56.

20.2K 1.1K 40
                                    




"Sayang, satu suap lagi ayo"

Salma kembali menggeleng melihat sendok yang penuh dengan makanan itu, ia sudah benar-benar kenyang bahkan melihat tumpukan makanan itu membuat Salma muat sendiri.

Tangannya sudah menutup mulutnya, menutup akses dimana Rony bisa memaksanya itu.

"Beeboo" panggil Rony lagi dengan tangan yang masih tetap mengangkat sendok, dan Salma masih tetap menjawabnya dengan gelengan. "Kenyang Piboo, kamu aja ya yang abisin. Aku kenyang, nanti kalo dipaksa aku mual loh terus makanan yang tadi keluar lagi gimana?"

"Emang bisanya kamu tuh"

Rony akhirnya menyuapkan suapan terakhirnya itu ke dalam mulutnya sendiri, dan menjauhkan meja pembantu dari ranjang Salma. Tangannya kini mengulurkan segelas susu ibu hamil berwarna cokelat ke arah Salma yang masih terduduk di ranjang.

"Yang ini habisin sendiri ya beeboo, aku gak mungkin bantuin kamu abisin itu. Soalnya itu susu ibu hamil , aku kan bisanya bikin kamu hamil doang"

"Massss ihh mulutnya"

"Aduhhh, aduhh, sayang sakit , Astagfirullah. Sakit ini beneran, Aduhhh!"

Rony sebisa mungkin mencoba melepaskan tangan Salma yang bertengger ditelinganya, menariknya dengan kencang.

"Sayang sakitttt" rengek Rony yang tidak digubris oleh Salma sama sekali, karena kini perempuan itu memilih fokus untuk menghabiskan susu digelas yang sudah berada ditangannya daripada mendengarkan suara rengekan suaminya yang kini sibuk mengusap telinganya yang memerah.

Tapi anehnya, walaupun sedang merajuk tangan Rony masih sigap mengambil alih gelas kosong yang ada ditangan Salma dan membantunya untuk mengembalikannya ke nakas.

"Sayanggg"

"Gak usah rese makanya mas, kamu tuh ihh mulutnya."

Bukannya minta maaf , Rony malah memamerkan deretan gigi rapihnya pada Salma.

"Ya kan bener sayang, gak mungkin aku minum susu hamil kan aku–"

"Ya terus aja, sampe diulangin lagi awas aja kamu mas" ancam Salma kesal.

"iya, iya, enggak kok hehe. Maaf ya. Tapi ini sakit beneran loh sayang"

Salma membuang nafasnya kasar, telinga Rony jelas masih merah walau sudah berlalu beberapa saat.

"Sini"

"Huhhh...huhhh"

tebak Salma ngapain??


Ya benar, ditiupin. Bahkan sesekali tangannya juga ikut membelai pelan telinga Rony untuk menghilangkan rasa sakitnya. "Maaf ya, makanya lain kali yang baik-baik aja ngomongnya Piboo" ucap Salma itu gemas, kedua tangannya sudah berubah posisi dengan menguyel-uyel pipi Rony yang ia sadari sedikit tirus.

"Kamu di surabaya makannya gak bener ya, sampe kurus gini"

Rony mengangguk pelan, menikmati belaian yang diberikan Salma di wajahnya. "Aku juga gak tidur disana, baru sempat tidur di pesawat pas pulang ke jakarta. Terus nyampe apartemen baru rebahan bentar, Daniel dateng. Kamu tau gak aku barentem sama Daniel, kena tonjok aku dia"

"Loh kok gitu, kenapa gitu mas?" tanya Salma penasaran, ia cukup terkejut sekarang karena baru mengetahuinya sekarang. Tidak ada yang memberitahunya sama sekali, ia juga baru ingat bahwa saat hari dimana Rony pulang, ia tidak melihat Daniel pamit pulang.

"Ya itu, dia dateng-dateng ke Unit marah-marah gak jelas, ngata-ngatain aku anjing lah, brengsek lah, bangsat lah. Aku kan belum tau keadaan disini kenapa kemarin itu, soal kamu juga. Dia marah karena aku susah dihubungin dan gak nerima telepon dari jakarta." Buka Rony.

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang