"Yordhan, Sebenarnya apa lagi yang akan direncanakan oleh Ning Nazwa? Dan, Mengapa dia memiliki niat jahat kepada Gus Fachrul dan juga Ning Zahra?" Ustadz Imam bertanya seperti itu, Karna ingin mengetahui jawabannya yang pasti dari Yordhania. Barangkali, hantu tampan itu mengetahuinya.
"Sebenarnya, dia hanya ingin memisahkan Fachrul dan Zahra saja. Tidak ada maksud yang lainnya. Akan tetapi, Setelah beberapa hari tinggal satu rumah bersama Fachrul, Dia menjadi menyimpan perasaan terhadap Fachrul." jawab Yordhania. Hantu tampan itu, seperti sangat mengetahui tentang ini. "Dan, kalau soal apa lagi yang akan direncanakan olehnya, Aku juga tidak tau, Mam."
"Hmmm, kau berkata, jika Ning Nazwa ingin memisahkan Gus Fachrul dan juga Ning Zahra, itu, sebenarnya dia melakukan itu karna keinginan sendiri, atau memang ada sesuatu yang membuatnya melakukan itu?"
"Dia melakukan itu karena dia memiliki perasaan iri, Ketika dia melihat Zahra diperlakukan dengan sweet–nya oleh Fachrul. Dan memang, dia juga memiliki perjanjian dengan seseorang, untuk membuat hubungan antara Fachrul dan Zahra menjadi rumit."
Imam mengangguk faham. Setelah nya, ia melihat jika Yordhania hendak ingin pergi. "Kau ingin pergi? Kemana?"
"Ya, aku ingin pergi. ke suatu tempat. Aku hanya akan pergi sebentar. Jangan khawatir, tidak akan lama."
"Tapi Yordhan, Kau belum memberitahuku siapa seseorang itu..?"
"Aku tidak bisa memberitahu tentang itu."
"Tapi, mengap---" Imam belum selesai melanjutkan ucapannya, Yordhania sudah lebih dulu menghilang. Entah kemana.
Imam berdecak. Ia belum sempat bertanya kepada Yordhania, mengapa Yordhania tidak dapat memberitahu dirinya siapa seseorang itu?!! Jika begini, ia semakin penasaran. Dan dikepalanya, banyak tanda tanya disana. "Ck!! Main pergi-pergi aja tuh, hantu!"
"Mana, belum sempat bertanya tentang alasan mengapa dia tidak bisa mengatakan siapa seseorang itu lagi!"
"Tapi, Kira-kira siapa, ya??" dalam benaknya, Imam semakin bertanya-tanya. Siapa seseorang yang dimaksud oleh Yordhania itu, yang memiliki perjanjian dengan Ning Nazwa untuk menghancurkan hubungan nya Gus Fachrul dan juga Ning Zahra.
"Ah, Sudahlah. Tak pikirkan nanti saja." Imam beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi menuju ruangannya. Ia harus mengoreksi buku Santri kelas 1 Diniah. Karna semalam, mereka telah menyelesaikan ulangan harian.
Disatu sisi, Nazwa sedang merencanakan sesuatu, agar nanti malam aksinya berhasil. Dan tidak akan ada hambatan apapun.
"Nanti malam, adalah malam sabtu. Dan ketika malam sabtu, adalah jadwalnya aku dan fachrul satu kamar. Jadi, tidak mungkin jika rencana ku yang kali ini, tidak berhasil."
Nazwa menyunggingkan senyumannya. Ia sudah menebak, Jika rencananya ini, akan berhasil. "Jika rencana ini berhasil, maka rencana ku yang berada di tahap akhir akan berjalan dengan sangat mulus." Ucapnya penuh percaya diri
"Lalu setelah itu, Aku sangat yakin. Jika hubungannya Fachrul dan Zahra tidak akan mungkin tetap baik-baik saja." Ujarnya
***********
"Nanti malam, Gus mengajar Santri ndak?" tanya Zahra penasaran
"Hmmm, kayaknya iya deh. Kenapa?"
"Pulangnya cepat atau tidak?"
"Itu tergantung nanti." jawab Gus Fachrul sambil mencuri satu ciuman di pipi chubby–Nya Zahra.
"Pulangnya jangan lama-lama ya, Gus? Zahra nggak bisa kalau sendirian di sini. Apalagi kan, nanti malam, Abinya Gus Fachrul juga ikut mengajar Santri, sedangkan Ummi juga harus pergi ke Pondok Putri, untuk mengecek kondisi yang ada di sana. Dan disini, Zahra cuman sama Ning Nazwa doang..." cicit Zahra "Dan Zahra nggak bisa, kalau berlama-lamaan dengannya, tanpa ada siapapun orang di rumah ini, selain kami."
"Zahra takut diapa-apain sama dia, Gus.." Zahra memeluk Gus Fachrul. Dia memang benar-benar merasa takut, jika nanti ketika dirinya hanya berdua di rumah bersama Ning Nazwa, Nazwa akan melakukan sesuatu lagi kepadanya. Ataupun kepada janin yang sedang ia kandung. Karna ia juga yakin. jika Nazwa tidak akan menyerah, sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.
"Shuttt, tenang okay? Dia tidak akan mencelakai mu, ataupun mencelakai anak kita."
"Tapi kalau-----" Sebelum Zahra menyelesaikan ucapannya, Gus Fachrul terlebih dahulu menyela ucapannya
"Ada aku disini. Aku akan selalu ada di samping mu. Aku juga akan menjaga mu dengan segenap hatiku."
"Jangan merasa takut lagi, mengerti?" Zahra mengangguk
*************
Malam hari nya:
Ketika Gus Fachrul ingin pergi mengajar Santri diniah, Zahra justru meminta Gus Fachrul untuk membawa ponsel. Dia juga meminta pada pria itu untuk tidak mematikan telfon. Karna, jika semisal Zahra benar-benar dalam keadaan buruk, Gus Fachrul dapat mengetahuinya dari ponsel. Karna dia dapat mendengar suaranya melalui sambungan telfon yang menyala. Dan, disatu sisi, Zahra juga ingin mendengar penjelasan yang disampaikan suaminya kepada Santri-Santrinya.
"Ingat Gus. Jangan matikan telfonnya!!"
"Ini termasuk salah satu permintaan!"
"Iya-iya, nggak bakal dimatikan." Gus Fachrul menurut saja apa yang dikatakan istrinya.
"Sudah kan? Nggak ada lagi yang ingin kamu katakan?" Zahra menggeleng. Memang dirinya tidak ingin mengatakan apapun lagi.
"Kalau begitu, aku pamit, ya?" Zahra mengangguk. Ia menyalimi tangannya Gus Fachrul. Dan ketika Zahra sedang menyalimi tangannya, bersamaan dengan itu, Gus Fachrul mencium puncak kepalanya Zahra. "Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumsalam."
Sedikit spoiler untuk part selanjutnya :
"Percaya sama Saya, Ra. Kalau Saya sama Nazwa tidak melakukan itu.."
"Saya memang tidak ingat apa yang terjadi tadi malam, Tapi Saya yakin, jika Saya tidak sampai melakukan itu."
Ceritanya makin kesini makin panas. Jadi, jangan sampai ketinggalan, okay?!!
Penasaran nggak? Sama part selanjutnya??????ᕦ😬ᕤ
Kalau iya, Ayo vote dan komen sebanyak-banyaknya!!!
Ditunggu notif part, sama komennya😘😘😘
Jangan lupa untuk follow akun wp author juga, yakkk!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GENDUT MILIK GUS MUDA
RomanceCerita ini, menceritakan seorang perempuan yang bernama Chamelia Zhafira Az-Zahra. yang dimana, perempuan ini slalu dihina hanya karna bentuk tubuhnya yang gendut. namun, tak disangka-sangka Gus muda yang bernama Muhammad Fachrul Hidayatullah ini, k...