40.

30.9K 1.6K 92
                                    

————————

Hai guys, sebelumnya aku mau kasih info dulu tentang part sebelumnya. Aku mau berterima kasih banyak buat yang selalu vote aku, walau aku berharap gak cuman di part 'spesial itu'. Makasih juga buat temen-temen yang udah kasih banyak masukan positif buat part kemarin yang pasti 'rawan' di twist kemana-mana. Walau kenyatannya di cerita lain banyak yang lebih 'terbuka'.

Aku juga mau minta maaf kalo misalnya banyak yang ngira aku bakal update lagi? Update cepat setelah votenya sebanyak itu. Enggak gais, di sana jelas aku gak menjanjikan apapun kan? Aku hanya bilang bahwa 'masa gak bisa sih tembus segini?'. Karena jujur kadang sedih liat yang baca udah banyak tapi yang vote dikit, serius. Sebagai penulis amatiran kalimat komen dan kritik positif itu sangat membantu banget. Dan ya tentu Vote yang bisa kalian klik di pojok kiri bawah.

Maaf ya kalo aku ngetik ocehannya kepanjangan. Aku berharap kalian bisa menikmati cerita ini dengan nyaman dan tidak banyak berharap apapun , mungkin kalo pembaca di X udah tau. Bahwa aku gak mau kalian berharap banyak sama cerita ini, yang mungkin bakal bagus terus atau karena part kemarin berharap 'banyak part spesial terus' . Enggak kok, aku gak akan berfokus disana.

Sekali lagi makasih banyak apresiasi dari kalian. Lopee uuu.

Selamat membaca 🙏🏻

———————-









Ini bukan mimpi kan?



Kali ini bukan lagi Rony yang memandangi wajah istrinya, Tapi Salma yang melakukannya saat ini. Ya wanita itu sudah bangun lebih dulu setelah kegiatan apa ya semalam itu, pokonya itu lah.

Matanya menelusuri wajah tenang milik Rony di hadapannya, memperhatikan setiap detail yang ada, terlebih pada setitik tanda hitam di atas alis yang cukup tebal itu. Sebenarnya tanda hitam itu cukup banyak di wajah Rony, tapi entah mengapa Salma sangat nenyukai yang satu itu.

Tangannya kini bergerak membelai tanda hitam itu lembut, pria didepannya tampak masih pulas dengan nafas yang masih teratur tak terganggu dengan tangan yang ada diwajahnya itu. Lagipula Salma juga benar-benar berusaha untuk tak menganggu waktu Rony.

Salma masih asik dengan kegiatannya, sebelum akhirnya laki-laki itu kembali bergerak dan menumpukan kepalanya pada bahu miliknya yang masih tak berbalut apapun.

Salma masih sedikit tak percaya atas semua yang terjadi. Rencana perjodohan mereka , lalu bagaimana perjodohan itu terjadi, kemudian hari-harinya menyiapkan pernikahan, lamaran mengejutkan Rony, lalu hari pernikahan dan ya semua rentetan proses yang mereka jalani dalam pernikahan ini. Semalam mereka menjadi utuh, satu dalam hal yang indah. Semuanya tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa akan terjadi secepat ini, tapi beginilah jalannya, ia sudah jatuh cinta pada pria didepannya. Dengan semua tingkah lakunya , pengertian akan bagaimana posisi hubungan mereka, sikap dan tutur kata milik pria-nya, rengkuhan hangat dan segala hal indah miliknya. Tidak ada alasan bagi Salma untuk tidak jatuh cinta, Pria di depannya bukannya terlihat terlalu sempurna?

Salma tentu kini harus menghentikan pergerakan laki-laki itu dibahunya yang bebas itu, sebelum mulai membuatnya kembali gelisah. "Mas, ihh"

Tangan Salma sudah bergerak mendorong wajah Rony dari sana, membuat laki-laki itu kini terbangun dari tidurnya. "Pagi sayang" Suara serak Rony menyambutnya, lalu pria itu mengecup pucuk kepalanya sayang, kemudian menenggelamkan kepalanya pada rambut milik Salma dan kembali membawa wanitanya mendekat untuk masuk kedalam rengkuhannya.

"Mas, udah waktunya subuh. Kita harus bersih-bersih dulu"

"Kamu emangnya gak cape?"

Salma menghebuskan nafasnya kasar, hidungnya dipenuhi aroma tubuh milik pria-nya. Mendorong dada bidang Rony, berusaha menjauhkan tubuhnya dari kungkungan Rony "Ya tapi kita tetep harus shalat mas"

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang