"Lo bawa gue kemana sih anjing, jangan-jangan Lo mau memperkosa gue? Asal Lo tahu ya, laki-laki juga punya undang-undang tentang pencabulan!" Reno dengan cepat melepaskan tangan seorang gadis yang terus saja menarik nya dari toilet.
"Eh pisang Ambon! Lo kira gue sudi memperkosa cowok letoy kayak Lo! Gue juga mau cari yang berkelas dikit," jawab nya tak kalah angkuh.
Cewek itu mengeluarkan handphone dan segera berfoto ria dengan Reno. Seakan kedua nya sangat dekat dan terlihat begitu akrab, cewek itu juga merangkul Reno dan mencium pipi kanan cowok itu.
"Kalau bukan karena taruhan, gue juga gak sudi melakukan semua ini." Cewek itu menggerutu sembari menyimpan kembali ponsel nya, dia pun menoleh ke arah Reno yang diam bak orang tolol. Wajah cowok itu juga terlihat pucat.
"Mau lagi?" Tawar cewek itu setengah menggoda.
Mendengar itu Reno kembali ke alam sadarnya, perlahan cowok itu mendekat ke arah gadis tadi membuat dia mundur beberapa langkah hingga punggung nya menubruk tembok, Reno menyunggingkan senyum nya ketika cewek itu terlihat takut dan melindungi dadanya. Dia ingin lari namun kedua tangan kekar Reno mengunci pergerakan perempuan itu.
"Mau dong, bahkan mau lebih," goda Reno seraya mendekatkan wajah nya.
"Aaaaa.... Pergi Lo! Pergi! Tolong.....hmmm..." Reno membekap mulut gadis itu dan membawa nya pergi dengan kasar. Reno membawa cewek itu masuk ke dalam mobil Dewa, yang sebelumnya kunci mobil itu memang ia simpan.
"Lo mau bawa gue kemana anjing!" Perempuan itu perlahan ingin membuka pintu mobil namun nihil, Reno sudah mengunci pintu.
"Mau lebih." Reno tersenyum genit sembari melajukan mobil yang ia kendarai.
"Anjing Lo, berhenti nggak!"
Reno mengerem mendadak ketika melihat sesuatu yang tidak asing di matanya.
"Anjing Lo, kalo bawa mobil yang bener dikit kek!"
"Bacot Lo!" Umpat Reno dan memutar mobil ke arah gang sempit.
"Lo mau bawa gue kemana?"
"Hutan," jawab Reno asal, pasalnya pria itu mengejar satu mobil Van berwarna putih yang sudah melaju sangat cepat.
"Berhenti anjing, berhenti nggak? Atau gue teriak."
Reno menatap tajam gadis itu. "Lo bisa diem nggak?" Reno menunjuk satu pisau belati di atas dashboard mobil. "Atau..."
"Oke," kata gadis itu dan langsung diam mendengar ancaman Reno yang tak main-main.
"Lo mau beli beras?" Gadis itu bertanya ketika mobil Reno berhenti tak jauh dari gudang beras, yang hari ini tidak ada pekerja disana. Berhubung hari ini adalah hari kemerdekaan.
"Emang ini dimana?" tanya Reno.
"Gudang beras," jawab nya.
Tebakan Reno benar. Mobil Van putih itu membawa seorang gadis yang sudah pingsan. Jas yang perempuan itu pakai adalah, Jas OSIS dari SMA Visiona.
"Siapa dia?" tanya perempuan yang sedari tadi banyak bacot di sebelah Reno.
"Ketua OSIS SMA Visiona."
"Shena?" Cewek itu pun terkejut mendengar nya. "OMG, kenapa dia diculik?"
"Kalau gue tahu, berarti gue juga penculik nya," jawab Reno tak kalah nyolot.
"Atau jangan-jangan, Lo anggota inti Ravens?" Tanya gadis itu sedikit takut.
"Kenapa?" Reno bertanya sembari berdecih, dia memang tidak se populer anggota inti Ravens yang lain termasuk, empat sekawan. Yakni, Daniel, Jef, Gery dan juga Kaisar.
"Lo mirip." Cewek itu memperlihatkan satu foto dibalik handphone nya dengan tangan bergetar.
Reno lagi-lagi tertawa melihat kepolosan perempuan satu ini. Foto itu adalah satu foto yang pernah Jef unggah di Instagram pribadinya, dimana mereka semua sedang nongkrong di rooftop, dan Jef mengambil foto mereka semua di balik remang-remang, tentu saja ada Reno disana.
"Gue emang anggota inti Ravens, dan itu nggak penting sekarang." Reno merebut ponsel perempuan itu dan menelfon Andra, namun sayang Reno tidak begitu hafal nomor bestie nya itu, hingga ia beberapa kali menelfon nomor yang salah.
"Gue mau turun," kata Reno dan menatap lekat ke arah gadis yang ada di samping nya. "Kalau dalam 10 menit gue nggak balik, Lo harus segera pergi dari tempat ini. Kalau Lo punya kesempatan buat balik ke gedung acara, Lo harus temuin teman-teman gue disana. Dan bilang ke mereka kalau gue ada di tempat ini."
Reno mengarahkan jari Kelingkingnya ke arah cewek yang belum ia ketahui namanya itu. "Lo bisa janji untuk orang yang belum Lo ketahui namanya ini?"
Cewek itu bingung dan menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Reno. "Nama Lo siapa? Gue bisa aja di tuduh temen-temen Lo pembohong, karena gue gak tahu nama Lo!"
"Reno Shakel Hadden." Reno segera turun dari mobil dan mengendap-endap masuk ke dalam gudang beras.
"Panjang amat." Cewek itu menggerutu. "Apa tadi? Gue cuma ingat Reno."
****
Geng Ravens bergegas cepat menyusul Reno yang berada di gudang beras. Suara motor yang begitu menggema di gang-gang sempit membuat Talita terbangun dari tidur nya. Gadis itu lupa bahwa Reno sempat berpesan tadi.
"Astaga! Jangan-jangan dia udah mati." Talita mengucek mata dengan kasar, dia sedikit menyesal karena telah tertidur.
Talita menoleh ke arah belakang mobil, rombongan motor besar berwarna hitam datang dari arah belakang, cowok-cowok itu memarkirkan motor mereka di belakang mobil yang dikendarai Reno.
"Astaga mobil gue, anjing Reno." Beberapa kali Dewa mengumpat dan mengelus mobil kesayangan nya, sembari mencari jika ada yang lecet, hingga akhirnya cowok itu mengintip dibalik jendela mobil.
"Anjing!" Dewa sontak menjerit membuat yang lain kompak berlari ke arah nya.
"Lo kenapa tolol?" tanya Andra kesal.
Dewa menunjuk ke dalam mobil. "Ada cewek di mobil gue."
Andra pun mengintip di balik jendela, hingga wajahnya bertatapan langsung dengan Talita yang berada dalam mobil. Dengan cepat Andra dan yang lain menggedor-gedor kaca mobil meminta Talita untuk keluar, karena mereka pun tidak tahu dimana keberadaan Reno.
"Duh... Gimana ini, mana mereka rame lagi. Kalau gue di tuduh nyuri gimana dong? Lagian cowok itu gak tahu diri banget, bawa mobil orang lagi." Talita menggerutu kesal. "Kalau gue di gebukin gimana? Duh... Serem banget sih mereka, Kaisar yang mana ya?"
"Keluar woi!!" Dewa terus menggedor-gedor kaca mobil, membuat nyali Talita ciut. Gadis itu pun memilih membuka pintu mobil sebelum ia dibakar hidup-hidup di dalam.
"Anjing, mobil gue!" Dewa segera masuk dan mengecek jika sekiranya ada kerusakan di dalam mobil mahal, yang baru saja ia beli sebulan yang lalu.
"Kenapa Lo bisa ada di dalam? Mana Reno?" tanya Andra.
"Di-dia di dalam, Kak." Talita menunjuk gudang beras yang tak jauh dari mobil nya.
"Kesana sekarang!" Suruh Kaisar tegas.
"Lo berdua tunggu sini aja!" Suruh Daniel kepada Vidia dan juga Talita.
"Gue ikut." Talita mendadak mundur ketika Kaisar menatap nya dengan tajam.
"Lo disini aja, pak ketua lagi mode pms. Nanti Lo di garuk sama dia," kata Jef menakut-nakuti Talita.
Vidia segera merangkul cewek yang belum ia ketahui namanya. "Nggak usah di masukin hati ya, Kaisar emang gitu. Songong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar 2019 [ SELESAI ]
Teen FictionIni tentang Elgafri Kaisar Hugo dan kisahnya sepanjang tahun 2019. Kaisar meninggalkan kota Surabaya, kota dimana ia tumbuh menjadi remaja sekarang ini. Kaisar pergi setelah ibu nya mengatakan akan menikah, Lagi. Catat LAGI! Kaisar pergi dari rumah...