"Keluarga Pasien?""Saya Dok"
"Keadaan Pasien sudah baik-baik saja, Sepertinya pasien kelelahan dan kekurangan cairan. Setelah Cairan infus habis, pasien sudah bisa pulang."
"Terima kasih dok."
"Saya permisi"
Rony melangkahkan kakinya memasuki ruang UGD didepannya. Pintu didepannya terbuka "Istrinya sudah sadar pak, silahkan jika bapak mau melihatnya"
Belum sempat Rony merespon apapun, Suster didepannya sudah pergi dan membiarkan pintu didepannya terbuka. Tangannya bergerak membuka tirai milik Salma dan mendapati perempuannya, masih terbaring diatas brankar dengan tangan yang berlabuh diatas dahinya.
perempuannya , katanya.
Salma mengangkat tangannya ketika merasakan ada orang lain yang masuk kedalam biliknya, Pandangannya bertemu dengan milik Rony. Laki-laki yang kini sedang memandangnya datar, "Ron"
"Udah oke?"
"Thanks ya buat bantuannya, sorry-"
"Saya yang harusnya minta maaf karena ngikutin kamu kesini." Ujar Rony memotong permintaan maaf yang baru saja akan keluar dari mulut Salma. "Saya hanya mau memastikan kamu baik-baik saja" lanjut Rony.
Salma diam sejenak, sedikit terhenyak dengan kata-kata yang baru saja ia dengar. Niat Rony dari awal sudah benar, dia hanya bertanggung jawab atas dirinya. Rony yang mengajaknya keluar hari ini , maka pria itu pasti akan merasa tidak enak jika tidak memastikan bahwa kembali dengan keadaan yang baik-baik juga.
"Y- Ya, sekali lagi makasih ya Ron. Saya gak tau kalo mungkin kamu gak ngikutin saya. entah jam berapa saya ditemuin disana." Ucap Salma. "Oh ya, Tas saya dimana ya Ron?"
"Ada dimobil, saya gak sempat ambil tadi. Sebentar saya minta pak Iyan buat antar kesini." Rony berlalu mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Pak Iyan, supir kantornya untuk mengantar barang-barang milik Salma.
"Mamah kamu tadi kirim pesan ke saya, menanyakan keberadaan kita sekarang. Perlu saya jawab jujur?" Tanya Rony, Ya beberapa menit lalu tante Ita mengiriminya pesan yang baru sempat ia baca melalui pop-up. Masuk akal kenapa orang tua Salma menanyakan keberadaan mereka.
Siang tadi, mereka hanya izin untuk pergi mencari cincin pernikahan dan dirinya juga berkata tidak akan lama membawa Salma keluar. Bagaimanapun keadaan Salma sedang kurang baik.
"Belum saya jawab. Saya harus tanya kamu kan? kayanya ada yang mau kamu sembunyikan" kata-kata Rony menebak dengan pasti pertanyaan yang akan diajukan Salma padanya. "Rumah sakit atau karawang?"
"Apa?"
"Yang harus saya sembunyikan"
"Rumah sakit ini kan di karawang"
"Oke, rumah sakit"
perdebatan yang sebenarnya tak Salma mengerti apa maksudnya itu berhenti. Rony kini sudah sibuk dengan handphone ditangannya, sementara Salma hanya diam ditempatnya dan mencoba unutk kembali menutup matanya.
"Permisi Pak, saya mau antar barang-barang yang tadi bapak minta"
Suara Pak Iyan membuat mata Salma kembali terbuka. "Oh ya Pak biar sama saya aja. Makasih banyak ya pak" Tangan Salma kini terulur mengambil tas miliknya.
"Pak Iyan istirahat dulu aja, saya masih harus nunggu infus habis baru kita kembali ke jakarta" ucap Rony sebelum pak Iyan kembali ke luar. "Oh ya pak, tadi ibu ada tanya kita dimana. sama bapak pulang kapan, saya harus jawab apa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...