Pagi ini Shena datang ke sekolah dengan mata yang masih sembab. Pesta ulang tahun nya sudah hancur, hati nya pun ikut hancur mendengar kebenaran yang di ungkapkan teman-teman Kaisar.
"Shen, udah dong. Gue nggak bisa lihat Lo sedih begini," ungkap Silvia yang terus menemani Shena di ruang OSIS, padahal Shena berkali-kali mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
"Apaan sih, gue kemarin-kemarin juga gini," sahut Shena.
"Gue lebih suka liat Lo yang galak," tutur Silvia.
Anggota inti OSIS segera masuk ke ruangan. Silvia yang mengetahui itu segera keluar dari sana, karena dia tidak ikut bagian dalam organisasi tersebut.
"Batalkan semua acara yang udah kita buat di luar sekolah!" Suruh Joel.
"Betul, kita nggak tahu rencana apa yang geng Ravens buat di luar sana. Kalau memang dari awal niat mereka baik, mereka nggak mungkin mempermainkan perasaan Lo," tambah Putra yang semakin membuat hati Shena sakit.
"Siapa yang mempermainkan perasaan gue? Gue nggak pernah merasa di permainkan, gue nya aja yang terlalu baperan," ucap Shena.
"Shen, Lo nggak boleh ambil resiko lagi!" Ungkap Joel dengan intonasi suara yang sedikit meninggi.
"Kenapa sih Lo berdua!" Bentak Vidia. "Kenapa seakan-akan Lo berdua nggak mau Visiona unggul? Emang kalau kita tahu niat busuk Kaisar dan teman-teman nya, kita juga ikut batalin semua rencana yang udah kita buat? Lo nggak mikir perasaan siswa yang udah latihan dan belajar mati-matian untuk tujuhbelas Agustus nanti."
"Lo berdua terlalu naif untuk mengerti rencana busuk mereka!" Seru Joel.
Shena merapikan kertas-kertas yang ada di meja, kemudian berdiri menatap satu per satu anggota OSIS. "Apapun yang terjadi kemarin, nggak ada hubungan nya dengan acara kita. Itu urusan gue dan Kaisar, acara ini tetap berjalan. Dan Lo semua harus pastikan semua berjalan dengan baik!"
****
Kaisar sangat tidak sabaran untuk segera keluar dari latihan paskibra kali ini. Dia harus menemui anggota inti Ravens, sejak kemarin Kaisar tidak memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan mereka. Group chat WhatsApp sedari tadi sudah mulai berisik, dengan anggota Ravens yang menyiapkan diri mereka. Seolah tidak terjadi apa-apa semalam, dan Kaisar juga tidak tahu, apa saja yang terjadi sebelum ia datang.
Siang setelah selesai latihan. Kaisar menemui anggota Ravens yang sudah menunggu nya di dalam kelas, semua orang tampak menunduk, mungkin mereka merasa bersalah mengenai kejadian semalam. Semua teman sekelas Kaisar segera keluar dari ruangan, ketika melihat mata elang itu sepertinya siap membunuh siapa saja yang berada di depan nya.
"Kenapa Lo semua diam, Hah?!" Bentak Kaisar dan menggebrak meja guru sangat kuat. "Maju Lo semua!"
"BANGSAT!" Pekik Kaisar menatap orang-orang di hadapannya hanya diam saja.
"Kenapa Lo se marah itu saat tau Shena mengetahui semua rencana busuk Lo itu?" tanya Gery yang berdiri di sudut sembari bersedekap dada.
"Karena...."
"Lo suka sama dia!" Potong Gery cepat.
"Pribadi gue bukan urusan Lo, Ger!"
"Lo munafik!"
"Permisi!" Semua orang kompak menoleh ke arah pintu, dan melihat Bella berdiri disana. Jef segera mundur dan berdiri di sudut kelas, di belakang punggung Gery. Dia sudah berjanji untuk tidak menunjukkan lagi wajah nya di depan Bella bukan.
"Kenapa?" tanya Kaisar dengan wajah penuh amarah, membuat Bella sedikit takut.
"Anggota OSIS udah nunggu kalian di aula."
Kaisar mengangguk dan segera pergi dari sana. Di ikuti anggota inti Ravens yang lain. Sesampainya di Aula, Kaisar bisa melihat Shena yang duduk di antara Putra dan Joel, Vidia yang duduk dekat Silvia. Dan para siswa dan siswi yang duduk di kursi mereka masing-masing.
"Karena anggota Ravens juga sudah ada disini, jadi kita mulai rapat siang ini," kata Shena membuka perbincangan mereka.
Kaisar bisa melihat Shena enggan menatap dirinya, maka dari itu Kaisar juga seolah menghindar dengan mundur dan berdiri di antara Jef dan Daniel.
Anggota OSIS sebenarnya menyediakan kursi untuk anggota Ravens, namun mereka menolak untuk duduk disana. Karena mereka berprinsip kerja nyata itu berdiri bukan duduk.
Joel membuka rapat ini dengan menjelaskan beberapa biaya yang harus mereka keluarkan, dan juga apa saja yang tidak boleh mereka lakukan disana. Dilanjut dengan Vidia yang menjelaskan keuangan yang mereka dapat dari ketua yayasan yang tentunya lebih dari cukup, di lanjutkan oleh Putra yang menjelaskan rangkaian acara nanti. Dan, kemudian Shena memberikan kesempatan untuk Ravens berbicara.
"Gue udah memutuskan mulai sore ini nggak ada yang boleh makan apapun, kecuali makanan yang disediakan oleh panitia OSIS. Kalau ada yang kedapatan makan, makanan yang diberikan oleh panitia 17 Agustus, Lo semua berhadapan sama gue!"
Kaisar menyalakan proyektor yang berisi struktur tugas pada 17 Agustus.
Seksi makanan :
Semua anggota OSIS
Semua anggota inti RavensPengawas Olimpiade :
Vidia dan DanielPengawas turnamen olahraga :
Semua anggota inti RavensPengawas pentas seni :
Kaisar dan Shena.Keamanan :
Seluruh anggota Ravens.Rapat kali ini di tutup oleh Shena, satu persatu siswa dan siswi keluar dari aula. Yang tersisa disana hanya anggota Ravens dan juga OSIS. Kaisar ingin segera pergi namun di tahan oleh Joel.
"Gimana kita menyediakan makanan untuk mereka? Kita masak dimana?"
Daniel berpikir sebentar. "Malam ini kita semua bisa masak di markas."
"Bener, kita juga bisa beli ayam ternak Om Johan, kalau kita yang minta pasti dia dengan senang hati memberikan nya," tambah Jef.
"Kita juga bisa minta bantuan Bella dan siswi Visiona," usul Reno.
"Nggak!" Bantah Kaisar. "Biar ini jadi urusan kalian, mereka harus istirahat yang cukup untuk besok."
"Disana nggak mungkin cuma Vidia sama Shena," seru Andra, karena mereka semua pria, Shena dan Vidia pasti tidak nyaman.
"Gue juga bisa bantu." Silvia ikut menawarkan diri.
"Yaudah deh nggak usah dibawa pusing, udah kita aja!" Putus Shena.
Kaisar dan teman-teman nya mengangguk setuju. Malam ini Kaisar tidak akan ikut mempersiapkan makanan untuk siswa Visiona yang ikut perlombaan, karena dia harus masuk karantina lagi.
****
Sore menjelang malam OSIS dan geng Ravens sudah berkumpul di rumah, yang selama ini mereka sebut sebagai markas. Shena membawa beberapa sayur dan juga daging yang telah mereka beli.
Mereka mulai bergotongroyong memasak.
Shena melihat ada satu guci yang cantik dengan gambar angsa. Guci biru itu berukuran kecil namun sedikit berat. "Jef, ini punya kalian?" tanya Shena kagum.
Jef menggeleng. "Nggak, itu punya Pak Ketua."
Shena juga melihat sekeliling ruang tengah yang di isi lukisan yang menurut Shena sangat menyeramkan, di setiap sudut ruangan terdapat berbagai barang-barang antik, mulai dari arloji, mesin tik. Dan, masih banyak lagi.
"Kalian beli lukisan ini semua?" tanya Shena lagi.
Jef menggeleng. "Nggak, itu lukisan ketua," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar 2019 [ SELESAI ]
Roman pour AdolescentsIni tentang Elgafri Kaisar Hugo dan kisahnya sepanjang tahun 2019. Kaisar meninggalkan kota Surabaya, kota dimana ia tumbuh menjadi remaja sekarang ini. Kaisar pergi setelah ibu nya mengatakan akan menikah, Lagi. Catat LAGI! Kaisar pergi dari rumah...