53.

17.3K 998 85
                                    




"Sayang"


"Bunda?"

Senyum indah milik wanita paruh baya yang merupakan ibu mertuanya itu kini menyambutnya, dan entah kenapa juga menenangkannya sekaligus.

"Kamu udah bangun, udah baikan sayang?" tanya Riyati yang tangannya kini sudah terulur mengusap pipi menantunya itu.

Salma mengangguk , membalas senyum merekah itu dengan sebisanya. "Bunda kok bisa ada disini?"

"Tadi Zar telepon bunda kalau kamu pingsan pas kalian di makam, jadi Zar minta tolong bunda buat kesini jagain kamu. Kamu makan dulu ya? Kata Zar pagi tadi kamu gak sempet makan banyak, dan sekarang udah malem. Bunda udah buatin sup, mau makan sekarang sayang?"

"Mas Rony kemana bunda?" bukannya menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh ibu mertuanya, Salma sepertinya lebih penasaran kemana perginya Rony yang tak menjelaskan apapun dalam pesannya.

Kini tangan yang awalnya mengusap pipinya itu beralih mengenggam kedua tangannya, meremasnya lembut. "Zar pergi sebentar, ada hal yang harus dia urus. Kamu makan ya sayang? bunda suapin, mau?"

"Boleh bunda?"

"Boleh dong sayang, Kamu minum teh hangatnya dulu ya supaya gak terlalu pahit mulutnya. Bunda keluar buat ambil makanan dulu ya"

Makanan didalam mangkuk itu hampir habis ketika Salma meminta untuk menyudahinya, perutnya sudah penuh karena nafsu makannya juga yang tidak ada.

"Bunda"

"Ya sayang?"

"Maafin Salma ya Bunda"

"Kenapa minta maaf sayang?" . Pertanyaan lembut itu entah kenapa terasa berat untuk Salma jawab, padahal sedari awal ia yang memilih membuka percakapan itu. Tapi kini lidahnya kelu untuk melanjutkan pembicaraannya.

"Maaf karena Salma sudah menjadi orang yang jahat di bagian masa lalu anak bunda, maaf - "

"Sayang, Lihat bunda" ucapan Salma terpotong dengan segera. Tangan yang awalnya memangku mangkuk juga sudah kosong dan beralih kembali mengenggam tangan Salma yang kini terasa dingin.

"Bunda udah sedikit denger ceritanya dari Zar sayang, itu bukan sepenuhnya salah kamu. Sayang, semua yang terjadi di hidup kita itu sudah diatur dengan sebaik mungkin oleh sang maha pencipta. Rencananya adalah sebuah jalan yang kita sebagai hamba perlu jalani dan mengimani bahwa semuanya sudah dirancang sebaik-baiknya rencana. Kepergian Kaluka adalah salah satunya, kamu harus ikhlas dan menerima semuanya sayang. Jangan terus tenggelam dalam perasaan bersalah yang gak berkesudahan ya? Kaluka juga disana pasti ingin kamu bisa mengikhlaskan kepergiannya ya Sayang? Bunda percaya menantu bunda yang cantik ini pasti bisa." Tutur Bunda Riyati, senyum tulus itu benar-benar menenangkannya secara tak langsung, genggaman tangannya yang hangat dan tatapan yang teduh layaknya sebuah kedamaian yang tumpah ruah.

"Dan sayang, gak ada yang jahat disini. Kaluka mungkin hanya bagian ingatan masa lalu Zar, Tapi kamu adalah masa depan yang menjadi bagian penyempurna Zar . Jadi jangan berpikiran bahwa kamu mungkin sudah merebut hidup orang lain atau merasa Zar selama ini bukan milik kamu. Zar sepenuhnya menyanyangi kamu sayang, bunda tau itu" lanjutnya.

Salma merangsek masuk ke dalam rengkuhan bunda Riyati ketika ucapan penuh kasih disampaikan tanpa pamrih.

Tuhan bolehkah Salma meminta bahwa ini semua adalah miliknya? tolong Tuhan.

_______

Rony memasuki unit apartemennya yang tampak sepi di sore hari ini. Sudah tiga hari ia pergi, rencana yang awalnya hanya sehari malah jadi panjang ketika kantor cabang Surabaya kembali menelponnya terkait update terbaru atas permasalahan yang belum lama terjadi.

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang