66.

15.2K 797 51
                                    




Waktu yang berjalan itu kini berhenti bagi Rony, ketika bisikan lirih itu berhasil membuat Dunia Rony kini terasa gulita. Tatapannya bertemu dengan mata yang kini tertutup, tak lagi menatapnya dengan sendu. Tangannya yang gemetar itu kini terbawa untuk menyentuh wajah cantik yang kini terlelap, dengan tenang.

Air matanya luruh bersamaan dengan belaian tangannya, Kepalanya menggeleng cepat dengan apa yang mungkin kini ia hadapi.

Tuhan , tolong katakan ini bukanlah sebuah kenyataan.

"Sayang, Enggak, Sayang"

"Mas tau kamu pasti capek, tapi jangan gini sayang. Mas gak bisa"

"Sayang, bangun"

"Bangun"

"Jangan tinggalin Mas sayang"

"Jangan lakuin ini ke Mas sayang, Mas gak siap untuk kehilangan kamu, Gak akan pernah siap sayang. Tolong kembali sayang, jangan tinggalin Mas, Jangan Sayang, Jangan"

"Sayang, Tolong"

"Tolong"

Racauan yang awalnya berhasil memenuhi seluruh ruangan itu kini terdengar begitu lirih, menjadi sebuah bisikan penuh rasa pesakitan. Rasanya semua yang mendengarnya tentu akan ikut masuk kedalam sebuah relung kesedihan yang tak akan berkesudahan.

"Dok, Tolong, Dokter!"

"Dok, Tolong, Dokter!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












































"Mas"

"Aku gapapa, Sebentar aja, Aku ngantuk Mas"








_______


Tatapannya ia biarkan terpaku, genggamannya ia biarkan terus tertaut, Lirih suaranya ia biarkan untuk terus menerus melangitkan jutaan untaian doa yang tak pernah terhenti. Rony membiarkan semuanya, agar segala tujuan baik untuk Salma selalu tercapai.

Rony tidak mengalihkan sama sekali fokusnya pada wanitanya setelah kembali dari me-adzani putranya sementara Salma dipindahkan kembali ke ruang rawat seperti semula. Walau Dokter Vina sudah mengonfirmasi bahwa keadaan Salma baik-baik saja serta stabil setelah tadi Salma sempat membuat dirinya panik setengah mati karena pada nyatanya istrinya itu hanya tertidur sebentar.

Usapan lembut pada telapak tangan itu kini berhenti ketika kelopak mata didepannya bergerak secara perlahan. Berusaha dengan perlahan menerima banyak cahaya yang merangsek masuk untuk membantu sebuah penerangan.

"Sayang, ini Mas sayang"

"Mas" panggil Salma lirih.

"Ya? Ini Mas sayang. Kamu jangan banyak gerak dulu ya, Mas gak mau kamu kesakitan atau kaya tadi. Mas gak siap sayang, gak akan pernah siap" lirih Rony bersamaan dengan air matanya yang mulai menetes. Pandangannya juga mulai kabur karena derasnya derai yang jatuh, isakan itu kini luruh dari seorang pria yang selama ini terlihat tangguh.

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang