Rony mendudukkan dirinya pada kursi di ruang kerja miliknya yang berada di apartemennya. Dari 4 kamar yang ada disana, satu kamar disulap Rony jadi ruang kerja pribadi, Mungkin itu juga yang membuat Rony dibilang sipaling gila kerja, Karena memiliki ruang kerja dimanapun.
Tangannya bergerak mencari sebuah buku yang ia yakin tersimpan disana, laci-laci di meja itu bergantian untuk terbuka, tangannya juga bergerak mengangkat satu-persatu barang yang terisi diaana. Entah sebuah buku, berkas atau map yang ada tersusun. Sampai tangannya berhenti pada sebuah buku berukuran sedang yang nampak usang terhimpit di tengah-tengah barang lain.
Kini lembar demi lembar buku itu terbuka, senyum dan dahi berkerutnya pun kini bergatian mengisi bagaimana suasana hati yang ia tuangkan pada ekspresi di wajahnya. Sampai lembar dimana ia maksud, itu sampai. Tangannya bergerak membuka lebih jelas saat ia mencapai tujuannya, memandangnya lekat dengan pikirannya yang mendadak penuh.
Tokkk... Tokkk... Tokkkk
"Kak Zar"
Itu suara Nadyffa.
"Masuk Nad"
Pandangannya kini beralih pada adiknya yang baru saja masuk kedalam ruang kerjanya, masih dengan tas yang tersampir di kedua bahunya dan tangan yang sudah bergerak ke arahnya. Sepertinya adiknya itu baru sampai di waktu yang sudah hampir masuk jam makan malam itu.
"Kamu baru pulang? Di anter pak Jaka kan?" Tanya Rony memandang adiknya lekat.
"Iya Kak Zar, lagi kenapa perlu ditanya sih. Kak Zar kan pasti dapet laporan yang lebih update dari Pak Jaka Langsung ya kan." Ucap Nadyffa penuh tuduhan, tapi tuduhan itu bukannya tidak berdasar karena apa yang Nadyffa ucapkan tadi adalah hal yang memang benar adanya. Arrony Kaizar adalah sosok yang protektif, Tapi untungnya tidak sampai melarangnya kemana-mana.
"Ya bisa aja kan kamu sabotase pak Jaka."
"Jelas tetep kalah, uang jajan lebihku dari kak Zar, gimana caranya aku nyogok pak Jaka lebih besar dari Kak Zar? gak mungkin kan"
Kakak beradik itu malah berdebat, Hhhh.
"Oh ya kakak ngapain disini?" Tanya Nadyffa ketika menyadari di meja kerja kakaknya itu tidak terdapat satu pun lembar berkas yang berantakan, map kerja yang terbuka atau sebuah alat elektronik yang membantunya. Meja itu terkesan sepi karena hanya ada satu buku usang yang sedang terbuka didepan Rony.
Rony yang menyadari arah tatapan Nadyffa, menjauhkan buku itu kesamping meja dan perlahan menutupnya. Bahkan kini tangannya sudah bergerak mengapit buku itu untuk tersembunyi di bawah lengannya. "Cari sesuatu aja, Kamu mendingan bersih-bersih sana. Udah makan malam belum? Kalo belum nanti keluar kamar lagi, Kak Salma lagi masak"
Nadyffa mengangkat bahunya acuh ketika Rony tak menjelaskan apapun soal pertanyaannya tadi. "Udah ketemu kok sama Kak Salma tadi didepan. Makanya aku tau kakak disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...