⚜GGMGM 53⚜

3.4K 152 10
                                    

"Jadilah seperti bunga yang selalu memberi keharuman bahkan ke tangan yang menghancurkannya. "

- Ali Bin Abi Thalib


















"hari ini, bu Nyai nyuruh ente lagi nggak Rez, seperti biasanya?"

laki-laki yang kerap dipanggil Reza itu, memang ditugaskan oleh bu Nyai Laeli Fatiqoh untuk memata-matai anaknya. bukan hanya Ustadz Reza saja, yang disuruh memata-matai anaknya, melainkan Mas Irham, dan juga Faqih. mereka bertiga ditugaskan untuk memata-matai anak dari pemilik pondok ini. Ummi Laeli memang menyuruh mereka bertiga untuk memata-matai anaknya supaya ia tau, apakah anaknya ini, masih diam-diam suka bertemu dengan mantannya kekasihnya, atau tidak? ia juga kerap menyuruh Ustadz Reza, Mas Irham, dan juga Faqih untuk melakukan ini itu, untuk mengetes Gus Fachrul. mengetes dalam hal ini, yaitu mengetes, apakah anaknya itu benar-benar mencintai menantunya dengan sepenuh hati, ataukah hanya untuk bisa move on dari mantan kekasihnya?

Ustadz Reza mengangguk. "ada."

"apaan? kalau gampang, ana ikut bantuin deh!" tutur Ustadz Reza. yeah, laki-laki ini memang suka membantu Ustadz Reza dalam menjalankan amanahnya pada bu Nyai-nya.

"ana disuruh......"

"minjem cincin pernikahannya Gus Fachrul."

"WHAT?!!! untuk apa weh? nanti kalau ilang, bisa berabeh! cincin itu, penting. P-E-N-T-I-N-G!!" ucap Ustadz Zaki.

"bu Nyai cuman mau lihat responnya Gus Fachrul aja. dia beneran mau minjemin cincinnya ke ana, atau enggak." jelas Ustadz Reza melahap roti yang tadi ia beli di koprasi.

Ustadz Zaki manggut-manggut. "kuy lah, sekarang aja. mumpung orangnya lagi ada di ruangannya."

"lagi ngapain Gus Fachrul disana?" tanya Ustadz Reza heran. memang, semenjak menikah, Gus Fachrul jaraangg sekali masuk ke ruangannya sendiri. alasannya pasti selalu males.

"lagi ngoreksi jawaban santri."

Ustadz Reza manggut-manggut sambil ber 'oh' ria. "mau nggak?" tawarnya sembari menyodorkan roti yang ada ditangannya.

"dah kenyang. tadi habis makan seblak nya Mpok ida."

"nyeblak sendiri?"

Ustadz Zaki menggeleng. "sama si Fathul."

"cepet habisin rotinya. habis itu, kita ke ruangannya Gus Fachrul." suruh Ustadz Zaki

Ustadz Reza mengacungkan jempolnya. ia pun buru-buru menghabiskan roti yang sedang ia genggam. "dah habis. ayo!" Ustadz Reza dan juga Ustadz Zaki pun pergi ke ruangannya Gus Fachrul untuk menjalankan perintah dari sang bu Nyai.

"Assalamu'alaikum Gus Fachrul" ucap Ustadz Zaki dan Ustadz Reza saat memasuki ruangannya Gus Fachrul.

"Waalaikumsalam. hm ada apa?" tanya Gus Fachrul.

Ustadz Zaki dan Ustadz Reza mengambil tempat duduk yang posisinya berhadapan dengan Gus Fachrul. "lagi ngapain Gus?" Ustadz Reza membuka obrolan.

"ngoreksi jawaban."

"jawaban santri?"

"hm"

"kelas berapa?"

"empat."

Ustadz Reza mengangguk. ia bingung harus mencari topik pembicaraan apa lagi dengan Gus Fachrul, teman sedari kecilnya.. "cincinnya bagus ya, Gus. pinjam boleh?" tanya Ustadz Reza sembari memperhatikan cincin yang dikenakan oleh Gus-nya.

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang