⚜GGMGM 15⚜

7K 231 2
                                    

“Kita selalu mengingat Allah di kala senang, sehingga Allah mengingat kita di kala susah. Cukuplah bagi kita Allah, Dialah sebaik-baik Dzat yang diserahi.”

• Habib Umar bin Hafidz
























""saya lagi tidak mau bercanda Zahra! jadi, please kali ini serius. dan--jangan pernah memutuskan sesuatu, kalau aslinya kamu tidak mau. it's okey. saya terima, kalau kamu memang tidak mau menerimanya" ucap Gus Fachrul

"sudah tidak ada yang mau dibicarakan lagi kan? kalau begitu, saya pergi dulu. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Gus Fachrul pun pergi meninggalkan Zahra yang masih terdiam di tempat nya.

Zahra memandang heran kepada Gus Fachrul. sebenarnya dia itu, kenapa?  "benar kata Ustadz Reza dan Ustadz Zaki, kalau Gus Fachrul agak berubah. tidak seperti biasanya"

"tapi, itu karna ulah siapa? aku gituh?! ihh.. masa iya sih??"

"tau ah! mending, aku pulang ke pondok aja. daripada mikirin tentang dia" Zahra pun mencling pergi menuju pondok putri.


*
*
*


Gus Fachrul mendudukkan bok*ngnya disamping nya Ustadz Imam yang tengah memakan snack. tiba-tiba ia mengambil snack yang sedang dipegang oleh Ustadz Imam.  "Astaghfirullah Gus.. maen comot-comot aja. itu kan, milik ana Guss"

"minta dikit aelahh" Gus Fachrul mengambil beberapa isi snack nya, lalu melahap nya.

Kres! Kres! Kres!

Ustadz Imam meneguk ludahnya, ketika melihat Gus Fachrul yang sepertinya ketagihan dengan snack miliknya.  "jangan habisin semua dong Gus.. itu, atu-atu nya snack yang ana punya loh.. ana baru makan dikit tadii" ujar Ustadz Imam dengan muka yang memelas.

"iya-iya. tuh. saya balikin lagi" Gus Fachrul menyerahkan snack milik Ustadz Imam ke tangannya Ustadz Imam lagi.  "btw thanks ya!"

"sama-sama Gus" Ustadz Imam kembali melahap snack miliknya.

"Mam. saya mau ngomong"

"apwaan Gus?" tanya Ustadz Imam dengan mulut yang penuh dengan snack

"kalau saya balik lagi ke pesantren An-Nur, menurut kamu gimana?"

mendengar hal itu, Ustadz Imam langsung menyemburkan makanan yang berada di mulutnya.

Gus Fachrul memukul lengannya Ustadz Imam.  "jorok banget sih! makanan udah di mulut, bukannya dikunyah, malah disembur kek gitu!" tegur nya

"ma-maaf Gus. ya, lagian ente kenapa tiba-tiba ngomong kayak gitu?"

"hmm.. saya lagi pengen balik ke sana. mau ngabdi "

"jangan elah Gus.. Gus baru beberapa hari loh, disinii. masa iya, mau balik ke sana lagi. lagian, apa enaknya sih, mondok disana? enakan juga mondok di pondok milik ayah sendiri" tutur Ustadz Imam

"hmm.. ya, iya sih.. tapi, selama saya mondok disana, saya nggak pernah ngerasa nggak betah. pasti, selalu nya betah"

"disana pondok salafy kan, Gus?" tanya Ustadz Imam

Gus Fachrul mengangguk. "Yes. salafy "

"wahh.. bagus itu, kalau pondoknya salafy"

"trus, sekarang, keputusannya Gus Fachrul apa?"

"saya sih, niatnya yah, besok, akan langsung pergi ke sana. dan ini, nanti, saya bakal izin dulu sama abi, dan juga Ummi" ucap Gus Fachrul

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang