39. night with you

590 32 0
                                    

Setelah mandi Kaisar dengan bersusah payah mengobati beberapa luka di tangan nya. Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, namun belum ada yang bisa tidur di markas. Para laki-laki itu memikirkan bagaimana cara mereka melepaskan Poltak, dan bagaimana mereka akan menjelaskan pada keluarga nya. Jika mereka tidak jujur, maka orang tua Poltak akan sangat membenci anak nya, jika mereka jujur. Poltak mungkin akan bebas dan Kaisar masuk penjara.

Kaisar menatap langit yang begitu cerah di atas sana. Hati Kaisar berdesir hebat ketika semilir angin menyapu tubuh nya yang semakin kurus, hari-hari Kaisar memang cukup melelahkan setelah ia memutuskan mempertaruhkan segalanya untuk Ravens, termasuk keselamatan dirinya sendiri.

"Lo nggak tidur?" Shena datang dan beralih mengobati tangan Kaisar.

Kaisar membiarkan saja perempuan itu mengobati dirinya. Pikiran nya benar-benar kacau malam ini, dia tidak tahu harus melangkah kemana lagi.

"Gue harus gimana, Shen?" tanya Kaisar pada Shena.

"Mau gimana lagi. Gue juga udah bilang dari awal, gak mungkin geng yang kalian bentuk berjalan tanpa perkelahian. Dan sekarang, ini lah imbas nya, Lo menghancurkan satu impian orang tua terhadap anak laki-laki nya." Shena mengingat kan tentang Poltak yang merupakan anak laki-laki satu-satunya, bahkan ia harus menghidupi kedua adik nya juga ibu nya.

"Kai," panggil Shena membuat Kaisar menoleh ke arah nya. "Bubarkan Ravens," pinta Shena.

Namun Kaisar menggeleng kuat. "Apa yang udah gue mulai akan gue selesaikan dengan baik, Ravens akan tetap ada. Untuk menghargai semua perjuangan orang-orang yang terlibat di dalam nya."

"Tapi Ravens menghancurkan banyak hal, apa Lo nggak mikir kesedihan yang di alami orang tua Poltak, ketika mereka melihat geng yang udah menghancurkan kehidupan anak nya, masih beroperasi dengan baik. Sedangkan mereka sudah kehilangan banyak hal."

"Ravens nggak pernah menghancurkan siapapun, Shena."

Shena menarik nafas panjang, apa lagi yang harus ia lakukan sekarang. Nasi sudah kembali lagi ke padi, bukan hanya menjadi bubur. Shena benar-benar tidak mengerti, Ravens ternyata lebih buruk dari yang ia bayangkan.

"Kalian belum tahu siapa dalang dibalik anak-anak olimpiade yang keracunan?" tanya Shena.

Kaisar menggeleng. "Besok gue sama yang lain mau ke kantor polisi dulu, setelah itu kita ngomongin persoalan yang lain."

Shena menggenggam tangan Kaisar yang penuh luka. "Kai, hidup lebih lama untuk gue," pinta Shena sangat tulus dan memeluk Kaisar tanpa rasa takut, bahkan Shena melupakan semua rasa sakit yang cowok itu berikan pada dirinya.

Kaisar membalas pelukan Shena sangat erat. "Bertahan lebih lama untuk gue, Shen."

"Jakarta sekarang makin indah setelah Lo datang," ungkap Shena jujur.

"Kai," panggil Shena lagi, ketika cowok yang memeluknya itu masih diam tidak menjawab.

"Ya?"

"Gue sering lihat Lo tidur dibawah jam tiga malam, kenapa?"

Kaisar mendongak menatap langit. "Gue suka Bulan, karena malam itu tenang, dan bulan yang menjadi penenang nya."

"Gimana kalau tiba-tiba hujan?" Shena bertanya lagi. "Bulan pasti hilang, dan malam yang tenang jadi berisik. Lo kan benci hujan."

"Itu adalah alasan kenapa gue benci hujan, karena gue benci hal-hal maupun orang-orang yang menghancurkan kenyamanan gue."

Shena mengangguk mengerti dan memeluk Kaisar lebih erat, seolah mencari kehangatan dari tubuh cowok itu.

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang