⚜GGMGM 13⚜

7.3K 233 3
                                    

"luka paling sakit adalah ketika kamu dilukai oleh seseorang yang kamu kira tidak pernah akan melukaimu ;)"

–Author rahh~






















"kenapa sih? kenapa tiba-tiba nggak mau? saya buat kesalahan, sehingga kamu jadi nggak mau nikah sama saya? hm?"

Gus Fachrul makin dibuat bingung dengan Zahra yang tiba-tiba saja memutuskan untuk tidak ingin menikah dengannya.

"katakan sama saya Zahra, saya telah berbuat apa, agar saya memperbaiki kesalahan yang telah saya lakukan"

"Zahra mau Gus Fachrul batalkan yang tadi,"

Gus Fachrul mengernyit. "batalkan yang tadi apa?"

"ah, saya tau apa maksud kamu. kamu minta saya buat tidak mengeluarkan mereka dari pondok ini?"

"Ya" jawab Zahra

"saya tidak bisa kalau itu"

"kenapa Gus?! Gus Fachrul bisa mengatakan itu, tapi kenapa Gus Fachrul juga tidak bisa membatalkan nya?"

"saya lakukan itu demi kamu, Zahra! saya tidak suka kamu diperlakukan seperti itu!"

"ohh.. jadi, Gus Fachrul nggak mau membatalkan nya?" Zahra tersenyum smirk.   "okey. berarti, Zahra juga tidak mau menjadi istrinya Gus Fachrul"

"shit. kamu mengancam saya?"

"Yes. gimana Gus?"

"saya bingung. saya pamit pergi dulu. Assalamu'alaikum" Gus Fachrul pergi begitu saja.

Zahra berharap Gus Fachrul mau membatalkan pengeluaran Santri, dan juga pengurus. setelah itu, ia pergi menuju pondok putri. ia kembali ke kamarnya.


*
*
*


Gus Fachrul pergi menuju ruangan pengurus. dimana, disitu sudah ada Ustadz Rofik, Ustadz Zaki, dan juga Ustadz Reza yang tengah menulis surat pengeluaran Santri, dan juga pengurus yang tadi ikut serta hadir di Aula.

Gus Fachrul mendudukkan bok*ngnya di kursi panjang. ia saat ini, sangatlah bingung, harus berbuat apa.  "kenapa Gus? lagi ada masalah?" tanya Ustadz Reza. tangannya masih fokus menulis surat.

"saya lagi bingung Rez,"

"bingung napa dah? banyak duit juga. nggak perlu bingung Gus," ucap Ustadz Zaki yang langsung mendapatkan sebuah jitakan di keningnya.

"aduh.. sakit tau Gus" rintihnya

"sukurin!"

"saya bingung karna, Zahra minta saya buat tidak mengeluarkan mereka, dari pondok ini.. dia juga sempat mengancam saya, kalau saya tidak mau menuruti permintaannya, itu berarti, dia juga tidak mau menikah dengan saya. sekarang, apa yang harus saya lakukan? menuruti permintaannya? bagaimana kalau suatu hari nanti, mereka melakukan nya lagi? mereka kembali mem-bully Zahra?"

Ustadz Rofik terkekeh pelan. "oh, jadi itu yang sudah membuat Gus Fachrul bingung? berarti, apa yang diucapkan sama Pak Kyai benar dong? Gus Fachrul menyukai Santri yang bernama Zahra? ana kira, Pak Kyai cuman bohongan tadi.."

"tidak. itu benar,"

"menurutku, Gus Fachrul harus tetap mengeluarkan mereka. karna mereka, sudah melakukan hal yang tidak baik, di pondok ini Gus," sahut Ustadz Zaki

"saya juga pengennya gitu.. tapi--"

"tapi Zahra mengancam Gus Fachrul dengan cara mengiming-iming, dia tidak mau menikah dengan Gus? ingat Gus. perempuan bukan hanya dia doang. masih banyak lagi! lagian, apa sih, yang Gus suka dari perempuan itu?!" ucap Ustadz Rofik

"cantik aja kagak. gendut mah, iya" ingin rasanya Ustadz Rofik berkata seperti itu. namun, ia takut Gus Fachrul memarahinya.

"hmm.. mungkin, sifatnya"

Ustadz Rofik mengangkat alisnya satu. "sifat?"

"ya. dia terlihat perempuan yang sangat baik"

Ustadz Rofik tertawa kecil.  "Gus aja baru beberapa hari di sini, bagaimana mungkin Gus bisa bilang kalau Zahra perempuan yang baik?"

"Gus ini aneh,"

"hey, saya bisa mendengar apa yang kamu ucapkan tadi. saya tidak aneh! kamu tuh, yang aneh. saya yang menyukai dia, saya yang berniat ingin menikahinya, kenapa kamu seperti tidak terima?! jangan bilang, kamu menyukai nya?!!"

"untuk apa aku menyukai perempuan seperti dia?" ucap Ustadz Rofik dengan nada seperti menghina.

Gus Fachrul yang sudah tersulut emosi pun ia menarik kerah bajunya Ustadz Rofik.

Bugh!
Bugh!

ia melayangkan dua pukulan dipipinya Ustadz Rofik. sehingga membuat pipinya agak berwarna ke biru-biruan, dan--sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.

Ustadz Reza dan juga Ustadz Zaki yang melihat itupun ia langsung memisahkan keduanya.  "saya tidak suka nada bicara mu!!"

Ustadz Zaki mengode agar Ustadz Reza membawa Gus Fachrul pergi dari ruangan pengurus.

"syutt.. udah-udah Gus. kita keluar aja ya?" Ustadz Reza pun membawa Gus Fachrul pergi.











Ustadz Reza membawa Gus Fachrul menuju ruangannya Gus Fachrul sendiri. ia menyodorkan sebuah minuman. "ini Gus. silahkan diminum," Gus Fachrul mengambil air itu, ia langsung meneguk nya.

Glek!

"ahh.."

"tenangin diri ya, Gus.. jangan marah-marah lagi"

"hm"

"mau ngapain lagi kamu disini? udah sana pergi. saya bisa disini sendiri"

"hmm.. okey. yaudah, ana pergi dulu. Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"




















Jangan lupa kasih vote, and
komennyaaa😉🙌

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang