8. Demi Shena

834 61 54
                                    

Hari Selasa yang penuh dengan cinta, begitu lah kata Jefrey ketika ia sampai di rumah Kaisar. Pagi ini mereka memang sudah sepakat menjadi murid-murid yang baik hati, semua itu demi Shena.

Jam enam pagi Kaisar, Gery, Jef dan Daniel sudah sampai di sekolah. Bahkan gerbang SMA Visiona pun belum di buka, namun ke empat remaja itu sudah sampai disana. Benar-benar sangat rajin bukan.

"Gue ada ide," kata Jef membuka suara, kini mereka ber empat duduk di motor mereka masing-masing. Dan, ayah Kaisar menepati janji nya, pria paruh baya itu membeli kan anak nya motor yang ia inginkan.

"Apaan?!" Daniel bertanya setengah emosi, pagi-pagi buta Kaisar sudah membangun kan mereka semua dengan alasan harus pergi ke sekolah tepat waktu, padahal sudah dua tahun Daniel menjadi anak baik di Visiona, dan kemarin dia di hukum karena ulah Kaisar. Dan tiba-tiba hari ini cowok itu mengatakan ingin menjadi siswa yang baik

"Gimana kalau Lo deketin Shena aja, Sar. Gue lihat-lihat cewek songong itu nggak pernah pacaran, mungkin kalau Lo bisa dapetin hati nya, Lo bisa dapat izin nya juga. Dan dengan itu, kita semua bisa dengan mudah untuk mengumpulkan siswa Visiona yang mau bergabung bersama Ravens," usul Jef.

"Ide buruk," komentar Gery.

"Nggak!" Daniel membantah. "Yang di bilang Jef ada benarnya, nggak ada salah nya Lo berpura-pura demi kebaikan, Sar."

"Terus kenapa harus gue?"

"Karena cuma Lo yang bisa meluluhkan perempuan egois itu, Gery bertahun-tahun nggak berhasil sampai akhirnya dia pun menyerah," ucap Jef dramatis hingga pria itu mendapat pukulan dari Gery.

Kaisar tersenyum miring dan menatap Gery yang kelihatan salah tingkah. "Lo masih suka sama Shena?"

"Nggak!" Jawab Gery cepat.

Kaisar mengangguk pelan. "Ide Jef nggak sepenuhnya buruk, terkadang kita memang perlu berpura-pura demi kebaikan. Tapi, kalau Lo suka sama Shena gue nggak bakal lakuin itu."

"Lagian sejak kapan gue suka sama dia." Gery mengelak.

"Kalau gitu mulai hari ini Lo bisa menjalankan aksi, Sar." Jef memberi saran. Disisi lain Daniel memperhatikan wajah Gery yang tampak tak suka, pria itu hanya diam tanpa berkomentar lagi.

Dari kejauhan Ke empat remaja itu melihat kedatangan empat orang satpam Visiona yang tampak kekar dan berbadan besar.

"Wah... Rajin sekali kalian," puji Pak Mamat selaku satpam gerbang depan Visiona.

"Biasa lah, Pak. Kita mah emang dari dulu rajin, iya nggak bor?" tanya Jef yang begitu antusias.

"Bahkan pak Mamat aja kecolongan, kita duluan nih. Besok-besok kita aja yang pegang kunci gerbang, Pak," kata Daniel enteng.

Pak Mamat dan pak Gilang hanya geleng-geleng kepala. Sedangkan Pak Bima dan Pak Hasan berjalan ke arah belakang Visiona, karena dua pria itu mendapat tugas mengamankan gerbang belakang.

Setelah gerbang di buka Kaisar dan ke tiga sahabatnya memarkirkan motor mereka di parkiran paling pojok. Kaisar juga membuat tanda bahwa tidak ada yang boleh parkir di barisan mereka, karena barisan itu akan di isi oleh anggota inti Ravens.

"Kita udah yakin nih jadi anak baik?" Tanya Jef sekali lagi, memastikan keputusan Kaisar.

"Manatau bisa ngalahin anak IPA," kata Daniel mengompori.

"Btw nggak ada tugas 'kan?" tanya Jef pada Gery selaku siswa paling pintar di Visiona.

"Ada Kimia," jawab Gery.

"Anjing, itu mah di kelas Lo!" Jef mengumpat, pasal nya dari mereka ber empat hanya Gery yang memilih masuk kelas IPA, dan pria itu juga berada di kelas yang sama dengan Shena.

Dari kejauhan Kaisar melihat kedatangan Shena yang di antar oleh sopir pribadi nya.

"Benerin baju guys, kanjeng ratu datang," suruh Jef dan seolah memperhatikan pakaian nya.

"Si Gery anjing nggak kompak, dia mah selalu rapi," ucap Daniel kesal. Gery memang selalu berpakaian rapi, dasi yang selalu berada di tempat nya, baju yang sangat rapi dan dimasukkan ke dalam celana.

"Tapi masih belum bisa mendapatkan hati seorang Shena Amullya," kata Jef mengompori. "Lo selalu datang tepat waktu, Lo belajar keras biar pintar, Lo selalu rapi, Lo masuk IPA, dan semua itu buat Shena. Dan masih sia-sia."

"Memang terkadang perempuan tidak hanya butuh lelaki yang pintar, kaya, rapi. Tapi terkadang yang mereka butuhkan adalah pria yang banyak bicara, Ger," ujar Daniel ikut mengompori Gery.

Gery tersenyum remeh. "Lo banyak bicara, tapi masih di tinggal sama Vidia. Karena terkadang yang mereka butuhkan bukan hanya banyak bicara tapi banyak pembuktian."

"Berarti bener, kalo Lo suka sama Shena?" tanya Kaisar dan menatap Gery dari samping.

"Itu dulu." Gery memperbaiki baju nya dan pergi meninggalkan Kaisar di ikuti Daniel dan Jef.

Kaisar turun dari motor dan mengikuti Shena yang berjalan ke arah ruangan OSIS. Disana Shena mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya dan menyerahkan nya kepada Kaisar.

"Lo mau ini kan? Lo bisa pergi sekarang!" Shena segera berbalik setelah menaruh handphone Kaisar di atas meja.

Kaisar menggeleng dan menahan tangan Shena. Shena berbalik dan menatap langsung mata Kaisar, dan untuk kedua kalinya Shena begitu terpana melihat ketampanan wajah seorang Kaisar.

"Bukan." Kaisar membantah. "Ravens sangat penting untuk gue dan Visiona, Shen. Lo harus ngerti."

Shena melepaskan tangan nya dari genggaman Kaisar, jantung Shena berdegup kencang hanya karena perlakuan cowok itu. "Lo perlu tahu satu hal, Kai. SMA Airlangga sangat kuat, ada banyak orang-orang penting di belakang mereka, bahkan laporan apapun yang Lo buat nggak akan pernah ditangani kalau menyangkut nama baik sekolah itu. Dan geng yang kalian buat itu bukan hanya membahayakan Visiona, Kai. Tapi membahayakan diri kalian juga, terutama Lo. Lo semua cowok, mudah tersulut emosi. Yang ujung-ujungnya akan ada balapan, tawuran dan lain-lain."

"Kalau gitu Lo bergabung dengan Ravens, kalau Lo takut laki-laki mudah tersulut emosi, Lo bisa bergabung, Shen."

Shena menggeleng. "Gue nggak akan pernah bergabung dengan apapun yang menganggu nama baik Visiona, Kai."

"Mau sampai kapan Lo mempertahankan nama baik? Buka mata Lo, apa Lo kira semua murid Visiona butuh nama baik sekolah ini?" Suara Kaisar sedikit meninggi mendengar penolakan Shena.

"Tanpa nama baik sekolah ini, semua siswa dan siswi nya bukan lah apa-apa."

"Lo tahu siswa dan siswi berperan penting dalam menjaga nama baik sekolah ini, lantas apa yang bisa Lo berikan buat mereka?"

"Beasiswa," jawab Shena singkat.

Kaisar tersenyum remeh. "Lo egois dengan mementingkan nama baik Visiona."

"Gue menolak bukan hanya karena mementingkan nama baik Visiona tapi buat keselamatan Lo!"

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang