Rony terbangun dengan keadaan yang masih sama, kepalanya masih pusing walaupun tidak seberat Pagi tadi. Tangannya mengambil handuk kecil yang bertengger di dahinya, siapa yang melakukannya? Salma?
Belum sempat pikirannya kembali mengelana, saat pintu kamarnya kembali terbuka dengan Salma yang membawa wadah lain berisi kompresan, perempuan itu sepertinya berniat untuk menggantinya.
"Eh udah bangun Ron"
Salma berjalan mendekat, menaruh wadah berisi air untuk kompresan di atas nakas lalu tangannya langsung beralih pada dahi Rony. Tentu saja pergerakan yang tiba-tiba itu membuat Rony sedikit kaget. Walau akhirnya Rony bisa dengan cepat biasa saja, agar tidak terlalu kentara.
Oh ya jangan salah paham, pintu kamar Rony sudah Salma tahan dengan barang agar terbuka.
"Masih lumayan panas, tapi gak separah tadi. Aku lagi order plester penurun panas. Kamu mau makan apa buat minum obat siang?"
"Kamu masih disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Salma, Rony malah menanyakan soal keberadaan Salma yang masih ada di unitnya.
"Aku gak mungkin ninggalin orang yang lagi sakit sendiri Ron"
"Kamu mau kemana?" Tanya Salma lagi ketika Rony akan beranjak dari ranjangnya. "Toilet"
"Biar aku bantu"
"Saya bisa sendiri Sal, mending kamu selesain pekerjaan kamu yang tertunda gara-gara harus ada disini" ucap Rony sembari melangkahkan kakinya kearah kamar mandi kamarnya dengan perlahan. Jalannya sedikit terhuyung tetapi dia berhasil masuk ke dalam kamar mandi itu.
Salma menghembuskan nafasnya pelan, sekarang bukan waktu yang tepat untuk membahas perihal kemarin apalagi Rony masih sakit.
Cukup lama Rony berada di kamar mandi entah apa yang dilakukannya disana. Sementara Salma merapihkan wadah-wadah bekas mengompres Rony dan kembali membawanya keluar.
Keluarnya Salma dari kamar Rony bersamaan dengan masuknya Nadyffa kedalam unit appartment, mereka saling memeluk sekilas. "Kak Salma makasih banyak ya, maaf kalo jadi ngerepotin"
"Gak papa kok Nad, mumpung aku lagi bisa juga."
"Oh ya Kak Zar dimana?"
"Tadi ke toilet, gak tau sekarang dimana. Oh ya kamu beli kan titipanya?" Tanya Salma ketika melihat keberadaan beberapa plastik di tangan Nadyffa.
"Beli kok sama buah-buahan. Aku juga beli makan siang buat kakak. Pasti kakak belum makan siang kan?"
Salma mengangguk "yaudah kamu ke Rony dulu gih, aku siapin makan siangnya dulu biar dia makan siang terus minum obat"
Perginya Nadyffa ke arah kamar Rony membuat langkah kaki Salma kini beralih menuju ke dapur. Menyiapkan makan siang untuk Rony yang menunya masih diisi oleh bubur. Sebenarnya Salma bisa saja membuatnya sendiri tapi dirinya tak menemukan apapun didalam kulkas milik Rony selain air mineral dan beberapa kopi kemasan siap minum.
Salma kembali memasuki kamar Rony menemukan Rony yang menyender di ranjang dengan Nadyffa yang masih berdiri di samping ranjang dengan tangan bersedekap, sepertinya sedang mengomel.
"Kakak tuh ya aturan ngabarin kalo sakit, masa aku dapet kabarnya dari kak Daniel atau seenggaknya pulang ke rumah kan bisa minta jemput supir. Kalo dirumah kan masih bisa ditungguin mbok, sekarang malah jadi ngerepotin Kak Salma yang pasti jadwalnya juga banyak".
Benar kan, Nadyffa pasti sedang mengomel. Hanya saat-saat seperti ini Nadyffa berani mengomeli kakak laki-lakinya itu. Saat-saat lain tidak mungkin, atau jatah uang bonus bulanannya bisa raib.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISLA [Salma X Rony]
RomancePerjodohan antar dua keluarga rasanya bukan hal yang tabu. Karena nyatanya berbagai kisah klasik sebuah perjodohan itu sudah ada banyak kisahnya. Lantas apa kali ini perjalanannya juga masih akan sama? apakah permasalahan yang dihadapi juga seperti...