Jakarta, 1 Oktober 2019.
Malam ini, Kaisar tidur di sofa ruang tengah. Karena, di kamar nya ada Shena, Talita, dan Aluna. Mereka memilih untuk menginap di markas, dan Shena, memang mau menginap di markas Ravens sampai festival Oktober nanti. Kaisar merasa sempit sekali, dia pun menoleh ke kiri, dan melihat Daniel yang memeluknya erat. Ingin sekali Kaisar mendorong sahabat nya itu, bahkan menendang nya keluar dari markas, mudah sekali dia memeluk Kaisar malam-malam begini.
"Lo ada masalah?" Kaisar bertanya pelan, ketika ia merasa ada air yang mengalir di lengan nya.
Daniel sesenggukan dan menyembunyikan wajahnya di balik punggung Kaisar. "Gue bisa gila."
"Sekarang juga Lo udah gila."
"Gue rindu dia, Sar."
"Tapi dia gak rindu sama Lo!" Menyakitkan, tapi itu adalah kenyataan yang harus Daniel terima.
"Atur gue biar balikan sama Vidia, dong!" Pinta Daniel yang terdengar mendesak. "Gue mau dia, Sar."
Kaisar tertawa mendengar permohonan Daniel yang seperti anak kecil menurut nya. "Kalau Lo mau Vidia, Lo harus meyakinkan orangtuanya, kalau Lo lebih kaya dari Dewa."
"Kenyataan nya gue miskin."
"Kalo Lo mau tetap miskin, ya mundur aja. Hubungan tanpa perjuangan, cuma omong kosong."
"Kenapa harus Dewa perbandingan nya? Yang bisa ngalahin kekayaan curut itu, cuma Leon. Bahkan semua anggota Ravens pasti merasa miskin, kalau disandingkan sama Dewa."
Kaisar tersenyum miring. "Karena Dewa, menantu pilihan orang tua Vidia."
Mendengar itu, sontak Daniel duduk tegak, hingga ia terjatuh di lantai. Mata nya yang merah, menatap Kaisar yang menatap nya balik dengan tersenyum.
"Maksud Lo, Dewa, calon suami Vidia?" tanya Daniel hati-hati.
Kaisar mengangguk. "Dewa gak pernah jujur, karena dia gak mau Lo kecewa sama dia, padahal dia sendiri gak pernah mencintai Vidia, dan dia tahu. Lo hampir gila karena perempuan itu, tapi dia bisa apa? Dia juga cuma boneka keluarga nya."
Daniel memang sangat menyebalkan, baru saja Kaisar terpejam, namun cowok itu malah menganggu tidurnya. Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, Kaisar bangkit dari tidur nya dan berjalan ke dapur, dia pun memasak nasi dan membuat dua cangkir susu coklat. Untuk ia nikmati bersama Daniel, Daniel mengikuti Kaisar ke dapur, dan duduk di sebuah meja dekat jenda. Meja itu, memiliki dua kursi yang saling berhadap-hadapan.
Setelah selesai, Kaisar berjalan mendekat ke arah Daniel, dan menyodorkan satu gelas susu coklat dan roti tawar, kemudian ia pun duduk di hadapan sahabat kecil nya itu. "Gue tahu Lo kecewa, gue juga tahu Lo marah. Tapi, Lo juga harus mengerti kondisi Dewa, dia sahabat Lo. Dia terjebak, orang tuanya memaksa, kalau Dewa gak mau menerima perjodohan itu, maka segala pengobatan Adel dihentikan."
Daniel masih menoleh ke arah jendela, se akan menunggu matahari terbit. "Gue percaya, Vidia pasti bahagia kalau Dewa yang akan jadi suami nya. Karena gue kenal Dewa dengan baik, yang harusnya ikhlas itu gue, gitu kan, Sar?"
Kaisar meneguk sedikit susu coklat di tangan nya, dan ikut menoleh ke jendela, menunggu datang nya matahari pagi ini. "Mengikhlaskan memang butuh kekuatan yang lebih besar. Dan, kalau Vidia bisa, Lo juga harus bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar 2019 [ SELESAI ]
Teen FictionIni tentang Elgafri Kaisar Hugo dan kisahnya sepanjang tahun 2019. Kaisar meninggalkan kota Surabaya, kota dimana ia tumbuh menjadi remaja sekarang ini. Kaisar pergi setelah ibu nya mengatakan akan menikah, Lagi. Catat LAGI! Kaisar pergi dari rumah...