54. Dewa

527 30 0
                                        

Daniel duduk sendu di halaman rumah nya, cowok itu masih menatap lekat ke arah ayunan yang bergerak sendiri, akibat tiupan angin. Di tangan cowok itu, ada sebuah paper bag, yang berisi banyak sekali barang-barang, semua isi paper bag itu, adalah barang yang pernah ia berikan pada Vidia, dan sekarang mantan pacar nya itu, memberikan nya lagi pada Daniel.

"Dewa di jebak geng Wolves." Ntah sejak kapan Kaisar sudah berdiri di belakang Daniel, cowok itu pun tanpa permisi, dan langsung memberikan kabar yang sangat mengejutkan.

Daniel langsung berbalik, dan menatap Kaisar yang berdiri sangat tenang. "Kok Lo diem aja? Cari lah?!"

"Gue bawa siapa? Semua orang di markas lagi galau, Lo juga!"

"Ck! Anjing Lo!" Daniel segera masuk ke dalam rumah, mengambil jaket dan kunci motor. Cowok itu pun berlari ke arah garasi, dan mengeluarkan motornya dari sana.

Kaisar mengambil ponsel yang bergetar di saku nya.

"Datang sendiri dengan tangan kosong, kalau Lo mau, anggota Lo selamat!"

Kaisar tersenyum penuh arti, dia sama sekali tidak takut dengan ancaman si pengirim pesan, namun yang menjadi pikiran Kaisar sekarang adalah, dimana Aluna? Apakah dia sudah bertemu dengan Dewa, atau mereka berdua, sama-sama di tahan oleh geng Wolves, itu sangat berbahaya. Setelah Poltak, Kaisar tidak mau lagi, melibatkan orang-orang yang sahabat nya itu cintai, dalam setiap masalah nya.

"Ayo, anjing! Diam aja Lo!" Daniel membentak, dan siap pergi.

"Tunggu," cegah Kaisar. "Lo ke markas dulu, biar gue yang pergi."

"Lo jangan main-main, Sar. Lo bukan manusia paling kuat di bumi ini."

"Gue memang bukan manusia paling kuat, tapi gue lebih pintar dari Lo."

"Anjing!" Daniel mengumpat lagi.

"Lo ke markas, dan suruh semua anggota Ravens untuk cari Aluna, gue gak tahu, apakah dia sama Dewa atau nggak sekarang, sebelum kalian bisa ketemu sama Aluna, jangan pernah pulang!" Suruh Kaisar, dan segera pergi dari hadapan Daniel.

***

Aluna berjalan dengan tergesa-gesa, tujuan nya sekarang adalah ke bank, singkat saja. Aluna ingin mem-blokir ATM yang pernah Dewa berikan, berkali-kali Aluna menghapus air mata yang melintasi wajah cantik nya, dan berkali-kali juga, Aluna berusaha untuk melupakan kata-kata menyakitkan, yang sengaja ntah tidak sengaja, dilontarkan oleh Dewa.

"Aw... OMG! handphone gue, aaaaa..." Seorang gadis berteriak histeris, ketika Aluna tak sengaja menabrak nya.

Aluna gelagapan dan mencoba untuk mengutip beberapa pecahan dari handphone gadis tadi. "Sorry banget, gue gak sengaja," mohon Aluna dengan perasaan bersalah.

Gadis tadi segera berdiri dan mengibaskan rambutnya. "Makanya kalau jalan tuh pakai mata! Gimana-- Lo? Aluna kan?"

"Kok tahu?" Aluna pun bingung.

Cewek tadi pun tertawa dan memegang kedua bahu Aluna. "OMG! Lun. Lo lupa sama gue? Gue Talita, perempuan tempo hari, yang dibawa Reno ke rumah Lo."

Aluna pun tersenyum kikuk, dia baru ingat sekarang. Penampilan Talita memang sedikit berubah sekarang, karena cewek itu menggunakan kacamata dan juga masker.

"Yaampun sorry banget yah, Tal. Gue ganti deh handphone Lo," mohon Aluna.

Talita pun menggeleng, dan berganti posisi, merangkul bahu Aluna.  "Udah santai aja, gue mampu beli baru kok."

Kedua wanita itu mendadak diam, ketika melihat satu mobil Van putih melintas, Talita menajamkan penglihatannya ketika seperti melihat siluet seseorang dari kaca yang sedikit terbuka, mobil Van putih itu pun berhenti tak jauh dari tempat dimana Talita dan Aluna berdiri, dua cowok berpakaian putih abu-abu keluar dari sana, dan berlari ke arah Talita juga Aluna.

"OMG! Lari, Lun! Lari!" Suruh Talita dan segera menarik tangan Aluna untuk berlari menjauh.

Talita terus menarik Aluna, hingga kedua perempuan itu memasuki sebuah gang sempit yang tidak mereka ketahui, beberapa kali kedua remaja itu meminta maaf pada orang-orang yang mereka tabrak, mereka bersamaan menoleh ke arah belakang, kini orang yang mengejar mereka bertambah menjadi lima orang.

"Duh, Tal, sumpah gue gak sanggup." Aluna ngos-ngosan, langkah cewek itu pun semakin melemah.

"Bertahan dulu elah, hp gue hancur lagi. Gue gak tahu mau nelfon siapa ini." Talita juga semakin panik, ketika orang yang mengejar mereka sudah semakin dekat.

Aluna mendadak berhenti berlari, gadis itu mendongak ke arah langit, dia tiba-tiba merasa susah bernafas, semua yang ia lihat juga seperti berbayang-bayang.Aluna dengan cepat melepaskan genggaman tangan Talita pada pergelangan tangan nya, gadis itu menatap lekat ke arah Talita. "Tal, Lo pergi duluan aja, gue gak sanggup."

"Nggak, nggak. Gue pasti dihabisi geng Ravens kalau mereka tahu, gue biarkan Lo dalam bahaya, Ayo berusaha dikit lagi."

"Lari, Tal! Mereka makin dekat!" Suruh Aluna dengan tatapan mata yang sangat tajam.

Lagi-lagi Talita menggeleng. "Nggak, gue bakal tetap ada disini aaammmmhh..."

Lima orang yang mengejar mereka kini sudah tiba, dengan cepat kelima laki-laki itu membekap mulut Talita, juga Aluna. Mereka membungkus dua gadis itu, dengan jas mereka. Tidak lupa, mereka juga mengikat kedua tangan Talita dan Aluna.

Aluna mengerjab beberapa kali, ia melihat sekeliling nya. Sangat gelap. "Tal, Talita," panggil Aluna pelan. Kepala gadis itu bergerak ke kanan dan ke kiri, namun, ia tidak menemukan keberadaan Talita.

Aluna ingin bergerak, namun sangat sulit. Kedua kaki dan tangan perempuan itu di ikat sangat kencang, dia pun menoleh ke samping dan melihat Dewa yang berlumuran darah di dekat nya. "Bang, Bang Dewa." Panggil Aluna dengan suara lirih, namun tidak ada jawaban dari cowok itu.

Aluna berusaha keras untuk bergerak mendekat ke arah Dewa, kini posisi gadis itu duduk tepat di samping Dewa.


"Lunaaa..." Suara panjang namun setengah berbisik seketika di dengar oleh Luna, perempuan itu berbalik lagi, dan melihat Talita yang kini di ikat di sebuah karung yang berisi batu, mungkin berat nya sekita 100 kg.

"Bantuin gue dulu, OMG!" Talita pun terseok-seok ingin bergerak, namun sangat sulit. Dia tidak bisa melakukan apa-apa, karena ikatan yang cukup kuat, juga karung itu yang sangat berat.

"Gue juga gak bisa gerak, gimana mau nolong!"

Talita memajukan bibir nya, seolah memberi isyarat kepada Aluna, untuk mendekat ke arah tas pink milik perempuan itu. "Di tas gue ada gunting."

Kepala Aluna Bergerak, ke arah mana yang di katakan oleh Talita, tas cewek itu ternyata tidak terlalu jauh, dari tempat dimana Aluna duduk.

"Awas, di dalam ada foto Jaemin, jangan sampai rusak!" Talita mengingat kan, namun peringatan yang di ungkapkan Talita, malah mendapat pelototan tajam dari Aluna, Aluna dengan susah payah, mengesot menuju dimana tas Talita berada.

Setelah sampai, dengan susah payah Aluna, membuka tas tersebut, dengan posisi membelakangi tas pink milik Talita, kini Aluna berhasil membuka tas cewek itu, dan menemukan gunting kecil dengan stiker artis Korea disana. Pelan-pelan Aluna mengeluarkan gunting itu dari dalam tas, dan menggunting ikatan pada kedua tangan nya.

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang