⚜GGMGM 65⚜

2.4K 125 6
                                    

“cerita kita singkat, tapi penuh makna.“





















G

us Fachrul baru saja selesai rapat dengan para pengurus, dan Asatidz. untuk membahas mengenai acara apa yang akan dilaksanakan nanti malam. didalam rapat itu, Gus Fachrul mengajukan ide, kalau nanti malam lebih baik acaranya hanya makan malam secara bersama-sama. semua Santri digabung menjadi satu di Aula. dan ternyata, ide yang ia sampaikan, banyak yang menyetujuinya. hinggalah mereka semua sepakat kalau nanti malam, acaranya hanya makan malam bersama-sama di Aula. dengan menu makanan terenak yang banyak disukai oleh para Santri.

nanti malam juga, istrinya akan ikut gabung diacara tersebut, hanya untuk memantaunya, karna takut ia dekat-dekat dengan Santrinya, ataupun tebar pesona disana. istrinya itu, sangatlah bersikeras meminta ikut, hingga dirinya tak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya. padahal, tanpa istrinya datang juga dirinya tidak mungkin dekat-dekat dengan Santrinya atau siapapun itu, karna mengingat dirinya juga sudah mempunyai istri. kalau untuk tebar pesona, menurutnya, ia tidak pernah tebar pesona dihadapan Santrinya. justru malah Santri-Santrinya yang slalu teriak histeris ketika melihat dirinya, dan yah, tak jarang dari mereka cari perhatian padanya. tapi dirinya hanya bersikap biasa saja, dan--memilih untuk tak menanggapinya.

Gus Fachrul merasa perasaannya tak enak. ia merasa kalau nanti malam akan ada sesuatu yang terjadi pada istrinya.. tapi, ia memilih untuk menepis pikiran buruk itu. "kenapa Saya mempunyai firasat seperti itu? apakah firasat Saya ini beneran akan terjadi, atau tidak?"

"ah, sepertinya Saya harus melakukan sesuatu agar peristiwa itu tak benar-benar terjadi." Gus Fachrul tak ingin ada sesuatu hal buruk yang terjadi pada istrinya.. ia akan melakukan sesuatu untuk menjaga istrinya, agar istrinya slalu berada dalam keadaan baik-baik saja. Gus Fachrul mengambil handphonenya. ia hendak menghubungi salah satu pengurus keamanan "Halo? Assalamu'alaikum?"

"Waalaikumsalam Gus. enten nopo nggeh?"

"Azira, Saya ingin bertanya sesuatu"

"mau bertanya apa, Gus?"

"apakah nanti malam semua pengurus keamanan akan mengikuti kegiatan nanti malam? ah, maksud Saya, apakah diantara kalian ada yang sedang sakit?"

"oh, ada, Gus. emm.. sekitar dua orang-an. kenapa ya?"

"Saya ingin lima orang diantara kalian untuk menjaga istri Saya."

"menjaga? maksudnya gimana toh Gus? ana kurang faham ini,"

Gus Fachrul menghela nafas nya. ia malas sekali jika harus mengulangi ucapannya. "nanti malam kan, ada acara, acaranya digabung, antara Santri Putra, dan Santri Putri. Saya tidak mungkin kan, slalu bersama istri Saya terus-terusan. Saya juga perlu mengawasi Santri juga. jadi, Saya minta lima orang dari kalian untuk mengawasi istri Saya. takutnya ada yang berniat tidak baik padanya. maka dari itu Saya meminta kalian untuk mengawasinya. bisakan?"

"tentu bisa Gus. nanti Saya pilih lima orang untuk menjaga Ning Zahra."

"bagus! kalau gitu, Saya tutup telfonnya. Assalamu'alaikum,"

"nggeh Gus, Waalaikumsalam"

Tutt.. Tutt..

panggilan berakhir.

Gus Fachrul menaruh kembali handphonenya disaku bajunya. setelah itu, ia pergi ke ndalem untuk bertemu dengan istrinya. ia sudah janji pada dia jika setelah rapat selesai, ia akan kembali menemuinya.

Di Kamar :

Gus Fachrul melihat istrinya yang tengah berbaring diatas ranjang. ia tersenyum tipis, lalu ikut berbaring disamping istrinya. ia memeluk istrinya dari belakang. "Ara, Aku sudah pulang.. kamu, tidurkah?"

"enggak, Gus. cuman merem doang," jawab Zahra seadanya

Gus Fachrul terkekeh. apa yang dikatakan istrinya tadi? istrinya tidak tidur tetapi hanya merem saja? heyy, itu sama saja! "oh ya?"

"hmm"

"Ra, aku mau mengatakan sesuatu. tapi, kamu jangan terkejut ya?"

"hmm.. apa?"

"Zaki akan menikah."

"lalu?"

"kamu tau nggak calonnya siapa?"

"Enggak"

"calonnya kakakmu sendiri,"

"APA?!!" Zahra segera membalikkan badannya. guna menatap wajah suaminya. Ia ingin melihat tanda-tanda kebohongan dimata laki-laki itu. namun, nihil! ia tak menemukannya. apakah ucapan suaminya ini, benar? lalu kenapa kakaknya tak memberitahu nya?? apakah dirinya tidak se-penting itu, hingga tidak diberitahu? bahkan, salah satu anggota keluarganya juga tidak ada yang memberitahu nya.

"ini beneran. aku nggak bohong, Ra.."

"kakakku yang keberapa Gus?! Zahra punya dua kakak masalahnya,"

"emm.. aku nggak tau calonnya kakakmu yang nomor berapa, yang intinya, calonnya itu, wanita bar-bar."

"maksud Gus, kak Dara?"

"hmm iya,"

"kenapa kak Dara nggak ngasih tau aku?" monolog Zahra

"kamu jangan marah dulu, Ra.. dia bilang, saat itu dia mau ngasih tau kamu lewat telfon, tapi pas itu kan yang ngangkat telfonnya aku.. pas mau ngasih tau lewat chat, tiba-tiba handphonenya malah mendadak mati. terus dia nemuin Zaki lah, minta tolong ke dia buat ngasih tau aku tentang ini."

"mereka.. menikah karna apa Gus?" tidak mungkin kan, kakaknya itu menggunakan pelet hanya agar Ustadz Zaki tergila-gila padanya, lalu memintanya untuk menikahi dirinya?

"mereka dijodohkan."

"APA?!! di-di jo-jodohkan?" Zahra tak salah dengarkan? kakaknya dijodohkan dengan laki-laki yang di sukainya? kenapa plot twist sekali??

"aku nggak tau alasan mengapa mereka dijodohkan. mungkin, nanti kakak mu juga bakal kesini untuk menjelaskannya, Ra. kamu, tenang aja."






















Udah ya... segitu dulu.


Jangan Lupa Vote And
komennyaa❤❤



NB : KALAU CERITANYA ANEH, ATAU APALAH, JANGAN DIBACA, OKEY?☺😉

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang