Salmara menapaki tangga rumahnya dengan cepat, lift didepan kamarnya yang menunjukkan posisi berada di basement rumahnya rasanya tidak akan membantunya untuk bisa menghemat waktu di pagi ini. Sialnya Kamarnya ada di lantai 3, walau ruang makan ada tepat di lantai 2 tapi rasanya 40 anak tangga yang melingkar itu terhitung cukup banyak.
"Mah aku pamit ya" Salmara sudah mengayunkan tangannya bergerak untuk menyalami tangan ibunya dengan nafas tersenggal.
"Kamu gak mau sarapan dulu?"
"Dikantor aja mah, Aku lupa ada meeting pagi ini. Gak enak kalo client-nya harus nunggu "
"Papah mana mah?" sambungnya ketika menyadari di meja makan besar itu tidak ada siapapun kecuali ibunya yang bergerak mengoleskan roti dengan selai strawberry kesukaannya. "Kamu lupa semalam papah pergi ke kantor cabang yang di bali?"
Salmara menepuk dahinya pelan "lupa, karena lihat mamah di rumah. mamah kan biasanya selalu dampingi papah" katanya mengingat bagaimana kedua orangtuanya itu sangat tidak bisa dipisahkan. jadi ketika melihat ibunya ada di rumah sedangkah ayahnya pergi itu ia merasa aneh. "Siang ini papah udah flight ke jakarta lagi. Oh ya kamu ada acara malam ini?"
"Aku belum bisa fixed-in mah, aku kabarin nanti ya. Aku berangkat dulu dah mah" Salmara mencium pipi ibunya sekilas dan kembali berlari , kini ia menuruni rumahnya dengan bantuan Lift. beruntung mobilnya sudah terparkir rapih di depan rumah. "Makasih Pak Oja".
Salma memarkirkan mobilnya di depan lobby kantornya "tolong ya pak"
"Siap bu"
Kaki jenjangnya melangkah lebih cepat lagi ketika sekertarisnya sudah berdiri menyambutnya dengan pelukan penuh file. "Pagi Ghaistha, udah oke?"
"Pagi bu, semua oke. Tinggal tunggu ibu"
"Gak usah bikin gw kesel panggil pake ibu-ibu segala" ucap salmara tidak terima dengan panggilan Gaistha.
"Ibu salmara, kita udah harus ke ruang meeting sekarang " Gaistha tampak tak peduli dengan ajakan perdebatan dari atasan sekaligus sahabatnya itu.
"Gw nafas bentar" salmara menarik nafasnya panjang "Ayo"
Pukul 11:30 salmara baru bisa merasakan empuknya meja kerjanya. Setelah meghabiskan hampir 3 jam lamanya di dalam ruang meeting.
Tok tok tok
"Masuk Gis"
"Lo ikut kan makan siang di Odysseia?"
Salma mengerutkan keningnya, Odysseia? Untuk apa ia kesana?
"Lo pasti belum sempet buka grup deh, Vilda ngajak makan siang. Bills di dia katanya."
"Tumben"
"Royalti lagunya cair katanya"
"Ada - ada aja. Eh tapi gw ada kelas di Unref jam 2 keburu emang PP-Grogol gitu" Ia tiba-tiba saja mengingat bahwa ia ada jadwal kelas pengganti yanh harus ia laksanakan siang ini.
"Gak ada hal urgent kan disini? Kemungkinan sampe sore gw soalnya disana. Mata kuliah hari ini 3 SKS soalnya"
"Aman sal, nanti lo atur aja mau pergi kapan. Lagipula gw kan juga gak bisa keluar lama-lama" ucap Gaistha membuat Salma juga mengingat bahwa temannya itu kan bekerja dengannya otomatis dia masih berada di jam kerja setelah jam makan siang nanti.
"Lo WFA aja gis, gak ada yang urgent juga kan kerjaan lo?"
"Siap bu boss"
"Alah Gaistha-gaistha"
*** obrolan grup bisa di cek di akun X aku ( @/mommypiyyak)
----
"Bun, Nad berangkat ya"
"Gak bareng Kak Zar?"
Nadyffa menggeleng "Kakak kan baru nyampe dari Jepang subuh tadi. Pasti masuk kantor siang. Aku udah bilang Pak Iman juga buat anter aku" baru saja Nadyffa menyelesaikan ucapannya ketika sebuah jas hitam tersampir tepat di sebelah kursinya di meja makan. "Nah ini Kakak udah ada"
"Kenapa?" tanya Rony yang baru saja bergabung dengan ibu dan adiknya itu di meja makan. "Enggak kak, tadi bunda tanya aku gak berangkat bareng kakak"
"Yaudah bun, aku berangkat ya. kelasku jam setengah sembilan soalnya"
Kepergian Nadyffa membuat perhatian ibunya kini beralih pada Rony yang sedang menyesap kopi di tangannya. "Kamu udah mau ke kantor lagi? bukannya baru sampe subuh tadi?"
"Ada meeting bun, gak bisa ditinggal. Masih banyak berkas yang harus di cek juga".
Ibunya itu hanya bisa menggeleng pelan melihat bagaimana anak laki-lakinya itu tampak santai dengan jadwal padatnya. bahkan seperti tak membiarkan dirinya untuk beristirahat sama sekali. "Kamu harus istirahat loh Zar"
Rony hanya membalas pesan ibunya itu dengan senyum di bibirnya , bergerak berdiri kemudian menyalimi tangan ibunya. "Zar berangkat ya bun". Ketika adiknya itu berpamitan dengan mencium pipi ibunya, maka Rony berpamitan dengan mencium dahi ibunya dan berlalu pergi.
Keadaan kantornya pagi ini cukup lenggang, walau jadwal meetingnya cukup padat. Bahkan ia bisa memastikan malam ini dia akan pulang ke appartment pribadi miliknya dibandingkan meluangkan waktu sedikit lebih lama untuk sampai ke rumah orang tuanya.
Meja di ruangannya sudah terisi oleh beberapa map bening berjejer dengan sekertarisnya di depan meja. "Ruangan meetingnya udah siap, materinya udah gw share by email dan hardcopynya udah stay di ruang meeting. Ada tambahan buat meeting pagi ini Ron?"
Rony masih sibuk membuka satu persatu file di atas mejanya dengan posisi tubuh yang masih berdiri. "Final file projek yang gw suruh revisi kemarin belum ada ya? " tanya Rony menyadari satu file penting itu belum ada dimejanya pagi ini. "Janjinya gw balik dari jepang udah ada diatas meja"
"Lo maju dari jadwal satu hari Ron"
"So?"
Rony tetaplah Rony dalam pekerjaannya rasa-rasanya tidak ada yang bisa menganggu gugatnya sama sekali. Aldaniel , ah panggil saja daniel sekertaris sekaligus sahabatnya itu menarik nafas pelan lalu mengambil telepon di atas meja Rony "Final Filenya harus ada di atas meja gw jam makan siang ya."
"Kok jam makan siang?"
"Clientnya udah di ruang meeting, gak bakal bisa lo baca juga sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...