Hari-hari terus berjalan, tidak terasa sekarang sudah H-2 acara pernikahannya, undangan sudah disebar. Baik dari pihak kedua orang tuanya, maupun dari dirinya sendiri. Walaupun tidak banyak, hanya para sahabatnya, beberapa karyawan di kantornya yang memang cukup ia kenal dengan baik, dan ya Kak Aryan. Undangan milik Kak Aryan berakhir di tangan asisten pribadinya, Saka yang tidak sengaja ditemui saat sedang mewakilkan Aryan dalam meeting lanjutan.Aryan? Saka bilang atasannya itu sedang kembali ke Singapura karena urusan mendadak dan menitipkan pesan bahwa dia mengupayakan untuk datang ke pernikahan Salma dan Rony.
Hubungan Salma dan Rony di H-2 Pernikahannya juga tidak banyak berubah, mereka sesekali bertukar pesan atau bertemu saat tak sengaja mengunjungi tempat yang sama untuk meeting di luar kantor. Oh ya, mereka masih bekerja. Salma memilih untuk mulai kosong di H-1 pernikahannya begitu juga dengan Rony. Tidak ada acara pingit, lagi pula mereka belum sedekat itu untuk merasakan efek dari acara pingitan.
Salma masih sibuk di meja kerja miliknya di rumah, hari ini hanya ada agenda mengajar kelas yang sialnya mengisi satu hari penuhnya. Dua kelas yang memang sudah jadwalnya dan dua kelas yang harus ia majukan karena jadwal mengajarnya sama dengan hari pernikahannya. Huftt melelahkan.
untung saja dua kelas pengganti ini ia lakukan secara Online, jadi ya tenaga yang ia keluarkan tidak terlalu banyak. Serta ia tidak perlu pulang terlalu sore atau bahkan malam karena harus berlama-lama di luar.
Sahabat-sahabatnya bilang malam ini mereka akan menghabiskan malam untuk menginap di rumahnya. berjanji akan datang setelah jam makan malam, entah apa yang akan dilakukan mereka.
Salma sedikit meregangkan punggungnya saat kelas terakhirnya berakhir, Jam sudah menunjukkan pukul 17.45 langit yang ada di jendelanya juga cukup gelap. Membuat Salma beranjak dan menutupnya.
Tok....Tok...Tok
"Ngapain?" Tanya Salma ketika melihat Fal yang ada di balik pintu.
"Gw diajak nongkrong sama calon suami lu"
"Siapa? Rony?"
"Lo punya berapa calon suami emang? ya Rony lah" Salma sedikit tertawa mendengar Fal yang menjawabnya dengan kesal, padahal kan bisa biasa aja. "Terus?"
"Yaudah sih, mau ngasih tau aja. Menurut lu gw ikut apa enggak?"
Salma kini mengangkat satu alisnya bingung, kenapa harus tanya dia?
"Ya ikut aja, terserah lo. sekalian nyari temen kan? siapa tau lo bisa cocok sama temen-temennya Rony" usul Salma melihat Fal yang mungkin sedikit bingung dengan ajakan Rony, mau bagaimanapun nongkrong adalah satu hal yang memang jarang dia lakukan. Pulang dari pekerjaan kantornya, Fal biasanya lebih memilih berdiam di kamarnya atau ya menganggu Salma.
"Lo sekalian bisa cari muka buat Nadyffa kan"
"Nahh, ikut dah gw."
Fal berlalu begitu saja, dasar Fal!
Jadi Rony memilih untuk kumpul dengan teman-temannya. Sebenarnya Rony sempat mengajaknya untuk bertemu malam ini. Ada sesuatu yang ingin ia obrolkan katanya, tapi karena sudah ada janji dengan teman-temannya Salma tentu tidak bisa.
Kini kamar Salma sudah ramai, ya ketiga temannya itu sudah datang. Mengkudeta Ranjang Queen Size miliknya. Seketika tampilan ranjangnya sudah berantakan, Salma baru keluar dari ruang wardrobenya dengan setelan piyama menggeleng pelan melihat kelakuan ketiga temannya.
"Katanya mau ngajakin gw ngobrol kenapa udah pada tiduran semua?" Tanya Salma yang sekarang sudah mendudukkan dirinya dipinggir ranjang.
Novilda bangkit lebih dulu dan duduk bersila menghadap ke Salma "kenapa sih?" Tanya Salma menyadari tatapan Vilda yang aneh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomansaPerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...