***
Udah tau miskin, yang harusnya dipikirin itu cara cari duit! Jangan selangkangan mulu!—Elvano Rama Dirgantara—
*
*
*Di sinilah mereka sekarang, di halaman sekolah dengan langkah kecil yang berayun cepat. Selepas terjatuh dari pohon, ke empat gadis itu di hukum oleh sang Ketos untuk berlari memutari halaman AHS yang luasnya tak kira-kira.
Seharusnya yang terkena hukuman adalah Letta dan Saci, tapi sepertinya dua orang lain ikut terhukum karena sebuah kata solidaritas. Letta di hukum karena memang dia yang bersalah, Saci di hukum karena gadis itu mencoba menyelamatkan Letta dari kesalahannya.
Sementara Anya dan Nayla di hukum karena ikut membela Letta dan Saci. Mereka bilang kita berdua juga salah, jadi jangan hukum Letta sama Saci aja dong, nggak adil. Kita salahnya karena ikutan lari, harusnya 'kan kita cegat Letta biar nggak lari. Dan ya, si Ketos memutuskan untuk menghukum ke empatnya sama rata.
"Satu putaran terakhir!" seru Kenan melirik arlojinya.
Sepuluh putaran mereka habiskan untuk memutari halaman yang luasnya seperti terminal bus itu. Salah satu keberuntungannya adalah cahaya matahari yang tak terlalu terik akibat musim hujan.
Saci menjatuhkan dirinya di bawah pohon dengan keringat membanjiri tubuhnya. Nafasnya memburu, dadanya naik turun kelelahan. "Air! Air! Aiiiiirr!"
Ketika merasakan sesuatu yang dingin menempel di dahinya, seketika dia duduk tegap. "Eh!"
"Nih, minum!" Agam memberikan sebotol air mineral dingin kepada gadisnya dengan senyum tipis.
Saci tersenyum manis, tangannya terulur untuk menerima botol itu. "Makasih," katanya lalu menegak air hingga sisa setengah botol.
"Anjir lo Ken! Nggak ada hukuman laen apa?! Pegel ni kaki gue!" sungut Letta memijat kakinya. Tatapannya menghunus tajam ke arah Kenan.
"Tadi aja pas kabur semangat, giliran di hukum letoy," balas Kenan menyindir.
Sementara di sisi lain, Anya yang duduk bersandar pada pohon tengah menyeka keringatnya. Memejamkan mata seraya menikmati tiupan angin yang menyejukkan. Ini yang ke dua kalinya dia di hukum, dan ia rasa mendapatkan hukuman tak seburuk itu.
"Nih, minum!" Mata Anya terbuka ketika sebuah bariton menginterupsi. Di lihatnya seorang lelaki yang selalu mengoceh itu menyodorkan sebotol air mineral pada nya.
"Kalo nggak minum, dehidrasi ntar," ujar Vano ketika botolnya tak kunjung di ambil.
Membenarkan perkataan Vano, Anya mengambil botol air itu dan menegaknya. "Makasih."
Vano tersenyum simpul. "Sama-sama." Pemuda itu menolehkan kepalanya hingga mendapati adiknya yang sedang mengomel tak jelas di seberang. Dia mengambil botol air satunya dan melemparnya pada Letta. "Woy Let! Tangkep!"
Refleks, Letta menangkap botol air itu. "Wuishh. Makasih Van!"
Haha senangnya punya Abang baek! pekik Letta dalam hati. Ketika hendak meminum air pemberian Vano, seseorang merebutnya dan menegak minuman itu hingga tandas.

KAMU SEDANG MEMBACA
4 Girls [ END ]
Teen FictionApa jadinya jika 4 gadis berbeda karakter dijadikan satu??? Ada tiga kemungkinan: 1.Kemungkinan pertama, mereka akan saling cakar mencakar alias nggak akur. 2.Kemungkinan kedua mereka akan saling diam seperti orang asing. 3.Dan kemungkinan yang ke t...