⚜GGMGM 45⚜

3.9K 152 1
                                    

“semakin kamu ikhlas karena Allah, semakin tenang hatimu. sabar dulu prosesmu pasti Allah bantu.“


























Zahra tidak jadi menuju kamar nya yang ada di pondok. ia memilih untuk pulang ke ndalem. lalu buru-buru untuk masuk ke dalam. ia ingin menangis se-jadi jadinya disana. sungguh, perkataan mereka sangat-sangat menyayat hatinya. air matanya luruh ke bawah secara bergantian. ia terisak. "hiks.. hiks.. aku bukan jalang.. aku tidak seperti yang mereka fikirkan..!"

seseorang dari luar kamar mencoba untuk membuka knop pintu. terkunci! pintunya dikunci dari dalam oleh Zahra.

Tok.. Tok.. Tok..

"ara, kamu didalam sayang?"

suara itu... Zahra sangat mengenalinya! yeah, itu, suaranya Gus Fachrul!

"Gus Fachrul?"

"ara.. bukain dong pintunya. ini saya."

Zahra menghapusi air mata yang membasahi pipinya. ia buru-buru untuk membukakan pintu kamarnya.

Ceklek.

"Guss" Zahra berhamburan ke dalam pelukannya Gus Fachrul.

Gus Fachrul mengusap punggung belakangnya Zahra secara lembut. "ada apa? ada sesuatu yang terjadi kah selama saya pergi?"

Zahra melepas pelukannya secara sepihak. ia menatap Gus Fachrul yang tubuhnya memang jauh lebih tinggi darinya. "Gus. Gus tau tidak?"

Gus Fachrul menggeleng. "tidak. memangnya apa?"

"aku kasih tau aja kali ya?" batin Zahra

"masa iya aku dianggap jalang, yang rela tubuhnya di cicipi sama Gus. dianggap nge-godain Gus juga lagi! sebel banget, kan?" Zahra mendengus kesal. mengingat perlakuan orang-orang tadi padanya.

Gus Fachrul memegang dagunya Zahra. lalu mengangkatnya sedikit. agar Zahra dapat menatap kedua matanya. "siapa yang bilang kayak gitu sama kamu hm? ayo katakan sama saya. nanti langsung saya tegur. kalau perlu saya keluarkan dari pondok ini"

Zahra sontak melototkan matanya mendengar penuturan dari Gus Fachrul. "eh, jangan Gus!"

"kenapa jangan? mereka saja berani berkata seperti itu sama kamu, ya, mereka juga harus menanggung resiko nya dong."

"ya, jangan Gus. masa iya, cuman ngomong kayak gitu aja, langsung dikeluarin dari pondok ini?"

Gus Fachrul menghela nafasnya panjang. "okey, saya nggak akan mengeluarkan mereka. tapi, saya tegur saja, ya?" Zahra mengangguk menyetujuinya.

"kamu belum mengatakan sama saya nama mereka. cepat katakan!"

"ada, Mila, Yona, dan yang terakhir.. Ustadzah Erna. Gus kenal kan, sama mereka?"

"hah apa tadi? Ustadzah Erna?"

Zahra mengangguk. "iya, Ustadzah Erna. tempat ngajar ngajinya tuh, di pojok kiri Mushola putri. Gus pasti kenal lah sama dia."

"iya, saya kenal ara. dia itu perempuan yang pernah saya tolak cinta nya udah dua kali."

"hah? du-dua?!"

"iya, dua kali."

"kok bisa di tolak? dia cantik juga! Gus pasti nyesel!"

Gus Fachrul menatap datar ke arah Zahra. "ngapain nyesel? orang saya–nya aja nggak ada perasaan apapun sama dia"

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang