Salma melihat penampilannya sekilas pada kaca di ruang walk in closet miliknya. Skirt model Plisket berwarna hitam dengan atasan cardigan hitam dan phasmina jersey instan dengan warna senada menemani tubuhnya hari ini.
Kakinya segera pergi keluar kamar dan menaiki Lift dan pergi ke lantai 1 menuju Ruang tamu rumahnya untuk menemui Rony. Ya, Rony. Laki-laki yang baru saja mengirimkan pesan ajakan untuk mencari cincin pernikahan mereka.
"Kamu beneran udah baikan?"
"udah kok mah, lagipula aku cuma demam biasa. Kasihan Rony, dia pasti susah luangin waktu kan kalau aku gak bisa hari ini." katanya berusaha terlihat memahami kondisi Rony sebagai seseorang yang sibuk. Padahal....
"Lagipula cuma cari cincin mah" imbuhnya.
"Nak Rony, Tante titip Luna ya. Hari ini sebenernya dia agak kurang sehat. Tapi tante juga gak enak sama kamu yang pasti juga susah cari waktu kosong buat ini" Ita mengubah arah pandangnya kini pada Rony yang sudah bangkit dari duduknya.
"Iya tante, saya usahakan gak lama untuk bawa Salma keluar"
"Yasudah kalian hati-hati"
"Kalau memang kamu gak bisa, gak usah dipaksa Sal. Saya bisa atur waktu lagi nanti" tutur Rony ketika mereka hanya tinggal berdua di ruang tamu itu dan menyadari wajah pucat salma yang masih terlihat walau sudah berusaha ditutupi dengan polesan Make-up tipis.
"Saya gak apa-apa kok. Lagipula kamu udah disini. Jadi mending kita jalan aja sekarang"
Perjalanan menuju salah satu mall di pusat jakarta itu berlangsung hening. Rony membawa supir kantornya untuk menemaninya perjalanannya kali ini, karena selama di Mobil ternyata dirinya sibuk dengan Tab di tangannya yang menanyangkan Rapat Virtual tentang Projek yang baru saja di ACC nya beberapa hari lalu.
Salma yang tidak memiliki tenaga untuk mengisi keheningan tersebut dan juga tidak ingin menganggu memilih hanya membuang pandangannya pada pemandangan jalan ramai diluar.
"Nanti saya kabari kalo sudah selesai pak"
Angin didepan loby menyapa tubuh salma yang membuatnya sedikit meringis. Rony tidak menyadarinya karena harus memutar sedikit jauh dari sisi mobil yang lain.
Langkahnya dan Rony kembali hening ketika mereka mulai menatapaki satu persatu langkah menuju salah satu gerai perhiasan disana. Rony memandang sekilas deretan Cincin didalam etalase, mereka langsung diarahkan pada etalase yang berisi deretan cincin pernikahan ketika Rony memberitahukan tujuannya.
Salma yang kini berada disampingnya juga ikut memandangi satu persatu deretan cincin yang ada disana.
"Eh" kaget Salma saat tak sengaja jari telunjuknya dan Rony sama-sama menunjuk salah satu pasang cincin yang ada disana. Pelayan yang membantu mereka tersenyum ketika mendapati pasangan itu yang sejak masuk hanya saling diam dan tiba-tiba menunjuk satu tujuan.
"Cincin ini kebetulan salah satu produk terbaru dan limited kami juga."
Cincin sederhana dengan model menggulung dan sebuah permata sedang yang menghiasi cincin perempuan itu seperti menghinotis keduanya. Tangan Salma bahkan sudah terulur untuk mencobanya, seperti takdir lainnya Cincin itu kini sudah melekat dengan pas di jari kelingking miliknya.
"Mau ambil yang itu aja?" tanya Rony mendapati bahwa Salma sepertinya sangat tertarik dengan cincin didepannya. Salma mengangguk kecil "Boleh?"
"Ya, itu udah pas kan?" Salma kembali mengangguk lalu menggeser cincin untuk Rony "Kamu juga coba"
Ya, kembali seperti takdir Cincin untuk Rony juga tampak pas melekat di jari manis Rony.
"Kita ambil yang ini ya mba."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomansaPerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...