⚜GGMGM 34⚜

5.3K 176 11
                                    

— hijrah together


"Jadilah seperti bunga yang selalu memberi keharuman bahkan ke tangan yang menghancurkannya "

— Ali Bin Abi Thalib

























"Dara.. tadi memangnya kamu ngobrolin apa sama Zahra? kok Fachrul bisa sampe marah kayak gitu, sama kamu?" tanya Riana lembut.

Dara melipat kedua tangan nya didada. "Dara cuman nanya sesuatu doang mah, sama Zahra. dia nya aja tuh, yang apa-apa sewot, apa-apa sewot. darah tinggi mampus!" kesalnya

"syutt.. nggak boleh ngomong kayak gitu!" tegur Riana

"bagaimanapun juga Fachrul itu, suami dari adek kamu sendiri. kamu harus bersikap sopan pada dia. mengerti?!"

Dara memutar bola matanya malas. ia langsung pergi begitu saja.

Riana menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap Dara yang seperti itu.


*
*
*


Tok.. Tok.. Tok..

"ck! siapa sih, yang ngetuk pintu?! nggak tau apa, gw lagi kesel, malah dibikin kesel lagi!" dengan perasaan yang masih kesalnya Dara pun membukakan pintu rumahnya.

"lo siapa?! salah alamat lo?"

"eh, ini, rumahnya Fachrul kan?"

"ini rumah ayah gw. bukan rumahnya si Fachrul! enak aja lo ngomong kayak gitu." Dara memandangi perempuan didepannya dari atas sampai bawah. cantik juga. "siapa sih, lo?! ada urusan apa dateng kesini?"

"oh iya, kenalin. aku, Laura!" Dara menjabat tangannya Laura.

"aku pengen ketemu sama Fachrul.. Fachrul nya ada kan?"

"ada."

"boleh tolong panggilin nggak?" pinta Laura

"bentar. gw panggilin dulu. jangan kemana-mana lo!" ucap Dara, yang langsung dijawabi dengan sebuah anggukan oleh Laura.

Dara pun masuk kembali ke dalam rumahnya, untuk memanggilkan Gus Fachrul.

"ada apa?" tanya Gus Fachrul yang sekarang sudah berada dihadapannya Laura.

"aku pengen ngomong sesuatu sama kamu!" Laura langsung membawa Gus Fachrul pergi begitu saja.

Dara yang berada diambang itu, sembari memerhatikan Laura yang tengah membawa Gus Fachrul pergi pun, ia merasa curiga. "gw jadi curiga deh, sama mereka. mereka, nggak lagi ada hubungan kan? awas aja kalau beneran ada. gw patahin leher mereka satu-satu!"

"enak aja tuh, si Fachrul. udah punya istri, punya simpanan lagi!"

"siapa yang punya simpanan kak?"

Dara menelan salivanya kuat-kuat ketika melihat adeknya, Zahra, yang sudah berada dibelakang nya. "e-ee... i-itu... si... si... si Ilham! iya, si Ilham. dia ternyata ketauan punya simpanan. huh, untung aja gw uda putus sama dia." Dara berharap adeknya ini, percaya padanya.

Zahra manggut-manggut. "kakak gamon, sama kak Ilham?"

"gamon? cih! nggak ada kata 'gamon' didalam kamus hidup gw! cowo diluaran masih banyak, kenapa harus nge-gamonin cowo kayak si Ilham?"

"syukur deh, kalau kakak nggak gamon sama kak Ilham." ucap Zahra




•°•°•°•°•




Laura memeluk tubuhnya Gus Fachrul. "kamu beneran, udah nikah?"

Gus Fachrul mengelus rambutnya panjangnya Laura yang terurai. "bener Lora.."

Laura melepas pelukannya. ia beralih menatap lekat-lekat manik-manik matanya Gus Fachrul. "kamu udah nggak sayang sama aku lagi?"

"sayang."

"perasaan aku sama kamu nggak akan pernah berubah Lora.."

"kalau kamu sayang sama aku, kenapa kamu nikah sama perempuan itu?! itu tandanya kamu udah nggak sayang lagi sama aku!" air matanya Laura kian turun berjatuhan.

"jangan nangis lagi. aku nggak suka ngeliat kamu nangis kayak gini cuman gara-gara aku" Gus Fachrul menghapus air mata yang membasahi pipinya Laura. mantan pacarnya dulu.

Gus Fachrul dan juga Laura sudah berpacaran 5 tahun lamanya. mereka memulai pacaran disaat mereka kelas 1 SMA.

namun, hubungan mereka kandas hanya karna saat itu, Gus Fachrul ingin mondok di pesantren An-Nur.

"hiks.. kamu udah nggak sayang sama aku lagi," isak Laura

"aku sayang sama kamu"

"jangan nangis lagi, ya?"

Laura mengangguk kecil. ia menghapus air matanya sendiri. "kamu bilang, setelah kamu selesai mondok, kamu mau minta restu sama Ummi, dan juga Abi kamu, buat nikahin aku.  kenapa sekarang kamu malah nikahin perempuan itu sih?!"

"kamu nggak nepatin janji yang telah kamu lontarkan sendiri, Arul!"

Gus Fachrul menunduk. memang tidak seharusnya dulu ia berjanji seperti itu.. "maaf Lora.."

"aku nggak mau maafin kamu, sebelum kamu tepatin ucapan kamu sendiri!"

Gus Fachrul menatap Laura lekat-lekat. "ma-maksudnya?" tanyanya tak faham, dengan apa yang diucapkan oleh Laura. gadis cantik di depannya.

"kamu harus nikahin aku! jadiin aku istri kedua kamu!"

"Lora.. maaf. kalau itu, aku tidak bisa."

"kenapa?! katanya kamu sayang sama aku!" Laura mengguncang-guncangkan bahunya Gus Fachrul.

"aku memang sayang sama kamu, tapi kalau buat menjadikan kamu istri, itu sangatlah tidak mungkin. kamu tau sendiri kan, kalau aku baru saja menikah. aku juga cinta banget sama istriku. aku nggak mau melukai hati istriku," tutur Gus Fachrul

"eumm.. maaf Lora. sepertinya aku harus kembali ke rumah. istri aku udah nungguin aku. sampai ketemu lagi yaa" Gus Fachrul melenggang pergi meninggalkan Laura yang masih diam ditempat nya.

"kamu jahat Arul!"

"kamu mengaku nya sayang sama aku, tapi kamu cinta nya sama perempuan yang sekarang udah jadi istri kamu!"






















Jangan lupa votmeen nya🤑

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang