buat kejutan apa."

"Sederhana aja," jawab Gery. "Setelah acara selesai, kita langsung bawa kue aja. Kalau mau ada acara lain, kita buat di markas."

"Hari ini Talita ulang tahun, dia undang kita semua." Daniel mengingat kan.

"Untuk ulang tahun Talita, gue harap kita semua datang. Karena, ini ulang tahun terakhirnya sebelum dia pindah ke Belanda." Jef memang sudah mendengar curahan hati Reno semalam. Ntah sedih, atau memang begitu cara dia mengungkapkan perasaan nya, tapi, terlihat jelas Reno sedikit murung ketika mengundang.

"Soal persiapan Oktober, satu hari sebelum acara di mulai. Bukan nya lebih baik, kalau kita semua nginap di Visiona? Supaya meminimalisir adanya penghianatan kayak kemarin," usul Jef.

Daniel dan Shena mengangguk setuju. "Semua peserta bisa tidur di Aula, jadi kita semua bisa pantau mereka," jawab Shena.

"Gue setuju, mungkin Kaisar ada solusi yang lebih baik nantinya," kata Jef, sebelum akhirnya mereka semua berangkat ke sekolah. Karena, Kaisar juga sudah datang menjemput Shena.

****

Talita berdiri di depan kaca, kini ia sudah mengenakan dress berwarna pink dengan rambut yang ia gerai sangat indah.

"Di luar udah ramai, Lo undang siapa aja?" Randy datang ke dalam kamar Talita.

Talita tersenyum senang. "Banyak, terutama anggota Ravens."

Randy hanya mengangguk, dan ingin segera pergi. Namun, Talita menahan pergelangan tangan cowok itu.

"Ran, gue boleh minta tolong."

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang