54.

19.4K 1.6K 79
                                    

"Sayang"




















"Mas"


"Sayang, maafin Mas. Mas benar-benar minta maaf" Tangannya kini sudah menggenggam tangan Salma yang terbebas dari selang infus. Menciuminya berkali-berkali, dan mengenggamnya dengan hangat. Rony meringis sendiri saat mendapati perbedaan suhu tubuh antara tangan miliknya dengan milik Salma yang berada di dalam genggamannya.

"Mas ngapain disini? Pekerjaan mas emangnya udah selesai?" Ucap Salma dengan suaranya yang nyaris tak terdengar. Tapi mustahil jika jarak keduanya hanya tersisa beberapa cm.

Rony sadar pertanyaan yang baru saja didengarnya adalah pertanyaan yang menyakitkan untuknya. Ia mungkin tidak tau pasti sebesar apa rasa kecewa Salma terhadapnya tapi pertanyaan itu sudah mewakilkan bahwa ia memang pantas mendapatkan segala rasa kecewa yang ada.

Tangan dalam genggamannya itu Rony bawa untuk kembali ia ciumi, "Sayang, maafin mas. Maaf mas gak ada disamping kamu saat kamu butuh mas. Maaf mas gak datang disaat kamu dan calon anak mas ini cari mas. Maafin mas Sayang"

"Maafin mas" lirih Rony lagi.

Rony tidak tau harus permintaan maaf seperti apa lagi yang harusnya ia katakan pada Salma saat ini, karena ia tau rasanya permintaan maaf saja tidak cukup untuk menebus kesalahan yang ada.

"Mas"

"Ya sayang? kamu butuh apa, butuh sesuatu? atau calon anak kita yang butuh sesuatu. Bilang sama mas" Tangannya sudah terulur pelan mengusap perut Salma yang ia sadari sudah tidak sedatar awalnya. Tubuhnya bergetar, dan hatinya menghangat saat tangan Salma yang lain ikut berada diatasnya. Menuntunnya untuk mengusap lembut dimana tempat buah hatinya itu tumbuh.

Oh tuhan.

"Mas, aku hamil"



Air matanya kembali luruh bersamaan dengan kelopak matanya yang terpejam. Suara bergetar milik Salma membuatnya tak bisa menahan setiap haru.

"Disini ada anak kita mas, Tapi maaf kemarin aku hampir gagal menjaganya mas"

"Sssttt, gak sayang. Kamu gak gagal, bukan kamu. Tapi mas yang gagal menjaga kalian berdua kemarin, Maafin mas. Mas benar-benar minta maaf". Rony meletakkan telunjuknya pada bibir Salma, menghentikan kata maaf yang keluar dari sana. Matanya terpejam sebentar saat kini kedua tangannya sudah berada pada kedua sisi wajah yang terlihat pucat itu.

"Maafin mas ya sayang, kemarin mas terlalu bodoh dengan meninggalkan kalian berdua tanpa kabar sama sekali. Maafin mas karena gak ada disamping kamu saat kamu butuhin mas, maafin mas hampir membuat buah hati kita dan kamu dalam bahaya. Semua salah mas, mas tau kamu pasti kecewa sama mas. Mas cuma mau kamu tau kalau mas benar-benar menyesal atas segalanya, Hukum mas dengan cara apapapun tapi jangan dengan cara meminta maaf kembali pada mas." tutur Rony.

Mata keduanya masih saling terkunci satu sama lain, keduanya masih sama-sama menyelami setiap perasaan yang ada dengan haru yang tercipta. Keduanya masih sama-sama mencoba untuk berada dalam rasa percaya yang sama.

"Mas" panggil Salma dengan kedua tangan yang kini bergerak mengusap kedua mata yang lelah, mengusap peluh yang tercipta dan surai yang tak lagi rapih seperti biasanya.

Suaminya tampak hancur dimatanya, ia kecewa. Jujur saja. Pikirannya kemarin sudah penuh dengan segala hal buruk yang tercipta. ketika setiap usaha mereka dalam mencari berita rasanya tak ada hasilnya. Salma hampir menyerah, tubuhnya melemah karena pikirannya yang kalut dan rasa ingin hidupnya yang tak lagi terlihat. Salma hampir menyerah, sungguh. Tapi ia ingat, ada nyawa lain dalam tubuhnya yang seharusnya ia bela untuk bisa merasakan hak atas hidupnya.

ISLA [Salma X Rony]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang