"sekian banyaknya bintang, mataku hanya selalu tertuju pada bulan. bagiku bulan adalah satelit yang bisa membuat orang-orang bahagia dengan keindahannya"
"Zahra! ente ditungguin Gus Fachrul tuh, di ndalem. katanya, dia pengen ngomongin sesuatu sama kamu" ucap Mba Ratih. selaku pengurus pendidikan.
Zahra mengangguk. "baik mba. Zahra akan segera kesana,"
"yaudah. mba pergi dulu. Assalamu'alaikum," tanpa menunggu jawaban salam dari Zahra, Ratih langsung pergi begitu saja.
"Waalaikumsalam"
"mumpung aku ketemu Gus Fachrul, gimana kalau sekalian aja, nge-balikin payung milik dia?" gumamnya
"ah, iya ah! sekalian aku balikin aja. daripada nunggu nanti-nanti, malah keburu lupa" ujarnya. Zahra kembali ke kamarnya.
Zahra mengambil payung milik Gus Fachrul yang ia taruh disamping lemarinya. setelah mengambil payung, Zahra keluar dari kamar nya. ia mengunci kamarnya, karna takut ada santri lain yang masuk, disaat ia berada di ndalem. disaat ia membalikkan badannya, tiba-tiba ia melihat ada Khalisa dan juga Tri didepan nya, sembari melipat kedua tangannya didada.
Khalisa mendongakkan kepalanya. "mau kemana lo?!"
"mau ke... ndalem,"
"ngapain?" tanya Tri. yang berada disamping nya Khalisa.
"di suruh untuk menemui Gus Fachrul" jawabnya
Tri dan juga Khalisa manggut-manggut. "awas aja kalau sampai lo ngapa-ngapain, bahkan sampe nge-godain Gus Fachrul. huhh balik dari ndalem siap-siap aja nyawa lo, hilang! alias MATI!!"
"i-iya,"
Tri mendorong Zahra ke depan. agar Zahra bisa langsung pergi menuju ndalem
"yaudah sono!""eh, lo tadi liat nggak sih, apa yang dibawa Zahra?" tanya Khalisa pada Tri
Tri mengangguk. ia memang melihat Zahra membawa payung. "liat. payung kan?"
"kok dia bawa payung sih, ke ndalem? mau ngapain coba?!"
"mungkin dia takut kena panas, pas di jalan mau menuju ndalem nya. jadi, ya, mau gimana lagi pakai payung"
Khalisa memutar bola matanya malas. "alay bet," tutur Khalisa
•°•°•°•°•
Zahra seketika menjadi bingung. ketika diharuskan untuk masuk ke dalam ruangan, tetapi, ia dihadapkan oleh 2 ruangan. "emm.. ruangan mana ya, yang harus aku masuk? yang kanan kah, atau.. yang kiri?"
"ah, yang kanan aja deh. semoga nggak salah masuk," disaat Zahra ingin membuka knop pintu, ia tiba-tiba teringat. kalau, dirinya belum mengetuk pintu.
"Astaghfirullah.. kenapa aku lupa sih? belum ngetuk pintunya?"
tangan Zahra terulur untuk mengetuk pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GENDUT MILIK GUS MUDA
RomansaCerita ini, menceritakan seorang perempuan yang bernama Chamelia Zhafira Az-Zahra. yang dimana, perempuan ini slalu dihina hanya karna bentuk tubuhnya yang gendut. namun, tak disangka-sangka Gus muda yang bernama Muhammad Fachrul Hidayatullah ini, k...