***
Orang pintar tak selamanya pintar dan orang bodoh tak selamanya bodoh
*
*
*"MAMI!!!"
Pukul 07.00 tepat, seorang gadis menyibak selimutnya kasar, beranjak dari ranjang, dan berlari menuju kamar mandi. Kepalanya sedikit berdenyut, hampir saja terjatuh jika ia tak segera memegang knop pintu. Gadis itu segera menggelengkan kepalanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata. Mengguyur badan secepat kilat, kemudian menggosok gigi.
"Ci, kamu di mana, Nak? Kenapa teriak-teriak?" seru wanita paruh baya yang sedikit terburu-buru. Rautnya terlihat khawatir.
Gadis itu membuka pintu kamar mandi masih dengan sikat yang ia kunyah. "Mwamwi kok nggak bwlangunin aku sii!"
Wanita yang dipanggil Mami itu menghela napas. "Kamu ini, Mami kira ada apa. Sana kumur-kumur dulu! Busanya ke mana-mana itu."
"Hehe, eh iya."
"Abis ini turun sarapan, Mami tunggu di bawah."
.
"Buah udah, minum juga udah."
Langkah mungil gadis bermata bulat itu sedikit terburu-buru menuruni tangga. "Haduuuh Saci telat bangun lagi nih, Mami sih nggak bangunin."
Tangan mungilnya mengambil sepotong sandwich di piring dan melahapnya sambil berlari. "MANGPIR ANTERIN SACI!"
Hampir saja kakinya melangkah keluar pintu, tiba-tiba ia berbalik dan menghampiri Maminya lagi. Ada yang kelupaan!
Gadis itu menyalami tangan Maminya dan berpamitan, tak lupa mencium kedua pipi Maminya.Namanya Arsaci Putri Adhitama panggil saja Saci. Gadis polos yang berusia 17 tahun, tingginya 155cm, rambutnya sebahu, berkulit putih, bibirnya pink alami, dan jangan lupa senyumnya yang manis. Yang paling orang orang sukai darinya adalah sifatnya yang ramah.
****
"Ayo Nay! Lebih cepat! Lebih cepat lagi!"
Tangan dan kakinya terus berayun, tatapan matanya terus menuju ke depan seolah di sanalah ada hal yang ia inginkan. 15 menit sebelum bel berbunyi.
Klik
"Yak!"
Di tengah napasnya yang tak beraturan gadis itu sedikit terbatuk. "Berapa lama, Pak?"
"12,45 detik, hebat Nay hebat!"
"Orang tua kamu pasti bangga punya putri atlet hebat seperti kamu," kata Pak Bandi.
Gadis atlet itu mengelap keringat yang sudah membanjiri pelipisnya dengan handuk kain, sedikit tersenyum. "Semoga aja Pak."
"Ya sudah, sekarang kamu bisa istirahat!"
Gadis itu mengangguk, membuka botol mineral dan meneguknya hingga seperempat. Melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan. 07.10 masih ada lima menit sebelum bel berbunyi. Gadis berkuncir kuda itu berjalan menuju ruang ganti khusus atlet putri. Mandi dan segera mengganti pakaian olahraganya dengan seragam.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Girls [ END ]
Fiksi RemajaApa jadinya jika 4 gadis berbeda karakter dijadikan satu??? Ada tiga kemungkinan: 1.Kemungkinan pertama, mereka akan saling cakar mencakar alias nggak akur. 2.Kemungkinan kedua mereka akan saling diam seperti orang asing. 3.Dan kemungkinan yang ke t...