"Lo kenapa sih Niel, dari tadi ngeliatin Rony kaya kesel gitu?" Tanya Dimas pada Daniel yang sedari tadi melemparkan pandangan kesal pada Rony yang sedang fokus dengan handphone ditangannya.Kini Rony , Dimas, dan Daniel sedang berada di salah satu Restaurant dekat kantor mereka untuk makan siang setelah meeting yang juga dilakukan disana.
"Lo gak tau aja dia dari tadi kalo buka Handphone kerjaannya senyum-senyum mulu." Jelas Daniel tampak muak.
"Ya emang kenapa kalo si Rony senyum-senyum sama HP nya dah" ucap Dimas heran.
"Ya namanya juga orang iri, lo kan tau dia abis putus cinta" Kata Rony yang membuat Dimas tertawa. "Gak usah ketawa lo" kesal Daniel.
"Ya lagi lo juga, ya biarin aja sih Rony kaya gitu selama dia gak stress"
"Lo ngatain gw gila?"
"Gak kesitu dong maksudnya. Maksud gw kan gak pernah kita liat lo begitu karena cewe ya kan? biasanya lo senyum kalo liat notif harga saham naik , atau dapet email pengesahan tender, atau berhasil PO Mobil baru" Jelas Dimas.
"Ya juga sih" Ucap Daniel akhirnya.
Ya, kapan lagi melihat Rony tersenyum senang karena hal-hal diluar pekerjaan yang berhasil. Selama mengenal Rony dari remaja mereka tidak pernah melihat Rony dekat dengan perempuan manapun. Sama sekali, tidak pernah.
Walaupun sempat ada satu cerita tentang wanita yang keluar dari mulut Rony, walau kisahnya sudah berlalu lama sekali.
"Tapi ya Ron, gw masih penasaran. Lo sama Salma udah bisa sedeket sekarang itu gimana sih? ya Kan lo berdua belom lama kenal nih. Tapi kalo diliat dari gimana lo perlakuin Salma , sama ya sikap lo sekarang yang gw yakin karena Salma itu bikin gw bingung. Kok bisa?"
"Bener gw juga penasaran Ron, serius ini mah" Sambung Daniel yang kini tampak serius mengharapkan jawaban dari Rony.
Rony melemparkan pikirannya jauh, tampak menimang-nimang apakah hal itu perlu disampaikan atau tidak. Tapi pikirnya itu bukanlah hal yang perlu ia rahasiakan walaupun ia juga masih mencari tau. Walaupun rasa keyakinannya cukup besar.
"Masa sih Ron? Beneran? " tanya Dimas terkejut mendengar cerita yang disampaikan oleh Rony. Dengan wajah tidak percaya.
"Anjir sih, Takdir banget" imbuh Daniel. "Gw masih gak habis pikir, pantes aja kayanya lo enjoy aja nikmatin proses pengenalannya, ternyata..... Anjir-anjir."
"Gak sia-sia 15 tahun lo brow"
------
Rony memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu rumah Salma, jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Tidak sopan memang, datang ke rumah mertuanya malam-malam begini.
Kedatangannya sudah disambut oleh Salma, bahkan yang membukakan pintu rumah itu adalah perempuannya. "Kamu udah makan malam?" Tanya Salma.
"Tadi meeting sambil ngemil sih, tapi aku laper lagi." jawab Rony jujur.
"Yaudah makan dulu, mau sekarang atau kamu mau bersih-bersih dulu?" tanya Salma.
Rony membaui tubuhnya, ia sadar walau agenda terakhirnya meeting, tapi pergerakannya berjalan dan sesekali bermain golf pasti membuat tubuhnya berkeringat. "Aku kayanya udah bau, mandi dulu kali ya. Papah sama Mamah dimana?"
"Ada di kamar, kamu mau ketemu?"
"Iya, tapi aku bersih-bersih dulu deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...