40. Akhir dari segalanya

587 36 1
                                    

Kaisar belum sempat mengantar Shena ke rumah cewek itu. Begitu juga dengan Talita dan Vidia. Mereka masih ikut ke kantor polisi untuk melihat keadaan Poltak. Seperti yang telah Kaisar janjikan, dia tidak akan membiarkan Poltak berjalan sendirian melewati keadaan sulit ini.

"Berani mendekat berarti mati!" Jef mengungkapkan ide nya, sepanjang malam cowok itu berpikir semboyan apa yang cocok menggambarkan identitas Ravens, dan ide itu tercetus ketika mengingat kejadian dimana Kaisar hampir membunuh David, karena cowok itu menghina geng Ravens juga Kaisar.

"Kesan nya maksa banget." Vidia berkomentar.

"Dih, begini nih kalau otak di pake buat cinta doang. Jadi pemikirannya gak sampe," tolak Jef.

"Gue setuju sih," ungkap Reno. "Gimana sama ketua."

Kaisar yang baru saja datang membawa helm baru milik nya. Di belakang helem itu sudah di beri Label Shena Amullya dan lambang kura-kura. Geng Ravens hanya geleng-geleng kepala, melihat bagaimana Kaisar yang sangar berubah menjadi anak kecil ketika berada di hadapan Shena.

"Gimana ketua?" tanya Jef meminta saran.

"Gimana baik nya aja," balas Kaisar acuh sembari memperbaiki letak stiker kura-kura yang baru saja di tempel oleh Shena.

"Apanya yang gimana?" tanya Shena.

"Semboyan Ravens, berani mendekat berarti mati!" Tutur Jef lantang.

"Nggak!" Shena dengan cepat menolak membuat yang lain menoleh ke arah nya. "Nggak ada yang boleh mati."

"Nggak akan ada yang mati, Shen," balas Kaisar cepat.

"Terus, apaan semboyan begitu. Buat semboyan yang melambangkan hal-hal baik," seru Shena.

"Contoh nya?" Kaisar bertanya.

Shena berpikir sebentar. "Nggak tahu sih," tutur Shena akhirnya.

"Udah itu aja," putus Jef mengambil jaket nya dan segera keluar dari markas.

"Ayo," ajak Reno pada Talita, gadis itu masih diam saja seperti orang tolol, terlebih ia hanya mengenakan kaos putih dan rok mini milik Shena.

Talita mendekat dengan bersungut-sungut. "Naik mobil dong," pinta Talita membuat Reno naik pitam pagi-pagi begini.

"Gue orang susah nggak punya mobil. Udah buruan nggak usah manja, disini Lo bukan ratu!"

"Pinjem jaket Lo kalau gitu," mohon Talita dengan wajah sedih.

"Ck, nyusahin banget sih Lo asu!" Walau dengan wajah kesal, Reno tetap melepaskan jaket nya untuk Talita kenakan.

"Thanks pisang Ambon," ucap Talita tulus, namun lima menit kemudian cewek itu kembali mengumpat karena Reno yang membawa motor seperti orang kesetanan.

Kaisar dan geng Ravens yang lain sudah sampai di kantor polisi. Sebelum nya, Om Hendra juga ingin datang dan meminta maaf langsung pada keluarga Poltak. Namun Kaisar tidak mengizinkan, karena ia mau mengurus semuanya. Dan dia juga tahu, Shena berusaha keras menjaga nama baik Visiona. Kaisar tidak ingin nama baik Visiona terseret karena masalah ini.

Kaisar duduk lemah di sebuah kursi berhadapan langsung dengan sosok polisi yang menangani perkara Poltak.

"Apa kabar, Kaisar?" tanya Pak Polisi.

"Baik, Om," jawab Kaisar. Polisi yang di hadapannya kini adalah adik dari ibu Kaisar.

"Baiklah, biar om jelaskan. Pertama-tama, teman kamu sudah berusia 19 tahun. Maka dari itu, dia tidak bisa di lindungi Undang-undang anak dibawah umur. Semua barang bukti juga mengarah ke dia, mulai dari sidik jari yang ada di belati, kaos yang ia gunakan. Sidang akan di mulai sekitar dua Minggu lagi."

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang