⚜GGMGM 11⚜

7.5K 287 7
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ

“Manusia yang paling berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat”

— Sayyidina Umar Al Khattab






















mata Gus Fachrul seketika memanas ketika melihat rekaman CCTV, yang menampilkan kalau istrinya, ahh.. maksudnya CALON istrinya diperlakukan tidak baik oleh beberapa santri putri.

Brak!

ia menggebrak meja dengan sangat kencangnya.

Ustadz Reza memekik kaget. ia memegangi dadanya. "Astaghfirullah! kaget Gus!"

"bodo amat,"

"kamu bisa lihat kan? Zahra diperlukan tidak baik, oleh mereka!" ucap Gus Fachrul seraya tak terima, kalau Zahra diperlakukan tidak baik.

"iya-iya Gus. ana tau. tapi kok, Gus Fachrul kayak nggak terima banget?" Ustadz Reza menatap Gus Fachrul penuh kecurigaan.  "Gus Fachrul suka, ya?"

"kalau iya, kenapa?! kamu nggak terima?!!"

"ana sih, fine-fine aja, kalau Gus Fachrul beneran suka."

"kalau beneran sampai mau nikah, jangan lupa undang ana ya, Gus?"

"ogah banget, saya ngundang kamu!"

"dih. kok gitu? jahat banget,"

"masa bodo,"

"kamu kenal mereka semua nggak?" tanya Gus Fachrul sembari menunjuk ke arah perempuan-perempuan yang masuk ke dalam rekaman CCTV.

"ana hanya tau beberapa aja, Gus. kenapa memang?"

"besok, saya nggak mau tau, pukul 8 pagi, kamu kumpulkan mereka! di Aula paling atas. jangan lupa kamu ajak Zaki, dan juga Rofik untuk pergi kesana"

"siap kalau itu mah, Gus"

"emm.. btw, ana ikut juga nggak?"

"iyalah.. masa iya kagak!"

"ya, tak kira ana nggak bakalan disuruh ikut kesana juga,"

"kayaknya, Gus Fachrul mau nge-hukum mereka deh.. harusnya, kalau Gus Fachrul mau nge-hukum, kan, bisa tuh, ngajak ana doang, kenapa harus ngajak Zaki, sama Rofik? mereka berdua kan, 2 Ustadz yang terkenal lumayan kiler.. apalagi Ustadz Rofik! beh, kalau ngasih hukuman nggak kira-kira!" batin Ustadz Reza

"kenapa kamu melamun? nanti kesurupan!" tegur Gus Fachrul

Ustadz Reza menyengir. "hehe.. afwan Gus. ana tadi lagi mikirin sesuatu doang kok,"

"jangan terlalu dipikirin. nanti, malah menjadi beban, diotak kamu. dibawa fresh aja," tutur Gus Fachrul

Ustadz Reza mengangguk. ia tersenyum simpul.  "baik Gus,"

"malam ini, kamu mau tidur dimana?" tanya Gus Fachrul

"emm.. ana mah, sekarang udah nggak tidur dikamar para Ustadz. sekarang, ana tidurnya bareng para pengurus Gus. kenapa emang?"

"saya ikut bareng kamu,"

Ustadz Reza mengangkat alisnya satu. kenapa Gus Fachrul mendadak ingin tidur barengnya?  "Why? "

"lagi pengen aja. keberatan nggak kamunya? kalau keberatan saya nggak jadi"

"e-eh.. boleh kok Gus! tapi kok, tiba-tiba gini?"

"saya kan, tadi sudah bilang. kalau saya, lagi pengen aja, tidur satu kamar sama kamu! ck! gitu aja, nggak ngerti"

"aelah.. Gus Fachrul kalau takut tidur sendirian, ngomong aje lah Gus.. nggak usah ditutup-tutupin. apalagi dengan embel, lagi pengen tidur satu kamar bareng ana"

Gus Fachrul yang merasa tak terima dikatakan penakut, oleh Ustadz Reza pun ia menjewer telinganya Ustadz Reza.  "ngomong apa kamu tadi?!"

"a-apa? ahh.. astaghfirullah Gus.. pe-penyiksaan ini mah, namanya. lepasin Gus.. sakit ini, telinga ana"

"saya tanya, kamu ngomong apa tadi?!! kamu ngatain saya penakut?!! hah?!!!"

"y-ya ma-maaf Gus.. ahh!!"

"maaf! maaf! nggak dimaafin!"

"Astaghfirullah.. ana udah tulus minta maaf juga.. malah nggak dimaafin. gimana sih, Gus?!"

"bodo amat!"

"kalau Gus nggak maafin ana, dan nggak nge-berhentiin jeweran ditelinga ana, ana bakalan aduin Gus ke bu nyai!"

"silahkan. aduin aja, kalau berani. mental patungan nggak usah sok keras"

"ahh!! Gus. hentiin jeweran nya dong.. Gus nggak kasihan apa? telinga ana nanti bisa merah-merah loh.."

"enggak! saya nggak kasihan sama kamu!"

"aduh.. khilaf ana Gus, bilang kayak tadi. sumpah deh. suerr. nggak bo'ong" Ustadz Reza mengangkat kedua jarinya, membentuk ✌

Gsua Fachrul menghentikan jeweran ditelinga nya Ustadz Reza.

Ustadz Reza bernafas lega, kala Gus Fachrul menghentikan jeweran nya.  "huffttt.. alhamdulillah.."

Gus Fachrul menarik pergelangan nya Ustadz Reza. ia mengajak Ustadz Reza untuk segera pergi ke kamarnya para pengurus.


disisi lain, Ustadz Zaki sibuk mencari keberadaan nya Ustadz Reza dan juga Gus Fachrul. ia celingukan kesana kemari.  "ni Gus Fachrul sama Ustadz Reza kemana ya? kok dicariin malah nggak ada sih? apa.. mereka udah pada pulang ya?" monolog nya.







Se–sampainya dikamar pengurus...

Ustadz Reza baru tau, kalau ia belum memberitahu kepada Ustadz Zaki, kalau ia dan juga Gus Fachrul sudah berada didalam kamarnya pengurus.  "eh, Astaghfirullahalazim.. Gus! kita belum ngasih tau Zaki. kalau kita, sudah berada disini"

"yaudah. tinggal kasih tau aja, apa susahnya sih?!"

"pinjam handphone dong Gus.. buat nelfon si Zaki" pinta Ustadz Reza dengan mata yang berbinar, penuh memohon.

"handphone saya lagi di cas. kalau mau minjam, silahkan. asalkan, nanti dicas lagi!"

Ustadz Reza mengangguk. "iya Gus. tenang aja. ana pinjam ya?"

"iyaa.."

"awas kalau nggak dicas lagi. saya hajar kamu!" sebenarnya, Gus Fachrul berkata seperti itu, hanya ingin menakut-nakuti Ustadz Reza saja. yakali, seorang Gus seperti dirinya, berani menghajar teman, yang sudah dianggap seperti saudara sendiri! gila kali!























Up pas jam seginian rame nggak ya?


semoga aja sih, rame. hehee...





Jangan lupa kasih vote + komen ya, Mas.. Mba..🤥💗



Thankss~~

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang