35. Gagal

522 35 0
                                    

Shena sekali lagi mencoba untuk tetap tenang dan tidak menangis. Jika ia menangis rasa sesak di dadanya akan semakin menyeruak, debu yang betebaran membuat Shena semakin sulit untuk menarik nafas. Cewek itu ingin bergerak namun sangat sulit, karena kaki dan tangan nya telah di ikat pada kaki meja. Samar-samar Shena mendengar suara seseorang berbicara di balik pintu.

"Lo gila hah?! Buat apa kita culik dia? Lo mau kita masuk penjara?" Suara itu terdengar sangat kuat, bahkan si pelaku tampak nya sangat marah.

"Gue nggak akan nyakitin dia. Kita bakal lepaskan dia, kalau Kaisar datang. Gue yakin dia pasti datang menjemput perempuan lemah itu?"

Terdengar gelak tawa yang Shena hitung, mereka pasti berjumlah tiga orang. Dan satu suara yang sangat ia kenal, Dilon Mahesa Lewis, sepupu Shena.

"Lo pinter juga bro! Dia pikir dia pintar. Berani main-main sama kita."

Shena meringis ketika perempuan itu merasa tangan nya mulai bengkak, karena mereka mengikat nya terlalu kuat. "Lo nggak boleh datang, Kai," gumam Shena dengan suara parau.

Pintu terbuka memperlihatkan silau dari lampu handphone. Dilon datang bersama kedua temannya yang lain, cowok itu mendekat sembari memegang dengan jijik rambut gelombang Shena. "Shena Amullya Lewis, masih pakai Lewis? Atau hanya Shena Amullya, Lo adalah manusia paling naif yang pernah gue temui di muka bumi ini."

"Dan, Lo adalah manusia paling menjijikan yang pernah gue temui di semesta ini." Shena menatap dengan tajam netra coklat Dilon, tatapan mata Shena yang merah menyala akibat menangis menambah kesan ngeri pada tatapan perempuan itu. Sekujur tubuh hingga rambutnya basah karena keringat, ruangan ini sangat pengap tidak ada pentilasi udara disini.

Dilon tertawa remeh. "Bahkan Lo jauh lebih menjijikan, menguasai harta yang seharusnya bukan milik Lo!"

"Jauh lebih menjijikan mana, menguasai harta yang telah di berikan, daripada berusaha keras mencuri harta. Dan menghalalkan segala cara untuk harta itu sendiri."

Plak!

Air mata Shena jatuh bersamaan dengan tamparan yang begitu keras di pipi kirinya. Rasa sakit bekas tamparan Dilon tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang sepupunya itu berikan. Persoalan harta tidak pernah ada habisnya dari tahun ke tahun. Orang memang benar, harta adalah belati yang sangat tajam. Jika kita menggunakan nya dengan benar maka dia bisa saja menjadi baik kelihatan nya, jika kita salah menggunakan, dia bisa membunuh saudara sesama saudara. Bahkan harta adalah salah satu penyebab hancurnya kekeluargaan.

"Apa Lo tahu, gue iri sama Lo. Lo dapat kasih sayang penuh dari kakek. Bahkan Lo sangat istimewa dengan di kasih hadiah SMA Visiona sebelum dia mati, Lo selalu di nomor satu kan. Nama Shena Amullya Lewis selalu tercantum di mana-mana, Shena Amullya Lewis selalu di sebutkan dimana-mana. Apa pernah nama Dilon Mahesa Lewis di sebutkan? Apa pernah nama gue tercantum di setiap buku yang kakek tulis? Asal Lo tahu, gue merasa cucu buangan. Dan itu semua karena kehadiran Lo! Jadi jangan berharap gue akan melepaskan Lo semua, termasuk Kaisar! Kehadiran cowok bangsat itu, menghambat langkah gue menghancurkan Visiona!"

Shena tertawa mengejek. "Kaisar nggak akan pernah biarkan hal itu terjadi."

"Maka dia harus mati!"

Shena menoleh ke arah Dilon dengan tatapan tidak percaya. "Lo gila."

"Siapapun yang menghalangi setiap rencana gue, dia harus mati. Termasuk Lo dan bokap Lo! Sebelum itu, Kaisar harus lebih dulu gue singkirkan." Dilon segera pergi meninggalkan kedua teman nya yang ia suruh menjaga pergerakan Shena.

Shena menatap kepergian Dilon dengan tidak percaya. Cowok itu benar-benar nekat, dengan keputusan nya. Shena sangat takut terjadi sesuatu pada Kaisar, karena sekarang Shena tahu. Dilon sengaja menyekap dirinya di tempat ini untuk mengundang kehadiran Kaisar.

*****

"Dimana anak saya Kaisar!" Om Hendra datang dengan air mata yang penuh dengan air mata. "Jawab saya!"

"Bukan kah kamu sudah berjanji untuk menjaga dia?" Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Kaisar. Namun cowok itu hanya diam, karena dia tahu ini adalah kesalahan nya. Dia tidak bisa menjaga Shena dengan baik.

"Dia adalah harta ya satu-satunya, Kaisar. Saya sudah kehilangan semua yang saya miliki."

"Om baru sadar sekarang?" Tanya Kaisar tak kalah lantang. "Selama ini om kemana aja? Selama dia sakit om cuma bisa kasih dia duit. Selama dia sendirian di rumah, siapa yang nemenin dia? Om memang kehilangan istri om, perempuan yang sangat om cintai itu. Tapi apa om sadar, Shena bukan hanya kehilangan ibu nya. Dia juga kehilangan peran sosok ayah dalam hidup nya. Dia kehilangan semua yang ia miliki, bahkan dia juga kehilangan sebagian dari hidup nya. Kenapa setelah dia hilang, om baru sadar bahwa dia adalah harta satu-satunya yang om miliki."

Om Hendra tersungkur lemah di hadapan Kaisar. Dengan cepat Johan menarik sahabat nya itu dan merangkul nya. Johan menatap Kaisar dengan tatapan penuh benci.

"Semua yang terjadi hari ini tidak lepas dari rencana kamu dan Geng kamu Kaisar! Sebelum kamu bisa membawa Shena pulang dengan selamat. Jangan pernah datang ke rumah, sebagai anak saya lagi!"

"Pa..." Kaisar berucap lirih.

"Pergi! Bawa anak perempuan saya kembali Kaisar!" Teriak Om Hendra dengan tangis yang semakin menjadi-jadi.

Kaisar segera berlari pergi menjauh dari dua bersahabat itu. Kaisar mengambil ponsel nya dan menyuruh seluruh anggota Ravens yang berada di lapangan berkumpul di belakang aula. Dan Kaisar segera pergi kesana.

"Dimana Reno?" tanya Kaisar ketika tidak melihat keberadaan Reno di antara anggota Ravens yang sudah berkumpul.

Kompak mereka saling pandang satu sama lain. Memang tidak ada Reno disana, bahkan Jef dan Dewa sudah kembali dari rumah sakit. Karena mereka mendengar berita bahwa Shena menghilang.

"Tadi di lapangan basket dia masih sama gue, sekarang kok nggak ada," seru Andra ikut heran. Karena mereka baru saja keluar dari lapangan basket tadi, dan Reno izin ke toilet sebentar. Namun sampai sekarang cowok itu pun tidak kelihatan.

"Telfon dia sekarang!" Suruh Kaisar dengan tegas.

Tanpa sadar perkataan Kaisar itu membuat semua anggota inti Ravens mengambil ponsel mereka masing-masing, hendak menelepon Reno. Tatapan mata Kaisar yang nyalang, membuat mereka takut untuk membantah.

Mereka semua saling tatap, dan berbicara dari hati ke hati, siapa yang akan menelepon Reno.

"Lo aja!" Suruh Gery pada Andra. Andra mengangguk dan menghubungi Reno namun deringan telfon itu terdengar di tangan Vidia.

Vidia mengecek isi tas nya, benar saja ada banyak handphone disana. Dan salah satunya adalah handphone milik Reno. "Tadi pertandingan basket, anak-anak basket nitip hp nya ke gue, termasuk Reno."

Kaisar mengerang curiga. Kemana pergi nya cowok itu, benarkah dia tidak memiliki hubungan apapun dengan kehilangan Shena.

Handphone Andra berdering, membuat semua orang kompak menoleh ke arah cowok itu.

"Ini gue Reno," Reno berbicara sedikit berbisik.

"Lo dimana anjing!" Tanya Andra marah.

"Sttt... Temuin gue di gudang beras, 100 meter dari tanah lapang," suruh Reno

"Kita kesana sekarang!" Suruh Kaisar.

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang