⚜GGMGM 3⚜

9.1K 356 3
                                    

“kenapa perlakuan mereka kepadaku seperti itu, ya Allah.. bahkan, aku tidak tau, letak kesalahan ku pada mereka, itu dimana..“

–Chamelia Zafira Az-Zahra

























"DASAR BOCAH GENDUT!!"

"LO TUH, NGGAK PANTES, BUAT MASUK PONDOK INI!!"

"LO TUH, ITEM, DEKIL, J3RAWATAN, ANAK ORANG MISKIN, JELEK, DAN--TERLEBIH LAGI, LO TUH, GENDUT!! GEN DUTT!!!"

Plak!

Plak!

pipi Zahra ditampar dengan sangat kerasnya oleh perempuan berhijab biru.

"LO NGGAK PANTES, MONDOK DISINI!!"

"LO TUH, PANTESNYA DIPONDOKIN DI PONDOK LAIN! BUKAN DI PONDOK AL-HUDA INI!!"

perempuan berhijab hitam, tengah melipat kedua tangannya didada.   "heran. kok bisa sih, bu nyai, sama pak kyai, nerima orang kayak lo, buat masuk pondok ini"

"iya. kenapa harus keterima sih?!"

"nggak pantes tau nggak!"

"la-lalu.. bagaimana dengan kalian? apa kalian tidak sadar diri? apa kaca dikamar kalian kurang besar? sehingga kalian tidak bisa mengaca?" tanya Zahra dengan bibir yang bergetar. ia mencoba untuk memberanikan diri, untuk melawan.

Plak!

Zahra mendapatkan tamparan lagi, dari perempuan berhijab biru.

"APA MAKSUD LO, NGOMONG KAYAK TADI, KE KITA?! HAH?!!"

Perempuan berhijab hitam menarik paksa hijab yang dikenakan Zahra, agar terbuka. ia hanya ingin melihat rambut yang slama ini, Zahra tutupi.   "buka!!!"

"ng-nggak.. ma-mau..."

"ja-jangan kak.." lirih Zahra. Zahra masih berusaha untuk menahan hijabnya, agar tidak terbuka.

"kenapa? lo takut, rambut lo dilihat kita?!"

"tenang... gausah takut. kita cuman mau lihat kok! bentukan rambut elo kayak gimana,"

Zahra menggeleng. pertanda ia tidak mau. sungguh. ia tidak rela, jika selama ini, ia mempertahankan hijabnya, demi tidak nampak, atau terlihatnya rambutnya, lalu tiba-tiba saja seseorang memaksanya untuk membuka hijabnya, hanya untuk melihat rambutnya. wallahi, ia sangat tidak rela.

walaupun orang itu, perempuan, tetap saja. Zahra tak mau. ia tak mau, seseorang pun, melihatnya. dari kecil, Zahra sudah diajarkan oleh orang tuanya, untuk memakai hijabnya, hingga disaat ia beranjak dewasa, ibunya meminta agar Zahra terus memakai hijab, tanpa ada niatan untuk melepasnya, ataupun berhenti memakai hijab.

karna merasa geram, si perempuan berhijab hitam pun langsung ikut menarik paksa. hingga terlihat lah, rambut hitam, panjang, lurusnya Zahra terlihat. hijab yang dipertahankan olehnya, tiba-tiba saja terbuka. mungkin, karna ditarik paksa oleh 2 orang manusia Jahannam.

perempuan berhijab biru pun kaget, ketika melihat rambutnya Zahra.  "woww!!"

"gw kira, rambut lo bakalan kriting, pendek, banyak kutunya, bau apek, ehh.. ternyata berbanding sebaliknya"

"gw masih nggak percaya! palingan, ntu rambut palsu!!" ucap perempuan berhijab hitam.

"i-ini.. asli kakk.." jawab Zahra

perempuan berhijab biru tersenyum smirk.  "mari kita buktikan. ini, rambut asli, atau palsu" ucapnya

perempuan berhijab biru langsung saja menjambak/menarik rambutnya Zahra. ia menjambak dengan tidak manusiawi. ia menjambak dengan sangat kencang. sehingga beberapa rambut Zahra rontok.

"arrgghhh.. sa-sakit kakk.."

perempuan berhijab biru pun berhenti menjambak. ia melempar rontokan rambutnya Zahra, yang ada di tangannya, dibuang ke lantai.  "asli ternyata,"

"Assalamu'alaikum.."

"maaf. untuk mba Tri, mba inayah, mba khalisa, ditimbali. didepan, sudah ada orang tua embak," ucap perempuan berpakaian serba hijau, yang tiba-tiba saja masuk ke kamarnya Zahra. setelah mengucapkan kata-kata itu, perempuan itupun segera pergi.

Perempuan berhijab hitam, yang bernama Tri pun menoleh ke 2 temannya.   "eh, kenapa orang tua kita kesini?"

"mungkin, mereka mau ngasih kita sesuatu. bingkisan, atau.. bisa jadi, uang" ucap perempuan berhijab coksu, yang bernama Khalisa.

"hmm.. mungkin. ayok kita kesana!"

"ayok" mereka bertiga pun keluar dari kamarnya Zahra. hal itu, membuat Zahra bernafas lega.

"huffttt.. untung aja, mereka sudah pergi"

"kenapa nasibku begini ya?"

"kenapa perlakuan mereka kepadaku seperti itu, ya Allah.. bahkan, aku tidak tau, letak kesalahan ku pada mereka, itu dimana.." cicit Zahra

Zahra kembali memakai hijabnya. ia mengambil rambutnya yang berserakan dilantai.




•°•°•°•°•°




"abii.. Ummi pengen deh, pergi ke pantai. gimana, kalau kita pergi ke pantai? kita kan, udah hampir ga pernah, kesana. terakhir kali, disaat sebulan, selepas kita menikah" ucap Ummi Laeli

"abi mah, setuju-setuju aja. tapi, Fachrul gimana?"

"ya, dia ikut kita lah, ke pantai! masa iya, mau disini sendirian,"

"hmm.. yaudah. nanti, biar abi yang bilang ke Fachrul. kalau Fachrul setuju, dan mau ikut, ke besokannya, kita baru ke pantai. gimana Ummi? setuju?"

Ummi Laeli mengangguk antusias.  "setuju abi!"


*
*
*


"Fachrul. abi mau ngomong sesuatu sama kamu nak," ucap Kyai Shaleh.

Gus Fachrul yang tadinya sedang bermain handphone, ia pun langsung meletakkan handphone nya diatas meja.   "mau ngomongin tentang apa, abi?

"jadi begini nak.. Ummi mu itu, pengen pergi ke pantai. kamu.. mau ikut kan, sama Ummi, dan juga abi, ke pantai?"

"hemmm..." Gus Fachrul berfikir sejenak. lalu menganggukan kepalanya.  "iya. nanti, Fachrul ikut. tapi, kemungkinan, kalau abi, sama Ummi ikut berenang, dipinggiran pantainya, Fachrul tidak. Fachrul akan memilih untuk duduk saja, sendirian"

"gimana kalau kamu ditemani oleh salah satu Ustadz saja? daripada kamu sendirian. nanti, kamu melamun. takutnya, nanti, ada sesuatu makhluk yang masuk ke tubuh kamu.."

"hmm.. Fachrul ajak Reza aja ya? buat ikut?"

"menurut abi, gimana?"

"terserah kamu sih.. mau ngajak Zaki nggak papa, Reza nggak papa, Ustadz yang lainnya juga nggak papa"

"hmm.. enggak deh. Fachrul ajak Reza aja, yang sudah akrab, sama Fachrul"

"yasudah, kalau itu mau kamu"





















Jangan lupa kasih vote, ataupun
komennyaaa💗



Thankss~~


Night semuaaa🌚💞~~~

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang