Tahun penuh rindu (Shena Amullya)

645 41 0
                                    

Mengabadikan kisah kita dalam sebuah tulisan, dan membaca nya kembali. Adalah cara terbaik untuk mengobati rasa rindu, dan menyisipkan luka kecil di dalam nya.

••• Shena Amullya •••

3 tahun setelah nya.
Januari, 2023.

♠♠♣♣

Shena menutup laptop itu, segala kisah telah berakhir. Setelah dua tahun bertarung dengan rasa trauma dalam hatinya, Shena akhirnya berhasil mengabadikan sosok Kaisar dalam bentuk buku, namun kisah nya lebih indah daripada asli nya. Dengan mengabadikan sosok ketua Ravens itu dalam sebuah novel, dan membuat takdirnya untuk hidup selamanya. Adalah impian Shena. Karena di dalam sebuah buku lah, seorang penulis menjadi Tuhan untuk semesta yang ia ciptakan. Juga takdir yang ia tentukan pada setiap karakter di dalam nya.

"Akakk... Na, ada olang di lual." Bastian, dengan langkah kecil nya datang menghampiri Shena.

Shena mencubit gemas, pipi adik nya itu, kemudian beralih menggendong nya. Bahkan menciumnya hingga Bastian menangis. "Sttt... Jangan kuat-kuat nangisnya, emak Lo galak!"

Shena menurun kan Bastian, dan menghapus sisa-sisa air mata adiknya itu. Shena memegang tangan kiri Bastian, dan keduanya berjalan bergandengan tangan memasuki rumah.

Sejujurnya, Shena tidak pernah datang lagi ke Visiona, sejak perpisahan 3 tahun silam. Pada tahun pertama, anggota inti Ravens masih sering mengunjungi kediaman Shena. Hanya untuk memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja. Memasuki tahun kedua, Shena bahkan tidak pernah lagi mendengar kabar mereka. Karena Shena menghabiskan tahun-tahun itu dengan penuh rindu, ia mengunjungi tempat-tempat yang pernah ia dan Kaisar kunjungi, menghirup udara jalanan yang pernah mereka lintasi, juga membongkar lagi isi koper, tempat dimana barang-barang Kaisar yang ia simpan.

Dan yang paling sering ia lakukan adalah, memutar kembali video kebersamaan dirinya dengan Kaisar. Bahkan, Shena mengubah satu video menjadi audio, dimana Kaisar mengucapkan selamat tidur dan bercerita hal-hal random. Shena menjadikan audio itu sebagai pengantar tidur nya. Dan kegelapan malam yang sepi, tidak begitu terasa lagi. Ketika suara Kaisar terus berputar berulang-ulang, menemani Shena melintasi hari-hari yang penuh rindu.

"Shen, ini ada siswa dari Visiona!" Hendra mengajak Shena untuk bergabung di ruang tamu.

Dari arah belakang Shena melihat sosok remaja laki-laki duduk membelakanginya, postur tubuhnya, warna kulit nya hingga rambutnya. Shena menjadi dejavu pada sosok pria yang sangat ia cintai, 3 tahun silam.

"Bas, sama Mama dulu ya. Kak Na, mau ngobrol sama papa."

Bastian mengangkat tangan nya, membentuk hormat. "Siap!"

Shena menutup mata nya rapat-rapat, dan memegang jantung nya yang berdegup sangat kencang di dalam sana. Dengan satu tarikan nafas panjang, dan menghembuskan nya kasar. Shena berkata dalam hati, bahwa semua akan selalu baik-baik saja.

Shena berjalan dengan hati-hati, dan duduk di sebelah ayahnya. Shena tersenyum canggung, kemudian mengangkat wajah agar ia bisa melihat sosok lelaki yang duduk di hadapannya.

"Hai." Remaja laki-laki itu mengulur kan tangan nya.

Shena diam tidak bergeming, matanya, alisnya, bibirnya. Sama persis. Tidak ada celah yang membedakan.

"Kak Shena!" Panggil nya.

"Oh, ha-hai!" Shena senyum terpaksa dan menerima uluran tangan remaja di hadapannya.

"Dia Ezra, ketua Ravens generasi ke empat, dan ketua Ravens ke-lima. Menggantikan ketua yang sebelumnya," jelas Pak Hendra.

Shena hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya ke lain arah. Shena kemudian mengelus singkat kedua lututnya, pertanda bahwa ia sangat tidak nyaman sekarang. Rasa sesak di dalam hatinya kembali menyeruak bebas, padahal sudah bertahun-tahun Shena berusaha sembuh, dan bangkit dari mimpi buruk ini. Namun, tetap saja, kemana pun ia pergi. Ia tidak pernah bisa lari dari takdir dan kenyataan. Akan ada selalu hal baru yang mengingat kan Shena, pada sosok Kaisar yang sangat ia cintai.

"Maaf, ada perlu apa?" tanya Shena tanpa basa-basi. Karena ia pun sudah tidak tahan duduk disini.

Ezra berdehem pelan. "Ada sedikit konflik lagi antara Visiona dan Airlangga, karena Wolves sekarang di pegang oleh orang yang kurang bertanggung jawab. Dan, sekolah itu juga sudah di sita oleh pemerintah. Dan, kita semua juga gak pernah tahu, siapa pemilik sekolah itu sekarang."

Ezra sekarang memandang lurus ke arah Shena. "Beberapa hari yang lalu, gue dan anggota inti Ravens yang lain, berusaha buat menghubungi para anggota inti Ravens generasi pertama. Saat, pimpinan di pegang oleh Bang Kaisar."

Shena tersenyum kecut, nama itu di sebutkan kembali. Memang benar, kemana pun Shena pergi. Ia harus selalu berdampingan dengan masa lalu, jadi bukan kah harusnya dirinya yang membiasakan diri, bukan memaksa masa lalu itu lenyap dan hilang.

Ezra kembali membuka suara. "Kak, kami gak berhasil menghubungi mereka semua. Kami, cuma berhasil menghubungi bang Gery, Jef dan Daniel. Dan, mereka bilang. Bang Kaisar pernah menulis di satu buku berwarna biru. Disana ada banyak rahasia besar mengenai Visiona, Ravens dan sekolah-sekolah dibawah pimpinan nya. Juga beberapa rahasia mengenai Airlangga."

Shena menggeleng dan menatap Ezra dengan sengit. "Buku itu ada. Dan masih gue pegang sampai sekarang, tapi, buku itu gak akan pernah di buka oleh siapapun. Bahkan, gue sendiri belum pernah membuka nya. Karena buku itu, bukan hanya tentang yang Lo sebut kan. Tapi, ada banyak hal-hal pribadi mengenai Kaisar disana. Tentang impian nya, keahlian nya, dan isi pikiran nya."

"Kalau gitu, Lo bisa buka dan baca untuk kami, hal-hal yang sekiranya penting untuk kami dengar," mohon Ezra.

Namun Shena si keras kepala tetap lah sama, bahkan tidak berubah dari tahun ke tahun. Shena tetap menggeleng dan pergi meninggalkan Ezra disana.

Shena segera berlari ke arah kamar, dan mengeluarkan satu buku berwarna biru dengan sampul kura-kura. Satu per satu, air mata Shena jatuh kembali menguasai buku itu. Shena mengelus lembut dengan sayang buku terakhir, dan satu-satunya buku yang selalu Kaisar bawa kemana pun ia pergi. Bahkan sampai hari ini, Shena tida berani membuka nya. Karena Kaisar pernah bilang, Nama Shena selalu tercantum di setiap lembar buku itu. Shena tidak ingin mengukir luka lagi dalam hati nya. Sangat sulit bagi Shena, untuk tertawa setiap harinya.

Shena menutup mata rapat-rapat, dan mencoba untuk tenang. Pikiran Shena kembali mengarah pada Jef, Daniel dan Gery. Apakah mereka mengetahui beberapa hal tentang buku ini, hingga dia menyarankan Ezra untuk meminta nya pada Shena. Apa perkataan Ezra benar, ada banyak hal sebenarnya belum terungkap selama tiga tahun ini. Dan, perkataan Kaisar kembali berputar di ingatan Shena.

"Lo nggak akan pernah tahu gimana nasib siswa dan siswi Visiona di luar sana. Karena Lo hanya duduk dan diam di ruang OSIS, dengan fasilitas yang gak main-main. Lo tahu apa tentang mereka?"

"Apa gue terlalu mengurung diri, sampai gue gak pernah tahu apa yang terjadi di luar sana, bahkan mengenai Visiona dan kabar nya," gumam Shena.


••••••★★★★•••••••

Apa isi buku biru itu?
Yakin hanya tentang isi pikiran Kaisar?
Atau tentang banyak rahasia yang belum sempat ia ungkapkan.

Kematian Kaisar murni penembakan Dilon?

Kaisar 2019 [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang