⚜GGMGM 76⚜

2K 126 31
                                    

"walaupun kamu tidak mencintai ku, tolong perlakukan aku layaknya seperti istrimu."

~U. Makarimah Nazwa
















silih waktu berjalan, hari berganti hari, kini tibalah saat dimana Gus Fachrul akan kembali pulang ke kediamannya. ia tak sendiri, ada Ning Nazwa juga. tapi sebelum memutuskan untuk langsung pulang ke Pondoknya, Gus Fachrul pergi menjemput Zahra ke rumahnya.

Gus Fachrul sudah sampai di depan rumahnya Zahra. ia pun memarkirkan mobilnya. "Ning disini saja, Saya mau masuk ke dalam." ujar Gus Fachrul

"loh, kenapa Aku nggak ikut masuk juga?" tanya Ning Nazwa penuh terheranan

"kalau Ning ikut masuk, yang ada Ning nyari masalah." Gus Fachrul tau sendiri, bagaimana sikap bar-bar kakaknya Zahra yang pertama. ia sangat yakin, jika Ning Nazwa ikut masuk bersamanya, yang ada Nazwa juga lah, yang bisa kena cakaran maut, dari Dara.

"sudahlah, Ning disini saja, toh, Saya cuman sebentar di dalam." katanya. Gus Fachrul langsung keluar dari mobil, tanpa menunggu jawaban dari Ning Nazwa

baru saja Ning Nazwa ingin menjawab, tapi Gus Fachrul sudah lebih dahulu keluar dari mobil. ia hanya bisa tersenyum miris, ya, memang pantas sih, Gus Fachrul masih bersikap dingin padanya, dia kan, menyetujui pernikahan dengan dirinya karna paksaan dari Abinya. yang memang di mana, Abinya Gus Fachrul ini, sahabatan dengan Abinya Ning Nazwa.

•••••••••••

"sudah siap?"

Zahra mengangguk "sudah!"

"bawa apa aja?"

dengan polosnya Zahra menjawab, "engga bawa apa-apa,"

"lah, kenapa nggak bawa sesuatu?"

"semua barangku kan, sudah ada disana Gus.. lagian, pas mau kesini juga, nggak bawa apapun."

"yakin nggak mau bawa sesuatu, Ra?" tanya Gus Fachrul meyakinkan Zahra

Zahra mengangguk pasti. "yakin!"

"udahlah, ayo berangkat! Zahra mau cepat-cepat ketemu Ummi,"

"ah, yaudah, ayo!"

*********

dapat Zahra lihat, di dekat mobilnya Gus Fachrul ada seorang perempuan disana. ia sangat yakin, jika perempuan itu adalah Ning Nazwa. istri keduanya Gus Fachrul. Tapi.. kenapa Ning Nazwa menatap dirinya dengan tatapan sinis? seperti... hmm seseorang yang tak suka? Tapi, Zahra tetap tidak menanggapi tatapan itu. ia memilih untuk merasa bodoamatan.

"oh, jadi ini toh, yang namanya Zahra-Zahra."

"ternyata aslinya biasa saja! masih cantikan juga Aku kemana-mana. bisa-bisanya Fachrul sangat memuja-muja sosok dia," batin Nazwa

Saat melihat Gus Fachrul yang menatap nya dengan tatapan tajam, Nazwa langsung tersenyum pada Zahra. "Halo, kenalin, nama Aku Nazwa."

Zahra membalas senyuman nya Ning Nazwa. "Zahra," ucapnya seraya memperkenalkan namanya

"Mmm.. istri keduanya Gus Fachrul?" pertanyaan Zahra langsung diangguki oleh Nazwa. "iya benar."

Cantik.
itulah satu kata untuk Nazwa, dari Zahra.

Gus Fachrul membukakan pintu mobil yang di depan. "Ayo masuk" suruhnya pada Zahra

Gus Fachrul mencegah tangan Zahra yang hendak membuka pintu belakang. "eitts, kamu mau kemana?"

"mau duduk,"

"duduknya disini," kata Gus Fachrul

"itu kan, untuk......"

"untuk kamu."

"cepat masuk!"

"tapi Ning Naz----"

Gus Fachrul buru-buru memotong ucapannya Zahra. "dia dibelakang."

"emm.. yaudah," tak banyak bicara lagi, Zahra langsung masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi depan.

melihat Zahra yang sudah masuk ke dalam mobil, Gus Fachrul mendekati Ning Nazwa. ia mencekik leher perempuan itu. "dengar, kalau Saya melihat kamu menatap Zahra seperti itu lagi, Saya tidak akan segan-segan memberikan mu hukuman!"

"FAHAM?!" bentaknya

Nazwa hanya mengangguk. ia sedikit kesulitan untuk berbicara. karna Gus Fachrul mencekiknya sangat kuat.

Gus Fachrul berhenti mencekik lehernya Nazwa. ia langsung masuk ke dalam mobil, tanpa meminta maaf akan perbuatannya tadi.

"sshh.. sakit banget," kata Nazwa. ia memegangi lehernya yang tadi di cekek oleh Gus Fachrul. sakitnya, masih terasa..

"Nazwa, masuk!!" teriak Gus Fachrul dari dalam mobil

"Iya-iya" Nazwa langsung masuk ke dalam mobil. ia duduk di kursi paling belakang

🎃🎃🎃🎃🎃

Di tengah-tengah perjalanan menuju Pondok Al-huda...

"Gus, ini kita nggak beli sesuatu gituh, untuk Abi, atau Ummi?" tanya Zahra

"nggak perlu, karna Aku sudah membelikannya."

Zahra manggut-manggut. "bagus deh! setidaknya kita pulang bawa sesuatu,"

Gus Fachrul mengangguk.

"ngantuk?" tanyanya saat mendapati Zahra yang baru saja menguap

"Mmm.. sedikit,"

"tidur aja, nanti kalau udah sampai, Aku bangunin." ucap Gus Fachrul

Zahra mengangguk.

"Mau tidur disini?" tawar Gus Fachrul sambil menepuk-nepuk pahanya

"boleh?"

"tentu saja boleh,"

Zahra tersenyum sumringah ketika Gus Fachrul yang dengan suka rela mengizinkan ia untuk tidur di pahanya. ia langsung mengatur bagaimana caranya agar ia bisa tidur meringkuk, dan menaruh kepala nya diatas pahanya Gus Fachrul. sedikit susah, karna sedikit sempit, untuknya bisa tidur

Cup

Gus Fachrul mengecup singkat pipinya Zahra

"tidur yang nyenyak, Zaujati"

pandangan itu tak luput dari Nazwa. ia memutar bola matanya jengah melihat Gus Fachrul yang sangat manis ketika bersama dengan Zahra, tapi dengannya? tidak.

Nazwa mendengus. "ckckck! dasar, awas kau Zahra! akan ku buat perhitungan padamu!!" batinnya

















Segini dulu yee...😗😗

JANGAN LUPA VOTE, AND KOMENNYA❤❤

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang