⚜GGMGM 73⚜

1.7K 109 26
                                    

حتى لووصلنا الى طريق مسدود، فان الله سيوفر لنا طريقا، طالمااننا على استعداد لحوضه

Mau di jalan buntu sekalipun, Allah akan berikan jalanNya asalkan kita mau melewatinya.


Sorry, gw kemarin nggak jadi update. padahal udah janji ke seseorang😞
Soalnya, di My otak, sedang tidak ada alur untuk cerita ini. ehehehe

















Gus Fachrul merasa muak karna sedaritadi dirinya diikuti oleh Ning Nazwa. padahal, ia sedang melihat-lihat taman pesantren Al-Hidayah bersama dengan Zavrel-teman kamarnya, Namun tak disangka, disaat pertengahan jalan menuju taman, dia bertemu dengan Ning Nazwa. dan yah, perempuan itu mengikutinya dari belakang. Sungguh tak tau malu!

"Ning! Ning tidak cape, daritadi terus ngikutin Saya sama Zavrel?!" tanya Gus Fachrul. Ia sungguh muak melihat Ning Nazwa.

"Tidak"

"katakan, apa mau Ning, sebenarnya!" titah Gus Fachrul. karna sedaritadi Nazwa terus mengikuti dirinya dan juga Zavrel. padahal, ia sudah menyuruhnya untuk pulang saja, daripada terus mengikuti dirinya yang ingin melihat apa saja keindahan di taman Al-Hidayah. Tapi, Nazwa tak mendengarkan perkataannya. di setiap perjalanan, perempuan itu slalu memanggil-manggil namanya. Tapi Gus Fachrul tetap tak merespon panggilan perempuan itu. M

"Aku hanya ingin meminta nomor ponselmu,"

Zavrel menutup mulutnya. ia tak percaya jika Ning Nazwa akan to the poin. tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Gus Fachrul tersenyum smirk. ia akan memberikan nomornya yang sudah tidak aktif untuk Ning Nazwa. "baiklah. Saya akan memberikannya,"

"ini, catatlah nomormu disana," Ning Nazwa menyerahkan bolpoin dan juga kertas kecil pada Gus Fachrul.

Gus Fachrul pun mencatat nomornya yang sudah tidak aktif di kertas tersebut. Setelah itu, ia memberikannya pada Ning Nazwa.

Nazwa tersenyum melihat kertas yang kini sudah tertuliskan nomornya Gus Fachrul. "Terimakasih," ucap Nazwa

"Hm sama-sama"

"kalau begitu, Aku pergi dulu, Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Ning Nazwa telah pergi. melihat Nazwa yang telah pergi, Gus Fachrul dan juga Zavrel bernafas lega. karna sudah tidak ada lagi yang mengikuti mereka berdua.

"Gus! kenapa Gus memberikan nomor Gus semudah itu? Bukankah itu termasuk privacy?" ucapan Zavrel sedikit tak terima. ia sangat percaya jika Gus Fachrul itu, tipikal orang yang tidak mudah untuk memberikan nomor handphone.

"tenanglah Zavrel.. nomor yang ku kasih tadi, itu, nomorku yang sudah tidak aktif."

"Ohhh.. APAA?!!! NOMOR YANG TIDAK AKTIF?!"

"pelankan lah suaramu itu!" suruh Gus Fachrul

Zavrel meringis. "hehe, maaf, Gus.."

"Kenapa Gus melakukan itu? kasihan tau, Ning Nazwa nya.." Zavrel mengekspresikan seseorang yang sedang kecewa. "Seharusnya kalau Gus tidak ingin memberinya, tidak perlu memberikan nomor yang palsu,"

"nomor yang ku berikan tidak palsu! itu real! cuman, sudah tidak aktif saja. Apa kau tidak bisa membedakan antara keduanya heh?" ucap Gus Fachrul tak terima. "ah, sudahlah." Gus Fachrul pergi meninggalkan Zavrel sendirian

"Eh! Gus! Gus mau kemana?" teriak Zavrel

"Tungguin Gusss!" Zavrel pun mengejar Gus Fachrul. ia memegangi peci nya agar tidak jatuh ke tanah, disaat dirinya lari, mengejar Gus Fachrul.

~~~~~~~~~~~~~

Gus Fachrul hendak tidur siang, namun suara bising yang dihasilkan teman kamarnya itulah, yang membuatnya tak bisa tidur. ia sampai-sampai menutupi telinganya dengan bantal, agar tidak mendengar suara mereka lagi. tapi, masiihhh saja kedengeran. ini memang mereka nya saja yang sengaja mengganggu tidur siangnya atau memang volume suara merekanya yang udah kayak TOA masjid? Apalagi, topik pembicaraan merekalah yang membuat Gus Fachrul benar-benar tak ingin mendengarnya. mereka, sedang membicarakan tentang kecantikan yang dimiliki oleh Ning Nazwa. kalau menurut Gus Fachrul sih, Nazwa itu, biasa saja. tidak cantik. karna masih cantikan istrinya. eaakkk

"Hey, biasakah kalian mengobrol nya di luar kamar saja? Saya ingin tidur siang, dan suara kalian lah, yang membuat Saya tidak bisa tidur." Gus Fachrul masih bisa berbicara halus dengan mereka. tidak ada tekanan emosi didalamnya

"ah, maaf Gus, kami akan memelankan suara kami," kata Syarif

"maaf jika mengganggu tidur sampeyan " Cadelf menambahi ucapannya Syarif

Galih menangkup kedua tangannya seperti '🙏' "Maaf ya, Gus, ya?"

"hm. dan--bisakah kalian mengganti topik pembicaraan nya?" -Saya sangat tidak suka jika ada yang membicarakan Ning Nazwa. Karna dialah, Saya harus seperti ini. berjauhan dari Zahra. ' lanjutnya didalam hatinya

"Kenapa? Gus cemburu jika kami membicarakan Ning Nazwa?" tanya Ryan

"ah, iya. Ning Nazwa kan, bentar lagi jadi istri keduanya Gus Fachrul," timpal Zaruky

"cemburu itu, artinya Cinta. sedangkan Saya tidak mencintai Nazwa! sedikitpun!" Gus Fachrul menekan setiap ucapannya

"kalian lupa ya, sama apa yang diucapkan Gus Fachrul saat itu?" Zavrel angkat bicara

"Apa memangnya?" tanya Ryan dan juga Zaruky secara bersamaan

Galih menjitak keningnya Zavrel "Ente lupa? saat itu kan, yang ada di kamar cuman ada Ane, Galih, Cadelf, Syarif sama Ente! lah si Ryan sama Zaruky kan, lagi hijrah,"

Nb: Hijrah yang dimaksud oleh Galih itu, singgah ke kamar Santri yang lain.

"Oh, iya yah.. Ane sampai lupa,"

"Tunggu. tadi Gus bilang, Gus tidak mencintai Ning Nazwa? itu beneran atau emang bohongan aja?" tanya Ryan bingung aka ucapannya Gus Fachrul tadi. ia menganggap kalau ucapannya Gus Fachrul tadi itu hanya bohongan semata.

"untuk apa Saya bohong?" ucap Gus Fachrul

"kalau Gus tidak mencintanya, kenapa Gus mau menjadikan Ning Nazwa istri keduanya?"

"Abi Saya menjodohkan Saya dengan dia," Gus Fachrul masih enggan untuk menyebut nama 'Nazwa'. didepan Nazwa juga, ia hanya akan memanggil 'Ning' saja, tidak dengan namanya.

"Kalau Abi Saya tidak memaksa Saya untuk dijodohkan dengan dia, mana mau Saya buat nikah lagi," tambah Gus Fachrul

Syarif terkekeh. "bukannya mempunyai istri dua itu, menyenangkan ya, Gus?"

"lebih menyenangkan mempunyai istri satu. di dalam rumus kehidupan Saya, Saya tidak pernah mencantumkan jika Saya akan memiliki dua istri."

"Bagaimana jika suatu saat nanti Gus mencintai Ning Nazwa?" tanya Zaruky

"Ya, memangnya kenapa? kan, pas itu, Ning Nazwa nya saja, sudah jadi istrinya Gus Fachrul. ya, pastinya tidak apa-apa dong, jika Gus Fachrul mencintainya? Ning Nazwa kan, istrinya." ucap Cadelf

"Tidak akan pernah," jawab Gus fachrul. "-Saya tidak menyukai gadis manja seperti dia. yang selalu melakukan seribu cara, agar usahanya tercapai. Ya, kalau semisal yang bersikap manja itu, Zahra sih, tidak apa-apa. malah Saya menyukainya," lanjut Gus Fachrul dalam batinnya

















Ya ampun Gus, Gus, segitu bucinnya kah kau dengan Zahra?😂😌

Tenang ya ges ya, hatinya Gus Fachrul itu hanya untuk Zahra. Bukan Nazwa. jadi, kalian tidak boleh berfikiran negatif. kalau misalnya Gus Fachrul akan mencintai Ning Nazwa lah, atau apa. Jadi, jangan berfikiran seperti itu, okey?


teruslah berfikiran positif. Not negatif😉




AYO BERIKAN VOTE, DAN KOMEN NYA!!
BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT
BUAT UPDATE NYA❤❤

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang