Kediaman keluarga Lewis begitu ramai malam ini. Ada anggota Ravens, anggota OSIS juga beberapa siswa dan siswi Visiona. Shena turun dari kamar dengan menggunakan dress berwarna emas, tidak lupa rambut yang ia sanggul modern. Shena juga mengenakan high heels berwarna senada dengan dress nya.
"Cantik sekali kau ini Shena!" Puji Poltak sembari geleng-geleng kepala.
"Makasih," jawab Shena sembari tersenyum manis.
Shena menemui beberapa teman satu sekolahnya dan berbincang bersama mereka. Dari kejauhan Shena menatap ketujuh anggota inti Ravens yang sedang bercanda di pinggiran kolam berenang, namun tidak ada Kaisar bersama mereka. Dimana cowok itu? Apakah ia masuk karantina lagi.
"Shena pasti nyariin Ketua," tutur Reno.
Jef mengangguk. "Apa kita jujur aja ke dia, tujuan Kaisar yang sebenarnya."
"Emang apa tujuan nya?" tanya Reno. Memang hanya Gery, Daniel juga Jef yang mengetahui rencana busuk Kaisar hari itu, walaupun sebenarnya bukan ide Kaisar. Namun, Jef dan Daniel.
"Kaisar nggak pernah suka sama Shena, dia deketin ketua osis itu hanya untuk Ravens. Supaya Ravens bisa di setujui dan di akui. Jadi, setelah Kaisar dapat itu semua, Shena nggak penting lagi buat dia." Daniel menjelaskan.
Dewa ikut nimbrung, pria itu kini terlihat semakin keren dengan balutan jas berwarna abu-abu yang baru saja ia beli dari Jerman. "Banyak kejadian yang gue nggak tahu," ucap nya dengan lirih.
"Shena pasti kecewa kalau dia tahu kebenaran ini, dan mungkin Ravens juga dapat ancaman besar," imbuh Andra.
"Cepat atau lambat kebenaran pasti terungkap." Gery menambah kan, Gery sangat yakin bahwa kebenaran akan segera terungkap, terlebih Vidia mendengar obrolan antara dirinya dengan Kaisar saat di rooftop, tidak mungkin bendahara OSIS itu diam saja, ketika mengetahui rencana buruk anggota Ravens.
Jef mengangguk setuju. "Kenapa gue tiba-tiba merasa bersalah udah buat ide buruk ini, kasihan Shena. Dia kelihatan bahagia dengan sandiwara busuk ketua."
"Hai guys!" Shena datang dan menyapa anggota inti Ravens.
"Hai calon buketu," sapa Dewa yang dibalas senyuman oleh Shena.
"Gue pengen denger kalian nyanyi deh, dengar-dengar suara kalian merdu," kata Shena.
Semua orang kompak menunjuk Gery, Gery hanya diam saja dan menatap teman-teman nya dengan tatapan siap menguliti mereka.
"Dia nih raja nya," usul Jef.
Shena tersenyum. "Mau nyanyi bareng gue nggak, Ger?" Ajak Shena.
Gery menggeleng pelan. "Sorry gue gak bisa, Shen. Ada satu perasaan yang harus gue jaga."
"Cie...Cie..." Kompak semua telinga yang mendengar nya mengejek cowok itu.
Gery hanya berdesis, mereka pasti salah paham. Padahal maksud Gery bukan lah perempuan yang perasaan nya harus ia jaga melainkan Kaisar. Ada satu hal yang Gery lihat disembunyikan sangat rapat oleh Kaisar, yang pasti tidak ada yang mengetahui selain dirinya.
"Okey," jawab Shena dengan senyuman menggoda. "Kalau gitu, Lo aja yang nyanyi. Pentas nya sepi tuh."
"Udah Sono!" Suruh Reno seraya mendorong tubuh Gery, Gery hanya pasrah dan menerima saja. Cowok itu mengambil gitar yang memang sudah ia bawa sebelumnya, Gery sebenarnya ingin sekali merubah suasana agar Shena melupakan ketidak hadiran Kaisar dalam acara nya ini.
Gery segera naik ke atas pentas dan mendapatkan banyak sorakan dari banyak orang. Gery mengingat satu lagu yang begitu mendengung di telinga nya.
"Kamu mau nyanyi apa buat aku?"
"Sempurna?"
"Kenapa?"
"Karena Lo sempurna, bahkan terlalu sempurna untuk di miliki pria bodoh ini!"
Gery mulai memetik gitar nya, dan mengalun indah membawa kan intro lagu sempurna. Sekelebat kenangan indah menghantui Gery, namun ia tetap tenang seolah dirinya baik-baik saja. Karena Gery adalah penampung cerita para anggota inti Ravens, kalau dia lemah teman-teman nya akan kehilangan tempat mereka bercerita.
"Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah."
Mata nya bulat sempurna, hidung yang mancung, kulit putih bersih. Rambut sebahu yang menambah kesan menawan pada tubuh perempuan yang sedang Gery bayangkan.
"Kau membuat diriku, akan selalu memujamu."
"Lo terlalu sempurna untuk gue miliki."
"Kita sama-sama sempurna supaya menjadi perpaduan yang lebih indah."
"Disetiap langkah ku, ku 'kan s'lalu memikirkan, diri mu
Tak bisa ku bayangkan hidup ku tanpa cinta mu.""Dia nyanyi atau curhat sih?" tanya Andra bingung pasal nya sahabatnya itu terlihat sangat menghayati lagu.
"Ntah lah, setidaknya kita bisa lihat sosok yang lain dari kulkas sebelas pintu itu," balas Reno.
Gery berhasil membawakan lagu sempurna hingga akhir, walaupun butuh perjuangan yang begitu hebat bagi nya. Riuh tepuk tangan terdengar begitu menggema, Gery turun dari pentas dan mendapat sambutan yang begitu meriah dari teman-teman nya.
"Ngomong-ngomong, Kaisar nggak datang yah?"
Pertanyaan dari Shena yang sebenarnya sangat di hindari oleh teman-teman Kaisar. Harus mereka jawab dengan apa pertanyaan ini, harus kah mereka memberi tahu Shena bahwa Kaisar pergi ke Surabaya untuk menemui pacarnya.
"Kayak nya Kaisar nggak akan datang, Shen," jawab Daniel pelan.
"Kenapa?"
"Dia balik ke Surabaya, ada urusan katanya."
Shena menunduk sedih. Padahal kedatangan Kaisar menjadi kado terindah sweet seventeen Shena kali ini. Shena sangat berharap Kaisar akan datang, ternyata pupus sudah.
"Dia lama ya disana?" tanya Shena lagi.
"Kita nggak tahu, Shen. Tapi yang pasti tujuh belas Agustus dia udah balik ke Jakarta," jawab Jef.
"Shen." Vidia datang bersama Silvia.
"Mereka bohong, Kaisar bukan pergi ke Surabaya karena ada urusan. Tapi, merayakan ulang tahun pacar nya," Kata Vidia membuat Shena sangat terkejut.
"Vid!" Bentak Daniel.
"Apa? Lo mau bodohi kami semu kan? Gue kecewa sama Lo semua!" Teriak Vidia.
Kini Vidia berjalan lebih dekat ke arah Shena dan menatap lekat mata perempuan itu, bulir airmata lolos begitu saja dari pelupuk mata Vidia, ia benar-benar tak kuasa menahan rasa kecewa di hatinya untuk mengatakan yang sebenarnya pada Shena, bagaimana remuk nya hati perempuan dengan rambut sanggul itu, dimana dia korban disini.
"Kaisar nggak pernah tulus dekat sama Lo, Shen. Dia melakukan itu semua biar bisa dapetin hati Lo, dan dengan mudah mendirikan Ravens di Visiona!" Jelas Vidia.
"Vidia!" Bentak Daniel. "Lo nggak bisa bicara sembarangan tanpa bukti."
"Gue gak butuh bukti apapun, karena gue lihat dengan mata gue sendiri. Bahkan telinga gue masih berfungsi dengan baik. Gue dengar semua pembicaraan Gery dan Kaisar di rooftop, bahkan Lo juga ada disana!" Vidia menunjuk Daniel.
"Kenapa Lo diam hah?! Gue bener kan? Siapa yang bohong disini, gue atau Lo!"
"Jaga ucapan Lo Vidia!" Peringat Daniel.
"Lo semua murahan! Hanya karena geng konyol kalian itu, kalian tega menghancurkan hati perempuan, apa itu namanya kalau bukan murahan? Gue benar-benar nggak pernah nyangka, gue sempat percaya sama orang murahan kayak kalian semua!"
"Vid cukup," Shena menyela ucapan Vidia. Pesta ulang tahun meriah yang Shena harapkan pupus sudah karena masalah ini.
Shena mendekat ke arah Gery dan menatap lekat manik mata cowok itu. Shena menangis tepat di hadapan Gery, meluapkan semua sesak di dalam dadanya. "Ger," panggil Shena pelan. "Jujur sama gue, apa yang di katakan Vidia itu benar? Lo ada disana kan, bahkan Kaisar cerita sama Lo."
Gery hanya diam saja dan masih menatap Shena tanpa berkat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisar 2019 [ SELESAI ]
Teen FictionIni tentang Elgafri Kaisar Hugo dan kisahnya sepanjang tahun 2019. Kaisar meninggalkan kota Surabaya, kota dimana ia tumbuh menjadi remaja sekarang ini. Kaisar pergi setelah ibu nya mengatakan akan menikah, Lagi. Catat LAGI! Kaisar pergi dari rumah...