33.

22.6K 955 13
                                    




Rony memandang wajah Salma yang sedang tertidur disampingnya, wajah tenang itu ada dihadapannya. Rony menggeleng pelan, sedikit tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya sekarang. Ia bersyukur, benar-benar bersyukur.

"Sal, Sal"

Panggilnya pelan bermaksud membangunkan Salma karena mereka sudah sampai di rumah keluarga Rony. Namun panggilan Rony tak berefek, Salma masih tertidur pulas disampingnya.

Rony kini mencoba mengusap tangan Salma, mungkin kali ini bisa membangunkan perempuannya. "Sal, bangun Yuk."

Namun Salma masih sama, tidak ada respon.

"Sal, kita udah sampai. Bangun dulu yuk"

Tangannya kini mengusap pipi Salma pelan, lalu mata indah yang sejak tadi tertutup kini mulai mengerjap. "Eughh" lenguh Salma pelan.

"Udah nyampe ya?"

"Iya, turun dulu yuk."

Rony membuka kunci Seatbelt Salma kemudian berlalu ke arah kursi belakang mengambil tas milik Salma. "Udah?". Salma mengangguk pelan. Rony sudah ada disamping pintu Salma yang sudah terbuka, Tangannya terulur membantu Salma yang masih mengantuk untuk turun dari mobilnya.

Langkah mereka kini masuk ke rumah besar yang sudah sepi, mereka tadi akhirnya mampir di salah satu tempat makan yang menjual Soto hingga sampai lumayan larut.

"Assamualaikum" salam Rony ketika memasuki Rumah.

"Waalaikumsalam, eh udah nyampe" Riyati menhampiri Rony dan Salma yang kini berdiri didepan tangga. "Kamu baru nyampe?"

"Iya bun." Rony menyalimi tangan Bundanya bergantian dengan Salma.

"Bunda kok belum tidur?" tanya Salma. "Ini udah mau tidur kok, tadi mau ambil air eh pas banget kalian dateng. Salmanya bawa ke kamar gih, kayanya udah ngantuk banget tuh" Riyati memberikan usapan lembut pada lengan Salma melihat menantunya yang sepertinya setengah sadar karena mengantuk.

"Rony sama Salma ke kamar dulu ya bun"

Kini Salma sudah berada di kamar pribadi milik Rony , Nuansanya temaram karena di dominasi oleh warna hitam dan aksen kayu. Samgat berbanding terbalik dengan kamar miliknya di rumah. Wangi milik Rony mendominasi disana, menandakan bahwa ini memang area kekuasaannya persis seperti kamar milik pria itu di apartemennya.

"Kamu mau bersih-bersih dulu? koper kamu udah dikirimin sore tadi ada di walk in closet" . Salma mengikuti langkah Rony yang kini membawanya pada ruang yang berisikan deretan baju, sepatu dan aksesoris lainnya seperti ikat pinggang , dasi, bahkan deretan jam disana. Walau begitu, separuh dari lemari itu masih kosong terlihat dari pintu kacanya.

Salma bisa melihat kopernya di pojok ruangan. "ini handuknya, kamar mandinya di belakang pintu itu" Arah pandangnya kini menatap pintu berwarna putih di pojok lain ruangan itu. sedikit gelap, Salma masih mengikuti langkah Rony ke arah kamar mandi. "Ini sikat giginya" Rony mengeluarkan sikat gigi baru dari dalam lemari penyimpan disana menyodorkannya pada Salma.

"Makasih ya Ron"

"Sama-sama. aku tinggal ya?"

"Oke"

Waktu yang dihabiskan Salma cukup lama, karena separuh waktunya ia habiskan untuk mengumpulkan nyawanya. Ia keluar kamar mandi dengan piyama berlengan panjang dan wajah yang tentu saja jauh lebih segar. Salma menemukan Kamar Rony kosong.

Ketukan di pintu membuyarkan lamunanya, siapa yang mengetuk pintu kamar Rony malam-malam begini.

"Eh?"

"Malam Non, saya bi asti ART disini. Ini tadi mas Rony minta dibuatin teh hangat buat di kamar."

Salma mengambil alih nampan berisi dua cangkir teh hangat itu . "Makasih ya bi, oh ya Saya Salma mungkin pernah ketemu sebelumnya tapi belum kenal."

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang