Tahun penuh rindu (Reno & Andra)

802 43 0
                                    

Visiona, enam pangeran Ravens pamit undur diri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visiona, enam pangeran Ravens pamit undur diri!

•••••••••★★★★★•••••••••

Malang, 2023.
3 tahun setelah nya.

Andra membuka jendela cafe, dan mulai menjalani aktivitas nya penuh semangat pagi ini. Cowok itu kemudian berjalan ke arah bar, untuk meracik kopi. Bersamaan dengan itu, Reno datang bersama Aluna dan langsung mulai membersihkan cafe, Reno menyapu dan Aluna berjalan di belakang nya sembari mengepel.

Sejak berpisah tiga tahun yang lalu, Andra dan Reno belum berpikir kemana mereka akan menentukan langkah. Sampai akhirnya, 2 tahun terakhir, kedua cowok ini memilih untuk terbang ke Malang, dan mendirikan cafe disana. Cafe kecil-kecilan yang sempat mereka ragukan, kini menjelma sebagai salah satu cafe terbesar di malang. Setelah mengetahui kesuksesan dua Abang angkat nya, setelah lulus tahun ini, Aluna pun ikut menyusul ke kota ini. Dan bekerja bersama Andra dan Reno.

Setelah beres, cafe juga sudah rapi dan bersih. Reno menurunkan satu foto besar, yang berisi delapan anggota inti Ravens. Dengan penuh sayang, cowok itu mengelap debu yang tertempel disana. Ternyata bukan hanya sekedar membersihkan foto, mengusap foto itu ternyata ikut membuka luka dalam hati Reno. Bagaimana ia harus kehilangan sosok sahabat terhebat seperti Kaisar, Reno dan Andra memang masih sering berkunjung ke lapas ketika mereka pulang ke Jakarta, untuk melihat kabar Poltak. Tapi, mereka hanya bisa berkunjung ke makam, dan menatap pusara Kaisar dengan penuh air mata, dan rasa sesak di dada yang begitu menyakitkan.

"Apa kabar kalian?" Kata ini, adalah kata pertama yang Reno ucapkan sebelum ia memulai aktivitas nya. Merindukan ke enam sahabatnya itu, sudah menjadi makanan nya setiap hari.

Kaisar memang benar, setiap orang ada masa nya. Dan setiap masa ada orangnya, dan itu berlaku untuk anggota Ravens yang lain, mungkin mereka sudah menemukan sahabat baru mereka. Dan mulai menjelajah mimpi-mimpi yang mereka inginkan sejak SMA.

"Abang-abang gue." Kedatangan Aluna menyadarkan lamunan Reno. "Mereka semua apa kabar?"

Reno menggeleng lemah. "Pasti baik, mereka memulai kehidupan yang lebih sempurna."

Deringan telfon membuat pembicaraan mereka terhenti, Reno merogoh saku celana nya dan melihat siapa gerangan. Ternyata, dari Talita. Reno segera memasang lagi foto itu, dan segera mengangkat telfon dari Talita. Tersisa hanya Aluna yang memandang sedih foto ke delapan lelaki itu. Satu telah berpulang, dan satu menanggung hukuman yang tidak ia perbuat. Dan, satu lelaki yang kini sedang menjalani rumah tangga nya di Jerman. Aluna sangat merindukan pria itu, pria dengan sikap sombong dan sangat cerewet.

"Lo bahagia kan bang sekarang? Udah punya istri, dan mungkin anak." Aluna membentuk tangan seperti love, tepat di foto wajah Dewa. "I love you."

Andra tersenyum kecil melihat tingkah lucu adik angkatnya itu. Andra sudah tahu sejak lama, kalau Aluna menaruh perasaan pada Dewa, begitu pun sebaliknya. Namun, apa boleh buat, lelaki itu harus menikah dengan pilihan kedua orangtuanya, Andra mengambil handphone dengan wallpaper foto kedelapan anggota inti Ravens. Andra langsung menelfon Alana, dan keduanya mulai mengobrol singkat pagi ini.

Setelah kematian Kaisar, ke enam anggota inti Ravens berusaha keras membujuk Alana agar perempuan itu mau mewujudkan lima list nya, salah satunya adalah mengenyam pendidikan di negeri kangguru. Alana awalnya menolak, karena ia mau tetap di Jakarta, sampai hari ini pun, Alana tetap tidak mau mengunjungi makam Kaisar, karena katanya Abang nya belum pergi. Ia masih ada, dan dia akan segera kembali. Alana adalah salah satu orang, paling berduka setelah kepergian Kaisar.

Setelah sambungan telepon berakhir, Andra di hadapkan dengan satu remaja laki-laki yang berdiri tepat di seberang bar. Andra tersenyum profesional dan menyerahkan menu yang ada di cafe nya. "Selamat datang di cafe Ravens, Mas. Mau pesan apa?"

"Keadilan ada?"

Andra diam sebentar, cowok itu beralih pada jaket yang remaja ini kenakan. Andra langsung sadar, dengan modif gagak di lengan kiri jaket. "Anggota Ravens?" tanya Andra.

Dia pun mengangguk dan mengulurkan tangan kanan nya. "Gue Dikta, wakil ketua Ravens sekarang."

Andra menerima uluran tangan Dikta, dan meminta cowok itu memesan kopi terlebih dahulu, dan mengajak nya duduk di kursi paling sudut.

"Kenapa Lo bisa tahu cafe gue?" tanya Andra.

Dikta tersenyum singkat dan mengangkat nota kecil ditangan nya. "Disini ada beberapa tulisan yang Bang Kaisar buat, dan beberapa mimpi para anggota inti. Dan, impian bang Andra dan Bang Reno adalah membangun cafe di malang."

Andra membuang muka masam, satu kenyataan yang mencabik-cabik hati nya. Kaisar memang orang yang tenang dan diam, namun dia selalu tahu apapun mengenai sahabat-sahabat nya.

"Dih, malah ngo---" Reno tiba-tiba tercekat ketika melihat seorang remaja laki-laki mengenakan jaket Ravens, melihat Andra dan laki-laki itu tampak nya berbicara sangat serius, Reno pun ikut duduk di samping Andra.

"Gini, Bang. Gue mau ajak kalian bergabung lagi bersama kami, ada banyak masalah yang muncul di Visiona."

Andra dan Reno saling tatap. "Ada banyak ketua Ravens sebelum nya, bahkan anggota sebelumnya. Kenapa harus kami?"

"Karena Ravens adalah milik kalian."

*****

Andra terlentang di atas kasur. Matanya menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang menerawang kemana-mana, rasa ingin kembali ke Jakarta semakin besar. Namun, Andra takut, sedih itu akan datang lagi, ketika ia akan melintasi jalan yang pernah ia lintasi bersama sahabat-sahabat nya. Ingin sekali Andra mengulang kenangan yang sangat indah itu.

"Kalau Lo ada, mungkin kita semua masih berkumpul di Jakarta, Sar. Kuliah bareng, dan melihat Ravens semakin jaya. Setelah Lo pergi, semua anggota Ravens kompak meninggalkan Jakarta, karena mereka nggak sanggup melintasi setiap jalan yang pernah kita lewati."

Air mata mulai mengalir di kedua sudut air mata Andra, membayangkan betapa bahagia, jika Kaisar masih ada, dan mereka mengenyam pendidikan di kampus yang sama. Andra membuang nafas kasar. "Kalau keajaiban ada, gue mau Lo pulang, Sar. Jakarta semakin sepi sejak Lo nggak ada, markas Ravens kini di isi oleh generasi sekarang."

Andra merasa seseorang duduk di kasur nya, Andra menoleh sekilas, dan ternyata Reno duduk disana. "Gue dapat kabar dari Dewa, kalau dia mau pulang Minggu depan. Gue juga rencana mau pulang, Ndra. Gue rindu mereka."

"Lebay Lo!"

"Lo nggak ngaca? Lo aja nangis tuh."

Andra kembali duduk dan menatap ke arah jendela yang memperlihatkan bulan yang sangat terang diatas sana. "Memang benar kata orang, waktu yang singkat, nyata nya punya kenangan yang hebat."

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang