”Sebenarnya dia adalah harapan terakhir ku, tapi justru semesta menyuruhku untuk melepaskannya.”
Nazwa merasa tenggorokannya kering. yang mengharuskan ia untuk pergi ke dapur, untuk mengambil segelas air. langkah kaki Nazwa terhenti, ketika melihat pintu kamarnya Gus Fachrul dan juga Zahra yang terbuka sedikit. dapat Nazwa lihat, disana, Gus Fachrul dan juga Zahra seperti sedang mengobrol. dan obrolan mereka juga terlihat serius? disitu, Nazwa benar-benar penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. "Mereka membicarakan apa sih? kok keliatannya serius gitu," ucapnya
Nazwa melihat kanan-kirinya. Apakah ada orang di sekitarnya atau tidak. "Nguping dikit, gapapa kali ya?" ucapnya dengan suara lirih. ia pun sedikit mendekatkan telinganya di celah pintu itu. dalam hatinya ia berdoa, semoga aksi menguping nya kali ini tidak ketahuan.
Samar-samar, Nazwa mendengar percakapan antara Gus Fachrul dan juga Zahra.
"Kok kamu nggak bilang Ra, sama aku, kalau kamu, sedang hamil?"
"ya, kan, biar suprise aja gitu,"
"terus sekarang berapa usia kandungan mu? bagaimana dengan baby-Nya? sehat-sehat aja kan, di dalam?"
hanya itu saja yang bisa Nazwa dengar. karna setelah itu, ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Jadi, ia segera menjauh dari pintu itu.
"loh? Nazwa? ngapain di depan kamarnya Fachrul?"
"A-ah, nggak papa, Abi. Nazwa cuman lagi nge-cek aja, Gus Fachrul lagi ngapain." jawab Nazwa dengan perasaan gugupnya. ia takut jika dirinya ketauan berbohong didepan Abinya Gus Fachrul
"Memangnya Fachrul lagi apa di dalam?"
"lagi ngobrol sama Zahra."
"kenapa kamu nggak masuk aja? ikut mengobrol dengan mereka? itung-itung, kamu bisa akrab juga, sama Zahra."
Akrab? memangnya bisa? untuk Nazwa akrab dengan Zahra khalayak seorang teman? padahal status mereka itu sama-sama istrinya Fachrul?
"Eumm emangnya bisa?"
"bisa. mau Abi bantu biar kalian bisa akrab?"
Nazwa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "ah, kayaknya nggak usah deh, Bi."
"Oh iya, Abi mau ngapain disini?" Nazwa mengganti topik pembicaraan nya.
"ini, Abi mau mengembalikan charger nya Fachrul," kata Abi
"Ohh gitu.."
"hmm.. Nazwa ke dapur dulu ya, Bi. mau ngambil minum. haus soalnya," ucap Nazwa
"Oh iya-iya," Nazwa pergi dari sana. dalam pikirannya, dipenuhi oleh banyak pertanyaan yang ia dengar tadi, saat sedang menguping.
****
Nazwa meneguk air minum yang baru saja ia ambil. Setelah nya, ia menaruh gelasnya.
"Zahra... hamil? benarkah jika dia hamil?"
Nazwa menyunggingkan bibirnya. ia baru saja menemukan ide yang cukup bagus. ia mungkin akan sedikit bermain-main. dan.. akan mendapatkan perhatian nya Gus Fachrul? ya, walaupun peluangnya mungkin hanya 0,1 persen saja. mengingat Fachrul yang ketika berdekatan dengannya sangat tidak mau.
*******
"Fachrul, ini Abi mau mengembalikan charger milikmu." ucap Abi
"Oh iya, Bi, taruh aja diatas nakas." balas Gus Fachrul
"Abi taruh disini ya," ucap Abinya Gus Fachrul sembari meletakkan charger itu diatas nakasnya Gus Fachrul.
"iya, bi."
"Oh ya, tadi, di depan kamar kamu, Abi lihat, ada Nazwa. Pas abi tanya, katanya, dia habis nge-cek, kamu lagi ngapain di dalam." ucap Abi
"Masa sih, cuman nge-cek doang?" bisik Zahra pada Gus Fachrul. Gus Fachrul hanya menggelengkan kepalanya saja. "pasti sambil nguping!" desis Zahra
"nggak boleh su'udzon, Sayangg " ucap Gus Fachrul sambil mencuri kecupan di bibirnya Zahra. Gus Fachrul melakukan itu, seolah-olah tidak peduli, jika perbuatannya benar-benar disaksikan oleh Abinya. toh, cuman kecupan? bukan ciuman.
"heh, nggak liat disini ada Abi?!"
Gus Fachrul menggaruk tengkuknya yang tak gatal. ia cengengesan seperti orang yang tak mempunyai dosa. "Hehehehehe"
"sudahlah, Abi pergi saja. barangkali habis ini, kalian mau membuatkan Abi cucu." ucap Abi sambil keluar dari kamarnya Gus Fachrul, tak lupa menutup pintunya juga.
"Eh, Abi!!! cucunya udah jadii!!!"
mendengar suara teriakan Gus Fachrul, Abinya Gus Fachrul membuka pintu kamarnya dengan cepat. "APA?!!! sudah jadi?!!"
"Iya!!"
"yang bener aja kamu!" Abinya Gus Fachrul tau betul, jika anak semata wayangnya itu suka bercanda dengannya. Jadi, ia mengira kalau ucapannya dia tadi, itu pasti juga termasuk candaan yang dibawanya.
"bener, bi!! Zahra memang lagi hamil."
Abinya Gus Fachrul masuk kembali ke kamarnya Fachrul dan juga Zahra. tanpa sadar ia memeluk Gus Fachrul dengan sangat erat! "Aaaaa Abi seneng bangett!!!"
Gus Fachrul yang dipeluk dengan eratnya oleh Abinya, ia sampai terbatuk-batuk, karna saking eratnya. "uhuk uhuk! Abiii! udah bii!" ucapnya sembari mencoba untuk melepas pelukannya.
Abinya Gus Fachrul melepas pelukannya. "Abi mau kembali ke kamar! mau ngasih tau Ummi kamu, tentang hal ini!!" katanya lalu pergi dengan cepat kembali ke kamarnya.
Gus Fachrul mengelap keringat yang membasahi keningnya. "untung yang dipeluk aku, bukan kamu, Ra. coba kalau kamu yang di peluk? baby nya bisa kenapa-kenapa nanti! dan ya--aku nggak mau kamu dipeluk oleh laki-laki manapun! termasuk Abiku sendiri!"
Zahra terkekeh pelan. "Tapi, tadi, wajah Abi, keliatan bahagia banget ya, Gus?"
"Ya karna Abi sangat menginginkan cucu. bukan cuman Abi doang sih, Ummi juga. Tapi, yang sangat-sangat menginginkan, ya, Abi!"
"Sampai-sampai nyuruh aku nikah lagi, cuman buat cepet-cepet ngasih dia keturunan."
Setelah itu, hening... tak ada percakapan lagi diantara keduanya. Tapi kemudian Zahra berkata, "Gus Fachrul..... ayo beli es krim!"
"kamu mau es krim?"
Zahra mengangguk cepat. "he'em!"
"boleh, tapi belinya cuman boleh satu doang."
"kok cuman satu?"
"mau atau nggak? kalau nggak mau, yaudah! nggak usah beli,"
"eh-eh! iya-iya, satu!!"
"beneran ya, satu? awas kalau disana minta beli dua."
"iyaa, enggak. cuman satu!"
"ganti baju mu. setelah itu, kita pergi beli es krim,“
"Okayyyy!!!"
Klik👇🌟👌
![](https://img.wattpad.com/cover/353836158-288-k379743.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS GENDUT MILIK GUS MUDA
RomanceCerita ini, menceritakan seorang perempuan yang bernama Chamelia Zhafira Az-Zahra. yang dimana, perempuan ini slalu dihina hanya karna bentuk tubuhnya yang gendut. namun, tak disangka-sangka Gus muda yang bernama Muhammad Fachrul Hidayatullah ini, k...