Rony berlalu membuka pintu ketika suara ketukan terdengar dan mendapati ketiga sahabat Salma yang ada didepannya. Jam bahkan baru menujukkan pukul setengah tujuh pagi saat ini.
"Hai Ron, Sorry ya ganggu pagi-pagi." Sapa Vilda ketika melihat Rony yang menbukakan pintu untuk mereka.
"Gapapa, masuk-masuk. Mau ketemu Salma langsung atau gimana?"
"Iya, kita mesti ke kantor Ron jadi gak bisa lama juga. Mau langsung aja boleh kan?" Kini Ghaista yang mengajukan pertanyaan.
"Boleh lah, langsung masuk aja ya."
"By the way, Tante sama Om udah pulang Kak Rony?"
"Udah, barusan banget. Nanti balik lagi siang atau sore kayanya"
Ya, Rony memang hanya sendiri disana untuk menjaga Salma pagi ini. Tadi sekitar pukul enam, keluarganya memilih untuk pulang lebih dulu. Ayahnya sudah pasti harus pergi ke kantor karena absennya Rony, bundanya juga sudah pasti harus mengurus Ayahnya dan pergi untuk mengambil baju ganti untuknya, Karena sampai saat ini pria itu masih dengan setelan terakhirnya kembali dari Surabaya walau jas nya sudah tidak tau kemana. Sedangkan adiknya itu masih harus kuliah dan berjanji akan datang saat kelasnya selesai.
Tok...Tok..Tok...
"Sayang, ada temen-temen kamu." Ucap Rony membuka pintu ruangan Salma, ia tidak masuk hanya berdiri disana menahan pintu dengan tubuhnya untuk membiarkan teman-teman Salma masuk. Permintaan Salma kemarin benar-benar ia lakukan saat istrinya itu menginginkan untuk sendiri. Semalam ia hanya masuk saat mendengar Salma mengigau memanggil namanya. Rony menemani Salma sebentar sampai istrinya itu kembali larut dalam tidurnya dan meninggalkan kamar setelah memberikan kecupan di dahi dan perut istrinya.
Pagi tadi juga Rony hanya masuk ke kamar itu saat akan melalukan ibadah shalat subuh berjamaah dengan keluarganya dan pergi keluar saat keluarganya yang lain masih berkumpul disana.
"Mas di luar ya, kalau kamu butuh sesuatu" ucap Rony sebelum menutup pintu kamar, dan setelah mendapatkan anggukan dari Salma kemudian dirinya kembali mendudukan diri pada sofa di ruang tengah. Memijat keningnya pelan, ia belum tidur seharian ini , semalam Rony memutuskan untuk tidak tidur, sekarang kepalanya malah jadi terasa sedikit pusing.
Sepanjang malam tadi juga Rony hanya berlalu lalang di depan kamar Salma, takut-takut istrinya itu terbangun atau kembali mengingau. Karena Nadyffa yang Tidur di dalam sana sepertinya terlalu pulas dan tidak menyadari gelisah dalam tidur kakak iparnya itu. Selama menyelesaikan pekerjaannya di Surabaya kemarin Rony juga punya jam tidur yang berantakan. Bahkan di hari pertama Rony tidak tidur seharian. Badannya baru benar-benar beristirahat di dalam pesawat yang membawanya kembali ke jakarta walau hanya menghabiskan waktu selama satu setengah jam di penerbangannya.
Bohong, jika pekerjaan itu bukan ajang pelarian Rony dari fakta yang harus dengan tiba-tiba ia terima.
Tapi niat awalnya Rony memang tidak ingin pergi kemana-mana. Waktunya salah, saat menunggu Salma sadar setelah pingsannya kemarin telepon langsung dari kantor Surabaya masuk ke handphonennya. Dengan terpaksa ia harus meninggalkan Salma di jakarta.
Tapi sungguh, ia tidak bermaksud untuk lari dari keadaan. Semuanya terpaksa, mau bagaimanapun ia juga punya tanggung jawab pada pekerjaannya. Walaupun Rony tetap berada pada keputusan yang salah karena pergi dan mengabaikan semuanya hingga semua rasa kecewa itu kini ada.
Jujur, ada sedikit rasa syukur disana. Karena Rony menyadari selama perginya dia kemarin, Rony juga memikirkan bahwa tidak ada masalah tentang siapa perempuan di masa lalunya. Karena Rony paham, masa lalu itu hanya sebuah kisah lama, sementara rasa cinta nya pada Salma sudah ada jauh sebelum ia menyadari bahwa perempuan itu memilki kemiripan pada masa lalu dalam temuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...