Salma hampir saja berteriak ketika melihat apa yang didepannya. Wajah, iya wajah.
Wajah Rony.
Astaga kemana guling yang semalam dipeluknya? Kenapa jaraknya dan Rony jadi sedekat ini.
Matanya melirik ke arah bawah, gulingnya masih disana. Masih di pelukannya, tapi.
Dipelukan Rony juga.
Mereka memeluk guling yang sama. !!!
Keterkejutan Salma harus ditunda, ketika suara adzan di handphonennya berbunyi dan tidur Rony terusik.
Rony terlihat mengerjapkan matanya pelan, bangun dari tidurnya. Menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang sebelum menyapa Salma.
"Pagi Sal" suara serak khas bangun tidur terdengar, Salma sedikit merinding. "Maaf soal guling. Saya gak biasa tidur gak pake guling soalnya" ucap Rony mungkin sadar bahwa Salma pasti akan terkejut dengan hal itu.
Tidak ada jawaban dari Salma, sampai Rony mulai beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi. "Kamu mau sekalian mandi Ron? Biar aku siapin baju atau air hangat?"
"Gak usah, saya mau wudhu aja. Kamu tidur lagi aja"
Hilangnya Rony tidak membuat Salma kembali tidur, ditangannya sudah ada handphone yang menyala terang di tengah kamar yang temaram. Lampu utama masih mati, hanya lampu-lampu kecil yang menyala.
"Kenapa gak tidur lagi Sal? Mata kamu bisa rusak kalo main HP gelap-gelapan" Rony kembali ke Ranjang dengan wajah yang lebih segar, rambutnya basah, hal itu yang setidaknya bisa dilihat Salma di tengah cahaya yang terbatas.
"Udah gak ngantuk lagi kok, kamu mau tidur lagi?" Tanya Salma melihat Rony yang hanya terduduk di ranjang tapi matanya seperti mencari sesuatu.
"Sal"
"Ya?"
"Ada air gak ya di kamar kamu?"
"Eh kamu mau minum ya? Bentar aku lupa di sofa airnya abis kemarin. Bentar ada kok di meja di Walk in Closet , bentar ya" Salma bangun dengan terburu-buru , ia benar-benar lupa memindahkan teko kaca itu ke meja sofa di yang dikamarnya.
Tapi Salma terlalu terburu-buru, ia lupa tubuhnya masih dililit selimut dan ya, ia terjatuh tepat disamping ranjang.
"Aduhh"
"Sal, kamu gapapa ?" Rony berlalu dengan cepat, kini sudah ada di depan Salma yang terduduk dengan selimut di kakinya.
"Sakittt" Salma merengek, untuk pertama kali pada Rony.
"Kamu kan bisa pelan-pelan Sal. Jadi jatuh kan" kata Rony kini membantu melepaskan kaki Salma dari selimut yang terbelit itu. "Sakit banget? Perlu di urut gak?"
"Enggak deh kayanya, cuman kesandung biasa juga" Salma mengatakan tidak apa-apa tapi bibirnya itu masih mengerucut.
"Yaudah ayo bangun, jangan kelamaan dibawah dingin" Rony mengulurkan tangannya membantu Salma untuk kembali duduk di atas Ranjang. "Kamu duduk disini aja, biar aku ambil sendiri"
Rony menyerahkan segelas air ke arah Salma , sekarang malah jadi Salma yang minum duluan. Rony menyadari tidak ada gelas lain ketika Salma mengembalikkan gelas yang masih ada setangah itu.
"Kamu gak jadi minum?"
"Gak ada gelas lagi"
"Eh?"
Bukan, Salma bukan kaget karena ucapan Rony. Tapi lebih ke tindakan Rony sekarang, Pria itu tidak konsisten. Bagaimana bisa setelah punya alasan kenapa tidak jadi minum, pria itu malah menghabiskan air dari gelas Salma sekarang. "Saya haus"
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...