⚜GGMGM 42⚜

4.3K 174 23
                                    

"Kamu boleh kehilangan apapun asalkan jangan iman. kamu boleh ditinggal siapapun asal jangan Allah dan Rasul-Nya."

-Ustadzah Halimah Alaydrus



























Zahra dibawa ke kamar oleh Gus Fachrul. Zahra masih kepikiran dengan apa yang ia dengar tadi. Laura? siapa perempuan itu? apakah perempuan itu merupakan perempuan yang pernah mengisi relung hatinya Gus Fachrul?

Gus Fachrul menyentil dahinya Zahra. "jangan melamun! mau kesurupan kamu?!"

"e-eh e-engga Gus"

"ada apa?"

"tidak ada apa-apa."

"ada yang mau ditanyakan?"

Zahra menggeleng. namun, didalam hatinya yang terdalam, ia ingiiinn sekali bertanya, siapa itu Laura?

"tanyakan saja. tidak papa." ucap Gus Fachrul

"kalau aku tanya siapa itu, Laura, Gus Fachrul bakal mau menjawabnya nggak ya?" batin Zahra.

Gus Fachrul berdehem sejenak. "sepertinya, saya tau apa yang ingin kamu tanyakan"

Zahra mengangkat alisnya satu. memangnya apa?

"pasti kamu ingin tau siapa Laura itu, kan?"

"Gus Fachrul kok bisa tau sih? apa dia bisa baca pikiran aku ya?" batin Zahra.

Zahra merasa terheran akan Gus Fachrul yang tau kalau dirinya ingin sekali bertanya siapa itu, Laura.

Gus Fachrul duduk di sofa yang ada dikamarnya. ia menepuk-nepuk tempat disebelahnya. "sini, duduk. baru saya cerita" Zahra menganggukkan kepalanya. ia duduk disebelah nya Gus Fachrul.

"jadi begini, Laura itu, mantan pacar saya. eumm.. bisa dibilang mantan pacar saya satu-satunya. saya dan Laura berpacaran disaat kami kelas 1 SMA. dia orangnya baik. saya selalu merasa nyaman, ketika berada disampingnya. semua teman-teman saya tau, kalau saya dan dia berpacaran. termasuk Rasya. laki-laki yang tadi."

"selama kami berpacaran, saya tidak pernah berbuat yang neka-neko. saya selalu menjaga dia, dimanapun, dan kapanpun."

"setelah lulus SMA, saya mengajaknya untuk menikah. dan dia langsung menyetujuinya. awalnya saya ingin memberi tau ke Ummi dan juga Abi, kalau saya, dan juga Laura memutuskan untuk menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius. namun.. saya sangat kecewa, dengan ucapan abi. dia menyuruh saya untuk mondok di pondok An-Nur terlebih dahulu. saya tidak bisa membantah perkataannya. jadi, mau tak mau, saya menurutinya. akhirnya, saya mondok di pondok An-Nur. sebelum berangkat ke pondok, saya bertemu Laura terlebih dahulu. dan juga menjelaskan semuanya. saya juga sudah menyuruhnya untuk tidak menunggu saya pulang, ataupun saya selesai mondok. karna itu, pastinya akan sangat lama. saya juga tidak mempermasalahkan dia, untuk berhubungan dengan laki-laki manapun, disaat saya sedang mondok. saya juga memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita berdua. karna kemauan abi."

"mungkin, kalau bukan kemauan abinya, Gus Fachrul tidak mau memutuskan hubungan nya dengan Laura.."

"saya tidak tau, kenapa Ummi dan juga abi terlihat seperti tidak menyukai Laura. padahal, dia perempuan yang baik. ya, walaupun pakaian nya masih belum bisa tertutup dengan sempurna.."

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang