48.

21.4K 1.2K 55
                                    




Salma mengerutkan keningnya ketika melihat Mobil suaminya yang ada di lobby kampus siang ini, Kapan suaminya itu sampai? dan kenapa menjemputnya juga?Seingatnya ia sudah meminta Pak oja, menjemputnya lalu kenapa tiba-tiba jadi suaminya?

Langkahnya bergerak cepat karena rasa rindunya yang menggebu, ia ingat baru pagi tadi Rony mengabari bahwa waktu kepulangannya dari surabaya harus ditunda karena permasalahan yang ada disana belum juga selesai. Sudah tiga hari, sejak Rony pergi jumat lalu dan pagi tadi, saking kesalnya Salma sampai mematikan secara sepihak Telepon Rony yang masih tersambung Tapi siang ini lihatlah tubuhnya bahkan sudah menubruk Rony yang sudah lebih dulu membuka kedua tangannya. Tenang mereka di dalam mobil, dan mobil Rony tidak menghalangi jalan.

"Masss kenapa sih nyebelin banget" ucap Salma langsung ketika ia sudah masuk ke dalam mobil milik suaminya itu. Bahkan kini Salma sudah mulai mengeluarkan nada merengeknya, Rony mengecup berkali-kali pucuk kepala istrinya itu. Walau lelah, nyatanya melihat Salma sekarang sudah menjadi sebuah recharge energi untuknya.

"Kenapa sayang? Hm? nyebelin kenapa?"

"Bilangnya sehari, terus jadi tiga hari, tadi pagi juga malah bohong lagi kalo mau lanjut. Aku gak suka" Kini tangan Salma sudah mulai memukul pelan dada bidang Rony yang sedang di rengkuhnya. Rony hanya menerima saja, karena nyatanya pukulan itu tidak sakit sama sekali baginya.

"Sayang, astaga jangan nangis"

Rony dengan cepat mengangkat wajah Salma yang kini sudah menangis tersedu-sedu. Ini pertama kalinya mereka LDR dan hal itu dilalui tanpa persiapan sama sekali alias mendadak. Hal yang Rony kira hanya akan memakan waktu 1 hari nyatanya membuatnya meninggalkan Salma selama 3 hari. Ditambah ia yang sangat sibuk disana, waktunya memegang Handphonennya nyaris tidak ada. Saat Malam Salma yang pergi istirahat, percayalah dari waktu 3 hari mereka berpisah baru tadi pagi mereka bisa benar-benar melakukan komunikasi suara secara lancar walau berakhir Salma yang marah karena Rony yang membohonginya.

"Mas juga kangen kamu sayang, udah ya jangan nangis. Mas disini sekarang, hm"

"Jangan pergi lagi, aku gak suka gak ada kamu"

"Maaf sayang, maaf"

Salma kembali memasukkan tubuhnya kedalam rengkuhan Rony, entah kapan mobil itu akan beranjak dari sana. Rony tidak mau menganggu Salma yang masih mau di dalam rengkuhannya, lagipula belum ada yang terganggu dengan keberadaan mobilnya disana. Walau akhirnya mereka harus memisahkan rengkuhan itu saat suara perut Salma terdengar.

"Hahaha, sayangnya mas ini laper ternyata"

"Makan yuk, Aku belum makan dari pagi"

"Aduhh" Salma dengan cepat menutup mulutnya saat mata Rony berubah jadi tajam.

"Sayang?"

"Mas ayo jalan, aku udah bilang mau ke lunar" Salma dengan cepat mengalihkan pandangannya. Memasang sabuk pengaman itu pada tubuhnya dan menatap parkiran didepannya.

Rony masih belum bergeming, Tatapannya masih mengarah pasti ke arah Salma yang ia yakin sadar bahwa ia sedang menatap ke arahnya. "Kamu gak mau jelasin maksudnya belum makan dari pagi apa?"

"Sayang"

"Salma" Panggil Rony saat pertanyaannya tak kunjung dapat jawaban.

"Salmara Laluna Samudera"

"Maaf"

"Buat apa?" suara Rony kini terdengar dingin. "Liat ke aku coba"

Salma menggeleng pelan, Bibirnya kini sudah cemberut. Ia takut dan merasa bersalah bersamaan. "Maaf mas"

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang