38. Bintang ku

574 35 0
                                    

"Welcome, Kaisar. Si penguasa Visiona!" Seru Bian, dia adalah salah satu anggota Wolves yang kini berhadapan tak jauh dari Kaisar.

"Mau di siapin apa? Darah or daging?" Tawar Jacob yang berdiri di samping Bian.

Dilon tertawa remeh. "Dia nggak suka darah, dia juga nggak suka daging. Tapi, dia suka selangkangan perempuan."

Para anggota Wolves tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban angkuh Dilon.

"JAGA UCAPAN LO BANGSAT!" tekan Jef yang emosi.

Kaisar maju satu langkah, kedua tangan ia masukkan dalam saku celana. "Lo lupa satu hal, gue nggak cuma suka selangkangan perempuan." Kaisar menoleh ke bawah Dilon, "tapi juga selangkangan laki-laki, tapi bukan untuk di nikmati." Kaisar menyunggingkan senyum nya, bagaikan iblis.

"Wah gue baru tahu, kalau ketua Ravens gay!" Terdengar tawa lagi dari cowok bernama David, cowok itu kini menunjuk satu persatu pria di belakang Kaisar. "Ternyata Lo semua perkumpulan banci!" Lanjut nya.

Kaisar mendekat dan mengeluarkan belati dalam saku celana cowok itu, tanpa rasa takut Kaisar menusukkan belati yang ia bawa tepat pada perut David. Dengan tatapan tajam Kaisar menatap David dengan mata yang melotot menahan rasa sakit. "Kata siapa banci? Biasanya banci kumpulan laki-laki yang banyak omong daripada tindakan."

"KAISAR!" teriak Dilon yang kini di tahan oleh Jacob dan Bian. Dilon tentu tidak terima sahabatnya dibunuh dengan kejam oleh Kaisar.

Kaisar tersenyum manis ke arah Dilon yang kini berteriak ke arah nya. Kaisar juga tidak segan menusuk lebih dalam belati di perut David, dia juga sesekali memutarkan belati dalam perut pria angkuh itu. "Lo juga mau? Tapi, belum saat nya."

Kaisar segera melepaskan tusukan pada perut David membuat cowok itu segera tumbang dan wajah nya jatuh tepat di sepatu Kaisar. "Gue tahu membunuh bukan lah sifat seorang terhormat, maka dari itu gue kasih lo kesempatan untuk hidup!"

Kaisar menunjuk semua anggota Wolves. "Selamatkan anggota Lo, sebelum dia mati kehabisan darah!" Peringat Kaisar.

"Dan Lo!" Kaisar menunjuk Bian dan Juga Jacob. "Jangan pernah sentuh Shena, kalau Lo nggak mau bernasib sama!" Kaisar meninggalkan gudang beras karena ia tahu Shena telah di selamatkan oleh Reno.

"Itu ketua gue kan?" Jef pucat, dia tidak percaya dengan keberanian Kaisar.

"Keren!" Puji Dewa dengan mata yang tak berkedip.

Shena berlari ketika melihat dari kejauhan Kaisar datang mendekat. "Lo nggak papa kan? Lo nggak di apa-apain mereka kan?" Shena mengecek semua tubuh Kaisar.

"Harusnya gue tanya itu ke Lo!"

Shena menggeleng. "Gue gak papa. Kai, tangan Lo kenapa?" Shena terkejut bukan main seluruh tangan Kaisar berlumuran darah. Bahkan Kaos putih cowok itu juga tidak berwarna putih lagi.

"Nggak penting ayo kita pulang sekarang."

Poltak segera mendekat ke arah Kaisar dan mengambil belati di genggaman cowok itu. Karena suara sirine mobil polisi terdengar mendekat ke arah mereka.

"Buka baju mu ketua, biar ku pake!"

"Maksud Lo?" tanya Kasar bingung.

"Udah cepat kau!" Suruh Poltak tak sabaran.

Kaisar menggeleng dan tersenyum, karena ia tahu apa yang ingin anak Medan itu lakukan. "Nggak, gue yang melakukan harus nya gue yang bertanggung jawab."

Poltak menggeleng dan terus memegang kaos yang Kaisar pakai. "Kalau aku yang di penjara, kau pasti bisa menyelamatkan aku ketua. Tapi kalau kau yang masuk penjara, kami semua belum tentu bisa menyelamatkan kau."

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang